Trend Following untuk Pemula: Cara Menentukan Entry Saham yang Lebih Aman
Banyak trader pemula bingung kapan harus masuk ke suatu saham. Padahal salah satu pendekatan paling sederhana dan efektif adalah trend following, yaitu strategi mengikuti tren yang sedang berlangsung.
Alih-alih menebak puncak atau dasar harga, trend following membantu kamu masuk ketika tren sudah jelas dan probabilitas sedang berpihak.
Lewat artikel ini, Gotrade sudah menyiapkan panduan praktis untuk memahami trend following dan cara menentukan entry saham yang lebih terukur.
Mengenal Trend Following
Trend following adalah strategi trading yang fokus mengikuti arah tren harga yang sedang berlangsung. Konsep ini sangat populer karena mudah dipahami, makanya cocok untuk pemula. Jika tren naik, trader mencari peluang beli. Jika tren turun, trader menunggu atau mencari posisi keluar.
Cara Melihat Tren Menggunakan Moving Average
Moving Average (MA) adalah dasar dari strategi trend following. Dengan melihat posisi harga terhadap MA, kamu bisa membaca tren secara langsung.
Cara membaca tren
- Harga di atas MA 50 → tren naik
- Harga di bawah MA 50 → tren turun
- MA 20 di atas MA 50 → momentum bullish menguat
- MA 20 di bawah MA 50 → momentum bearish
MA membantu kamu menghindari entry saat pasar sedang sideways atau tidak jelas arahnya.
Gunakan Higher High & Higher Low untuk Validasi Tren
Selain MA, price action sederhana membantu kamu mengenali struktur tren, dikutip dari Investopedia.
Pola tren naik yang sehat
Harga membentuk higher high (HH) dan kemudian terkoreksi membentuk higher low (HL). Entry ideal biasanya berada di sekitar higher low, saat harga memantul dari support.
Pola tren turun
Lower high (LH) dan lower low (LL). Untuk trend following, tren turun sebaiknya dihindari oleh trader pemula.
Cara Entry Menggunakan Trend Following
1. Menunggu Pullback ke Area Support
Entry terbaik bukan saat harga sudah terlalu tinggi, tetapi saat harga kembali ke area support dalam tren naik. Support bisa berupa:
- MA 20 atau MA 50
- Trendline
- Area demand sebelumnya
Contoh simpel: Saham berada di atas MA 50 → harga turun mendekati MA 20 → candlestick memantul → entry dilakukan saat konfirmasi bullish.
2. Entry pada Breakout Level Penting
Breakout terjadi ketika harga berhasil menembus resistance yang sebelumnya kuat. Ini menandakan tren naik siap lanjut.
Cara aman untuk pemula:
- Tunggu candlestick penembus (breakout)
- Tunggu satu candlestick konfirmasi (pullback kecil)
- Baru entry setelah harga bertahan di atas resistance
Breakout tanpa konfirmasi sering memberi sinyal palsu, jadi sabar adalah kuncinya.
3. Menggunakan MACD untuk Konfirmasi Momentum
MACD membantu memastikan bahwa momentum tren benar-benar menguat saat kamu entry.
Sinyal entry trend following menggunakan MACD:
- MACD crossover bullish (garis MACD naik menembus garis sinyal)
- Histogram membesar
- MACD di atas garis 0
Kombinasi MA + MACD adalah pasangan paling mudah untuk pemula.
4. Gunakan RSI untuk Menghindari Beli di Puncak
Trend following tidak berarti membeli saham yang sedang “panas” di puncaknya.
Pakailah RSI sebagai filter:
- RSI 50–60 → momentum sehat untuk entry
- RSI > 70 → overbought, risiko koreksi tinggi
- RSI < 30 → bukan tren, biasanya reversal atau sideways
RSI membantu kamu mendapatkan entry yang lebih aman dalam tren naik.
Checklist Entry untuk Trader Pemula
Sebelum entry, pastikan 5 hal ini terpenuhi:
- Harga berada di atas MA 50 → tren naik valid
- MA 20 menanjak → momentum mendukung
- Higher low baru terbentuk → area entry lebih aman
- RSI tidak overbought → hindari beli di puncak
- MACD menunjukkan momentum bullish → konfirmasi kuat
Checklist ini membantu mengurangi sinyal palsu dan menghindari entry impulsif.
Kesalahan Umum Trader Pemula Saat Trend Following
1. Masuk terlalu cepat
Banyak pemula masuk sebelum tren benar-benar terbentuk. Pastikan harga sudah membuat higher high atau berada di atas MA.
2. Mengejar harga
Jika harga sudah naik terlalu tinggi, tunggu pullback. Mengejar harga berisiko tinggi terseret koreksi.
3. Tidak memakai stop-loss
Trend following membutuhkan proteksi risiko yang jelas, seperti kata IG Group. Maka, tempat stop-loss yang umum:
- Di bawah higher low
- Di bawah MA 20
- Di bawah support terdekat
4. Tidak mengikuti aturan exit
Trend following bukan hanya soal entry. Tren bisa berubah kapan saja, jadi ikuti exit rule seperti:
- Harga turun di bawah MA 50
- MACD bearish crossover
- Struktur higher low patah
Contoh Sederhana Trend Following di Saham AS
Misalnya kamu menganalisis saham Microsoft (MSFT):
- Harga berada di atas MA 50 selama 3 minggu
- Terjadi pullback ringan ke MA 20
- RSI berada di level 55
- MACD histogram mulai membesar
Ini adalah contoh kondisi ideal untuk entry trend following yang relatif aman. Kamu tidak perlu memprediksi puncak atau dasar. Fokuslah pada tren yang sedang berjalan.
Kesimpulan
Trend following adalah strategi trading sederhana yang mengikuti tren pasar tanpa harus menebak pergerakan harga. Dengan menggunakan MA, RSI, MACD, dan struktur tren dasar seperti higher high dan higher low, pemula dapat menentukan entry saham dengan lebih terukur dan tidak emosional.
Kalau kamu ingin mempraktikkan strategi trend following pada saham dan ETF AS, kamu bisa mulai berinvestasi di Gotrade Indonesia!
Hanya dengan deposit awal US$5, pembelian saham mulai US$1, dan fleksibilitas trading 24 jam / 5 hari. Klik tombol di bawah untuk mulai investasi!
FAQ
- Apakah trend following cocok untuk pemula?
Ya. Strateginya sederhana dan fokus pada tren yang sudah jelas. - Berapa timeframe terbaik untuk trend following?
Daily chart adalah pilihan terbaik untuk pemula. - Apa indikator paling penting untuk trend following?
MA untuk tren, RSI untuk filter overbought/oversold, dan MACD untuk momentum.
Disclaimer: PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.