Wall Street Hijau: Nvidia Melonjak dan Drama Suku Bunga The Fed
Wall Street bangkit dipimpin oleh Nvidia dan sektor energi. Simak analisis lengkap tentang laporan keuangan AI dan kebijakan The Fed di sini.
Jakarta, Gotrade News - Pasar saham Amerika Serikat kembali menunjukkan pergerakan yang dinamis pada perdagangan hari Rabu tanggal 20 November 2025. Setelah sempat mengalami tekanan, indeks utama Wall Street akhirnya berhasil ditutup di zona hijau. Kenaikan ini sekaligus mematahkan tren penurunan selama empat hari berturut-turut yang sempat membuat para investor khawatir.
Indeks S&P 500 tercatat naik 0,4 persen setelah sempat berfluktuasi tajam sepanjang hari. Pergerakan ini memberikan sedikit kelegaan bagi pasar yang belakangan ini diguncang oleh kekhawatiran bahwa harga saham sudah terlalu tinggi. Selain itu ada juga kecemasan bahwa bank sentral AS atau The Federal Reserve mungkin tidak akan memangkas suku bunga sebanyak yang diharapkan sebelumnya.
Namun perhatian utama investor saat ini tertuju pada satu nama besar yaitu Nvidia. Sebagai perusahaan yang kini menjadi barometer tren kecerdasan buatan atau AI, pergerakan saham Nvidia memiliki dampak yang sangat signifikan terhadap arah pasar secara keseluruhan. Mari kita bedah lebih dalam apa arti pergerakan ini bagi portofolio investasi kamu.
Nvidia dan Pertaruhan Besar Kecerdasan Buatan
Fokus pasar masih sangat terpusat pada NVIDIA Corporation. Saham perusahaan pembuat chip ini naik 2,8 persen menjelang laporan keuntungannya yang sangat dinanti. Mengapa laporan ini begitu penting? Menurut data yang dikutip dari AP News, Nvidia telah tumbuh menjadi saham terbesar di Wall Street dan nilainya sempat menembus angka 5 triliun dolar AS.
Kapitalisasi pasar atau total nilai saham perusahaan yang beredar sebesar itu berarti pergerakan Nvidia memiliki efek yang lebih besar pada indeks S&P 500 dibandingkan saham lainnya. Dalam beberapa hari Nvidia bahkan bisa sendirian menentukan arah indeks.
Berikut adalah grafik yang menunjukkan volatilitas dan pertumbuhan Nvidia sepanjang tahun ini.

Salah satu cara Nvidia dapat meredam kritik bahwa harga sahamnya sudah terlalu mahal adalah dengan terus mencetak keuntungan yang lebih besar. Hal ini penting karena harga saham cenderung mengikuti pertumbuhan laba dalam jangka panjang.
Seperti yang dilaporkan oleh AP News, Nvidia berhasil melaporkan keuntungan yang lebih kuat dari perkiraan analis untuk kuartal terbarunya. CEO Nvidia Jensen Huang bahkan menyatakan bahwa kita telah memasuki siklus positif AI. Perusahaan juga memproyeksikan pendapatan sekitar 65 miliar dolar AS untuk kuartal saat ini yang mana angka tersebut melampaui ekspektasi pasar.
Keberhasilan Nvidia menjadi sinyal penting bagi tren teknologi AI secara luas. Perusahaan lain seperti Alphabet Inc. dan Palantir Technologies Inc. juga turut merasakan dampaknya karena mereka menggunakan chip Nvidia untuk meningkatkan kapabilitas AI mereka. Namun ada kekhawatiran yang muncul di kalangan kritikus bahwa lonjakan investasi AI ini mirip dengan gelembung dot-com yang pecah pada tahun 2000 silam.
Sinyal Beragam dari Sektor Ritel dan Energi
Di luar sektor teknologi ada pergerakan menarik dari sektor lain yang memberikan gambaran beragam tentang kondisi ekonomi AS. Constellation Energy memimpin pasar dengan kenaikan 5,3 persen setelah Departemen Energi AS mengumumkan pinjaman 1 miliar dolar AS untuk membantu memulai kembali pembangkit listrik tenaga nuklirnya di Three Mile Island.
Di sektor ritel hasil yang dilaporkan cukup kontras. Lowe's Companies, Inc. mencatat kenaikan saham sebesar 4 persen setelah peritel perlengkapan rumah tangga ini melaporkan keuntungan musim panas yang lebih kuat dari perkiraan analis. Hal ini memberikan sinyal positif bahwa konsumen masih bersedia mengeluarkan uang untuk perbaikan rumah.
Sebaliknya Target Corporation justru mengalami penurunan tajam sebesar 2,8 persen. Menurut laporan AP News, Target mencatatkan pendapatan yang lebih lemah dari perkiraan untuk kuartal terakhir dan memberikan isyarat bahwa tantangan mungkin akan berlanjut hingga musim belanja liburan yang kritis. Perbedaan kinerja antara Lowe's dan Target ini menunjukkan bahwa pola belanja konsumen AS saat ini sangat selektif.
Teka-teki Suku Bunga The Fed dan Data Tenaga Kerja
Selain laporan keuangan perusahaan, investor juga sedang menunggu data makroekonomi yang krusial. Para pedagang saham sedang bersiap menghadapi laporan pekerjaan dari pemerintah AS yang akan dirilis pada hari Kamis. Data ini akan menunjukkan berapa banyak pekerjaan yang diciptakan atau hilang yang menjadi indikator utama kesehatan ekonomi.
Pasar tenaga kerja yang melambat tahun ini telah mendorong The Fed untuk memangkas suku bunga utamanya sebanyak dua kali. Suku bunga yang lebih rendah biasanya dapat memberikan dorongan bagi ekonomi dan harga investasi. Harapan di Wall Street sebelumnya adalah akan ada lebih banyak pemangkasan termasuk pada pertemuan The Fed bulan Desember mendatang.
Namun beberapa pejabat The Fed mulai mengisyaratkan bahwa mereka mungkin harus menahan suku bunga bulan depan. Alasannya adalah inflasi yang masih membandel di atas target 2 persen milik The Fed. Perlu diketahui bahwa menurunkan suku bunga saat inflasi masih tinggi dapat memperburuk kenaikan harga barang.
Situasi ini tercermin di pasar obligasi dimana imbal hasil atau yield obligasi Treasury 10-tahun tertahan di angka 4,12 persen. Risalah dari pertemuan terakhir The Fed menunjukkan bahwa banyak pejabat menyarankan untuk mempertahankan suku bunga tetap stabil hingga tahun 2025. Bagi investor saham ini adalah sinyal untuk tetap waspada karena kebijakan The Fed sangat mempengaruhi likuiditas di pasar.
Kami di Gotrade menyarankan kamu untuk terus memantau perkembangan ini karena volatilitas pasar masih mungkin terjadi dalam waktu dekat seiring dengan rilis data ekonomi terbaru.
Referensi:
- AP News, Wall Street swings through another erratic day ahead of a couple of crucial tests. Diakses pada 20 November 2025
- Featured Image: Shutterstock
Disclaimer
PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.