Tapering Adalah: Pengertian serta Dampak pada Saham

Tapering Adalah: Pengertian serta Dampak pada Saham

Bagi investor saham dan obligasi, perubahan kebijakan bank sentral adalah salah satu faktor terbesar yang menggerakkan pasar. Salah satunya adalah tapering, sebuah istilah yang sering muncul setiap kali The Federal Reserve (The Fed) mulai mengurangi stimulus ekonomi.

Banyak pemula masih bingung apa arti tapering dan kenapa pasar sering bereaksi kuat ketika kebijakan ini diumumkan.

Lewat artikel ini, Gotrade sudah menyiapkan penjelasan lengkap tentang tapering, apa itu, bagaimana prosesnya berjalan, dan bagaimana pasar saham maupun obligasi bereaksi secara historis.

Apa Itu Tapering?

Tapering adalah proses pengurangan pembelian aset oleh bank sentral, terutama dalam program Quantitative Easing (QE). QE adalah kebijakan di mana bank sentral membeli obligasi pemerintah dan aset lain untuk menambah likuiditas, menurunkan suku bunga jangka panjang, dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Ketika kondisi ekonomi mulai pulih, The Fed secara bertahap mengurangi jumlah pembelian aset. Langkah inilah yang disebut tapering.

Tapering bukan menghentikan QE secara total, melainkan memperlambat laju pembelian aset hingga akhirnya dihentikan.

Kenapa Tapering Dilakukan

Mengutip Investopedia, tapering dilakukan karena beberapa alasan:

1. Ekonomi mulai pulih

Jika data ekonomi kuat, The Fed tidak lagi perlu menyuntikkan likuiditas sebesar sebelumnya.

2. Inflasi meningkat

Saat terlalu banyak likuiditas, inflasi bisa melonjak. Mengurangi stimulus membantu menekan tekanan harga.

3. Pasar tenaga kerja membaik

The Fed menilai pasar tenaga kerja cukup stabil sebelum mengurangi QE.

4. Normalisasi kebijakan

QE adalah kebijakan darurat. Ketika kondisi kembali normal, The Fed secara bertahap mengurangi stimulus.

Dampak Tapering pada Saham dan Obligasi

1. Dampak ke saham

Saham biasanya bereaksi negatif saat tapering diumumkan, terutama jika pasar kaget.

Alasannya adalah likuiditas berkurang, biaya pinjaman naik secara bertahap, dan investor mengantisipasi kenaikan suku bunga berikutnya.

Namun pada jangka panjang, jika tapering dilakukan karena ekonomi kuat, pasar saham sering pulih kembali.

2. Dampak ke obligasi

Obligasi biasanya paling sensitif terhadap tapering.

Ketika The Fed mengurangi pembelian obligasi, yield obligasi cenderung naik dan harga obligasi turun. Bond ETF durasi panjang menjadi lebih volatile.

Ini terjadi karena permintaan aset obligasi dari The Fed berkurang, sehingga investor meminta yield lebih tinggi.

3. Dampak ke Dollar AS

Dolar cenderung menguat saat tapering karena ekspektasi suku bunga yang lebih tinggi.

4. Dampak ke Market Volatility

Tapering sering meningkatkan volatilitas dalam beberapa minggu karena investor menyesuaikan portofolio terhadap kebijakan baru.

Reaksi Pasar Secara Historis terhadap Tapering

Taper Tantrum 2013

Salah satu contoh paling terkenal terjadi pada 2013 ketika The Fed mengumumkan rencana tapering setelah program QE besar pascakrisis 2008.

Reaksi pasar waktu itu sangat kuat: yield obligasi 10 tahun melonjak, harga obligasi jatuh, dan emerging markets melemah. Saham AS sempat turun, tetapi pulih setelah investor menerima arah kebijakan.

Peristiwa ini disebut “Taper Tantrum” karena pasar bereaksi sangat agresif.

Tapering 2021–2022

The Fed kembali melakukan tapering setelah pandemi COVID-19.

Reaksinya termasuk yield obligasi naik, saham teknologi mengalami koreksi tajam sepanjang 2022, dan inflasi tinggi mempercepat siklus kenaikan suku bunga.

Pasar lebih tertekan karena tapering dilakukan dalam kondisi inflasi ekstrem yang memaksa The Fed lebih hawkish.

Kesimpulan dari dua periode tapering adalah: tapering hampir selalu meningkatkan volatilitas, saham growth biasanya paling tertekan, dan obligasi durasi panjang paling sensitif. Setelah fase penyesuaian, saham AS sering pulih jika ekonomi kuat.

Apa yang Terjadi Setelah Tapering Selesai

Setelah tapering selesai, biasanya dua hal terjadi:

1. The Fed mulai menaikkan suku bunga

Ini adalah tahap berikutnya dalam siklus pengetatan kebijakan.

2. Arah pasar lebih stabil

Setelah ketidakpastian hilang, investor mulai menyesuaikan portofolio dan pasar sering kembali normal.

Cara Investor Menyikapi Tapering

1. Kurangi porsi bond ETF durasi panjang

Karena durasinya tinggi, risikonya lebih besar saat suku bunga naik.

2. Prioritaskan saham dengan fundamental kuat

Perusahaan dengan arus kas stabil lebih tahan terhadap perubahan kebijakan moneter.

3. Gunakan DCA untuk mengurangi stres

DCA membantu menjaga konsistensi saat volatilitas meningkat.

4. Diversifikasi dengan ETF indeks besar

S&P 500 dan Total Market ETF cenderung lebih stabil saat kebijakan moneter berubah.

5. Hindari keputusan panik

Volatilitas yang naik saat tapering biasanya bersifat sementara.

Kesimpulan

Tapering adalah proses pengurangan pembelian aset oleh The Fed dalam program Quantitative Easing. Kebijakan ini dilakukan ketika ekonomi mulai pulih dan inflasi meningkat. Meski sering menimbulkan reaksi negatif jangka pendek, pasar biasanya kembali stabil setelah tapering berjalan konsisten.

Bagi investor saham dan obligasi, memahami tapering sangat penting untuk menilai risiko, menyesuaikan alokasi aset, dan menjaga strategi investasi jangka panjang tetap aman.

Kalau kamu ingin mulai mengakses saham dan ETF AS sambil belajar memahami pergerakan pasar global, kamu bisa memulai di Gotrade dengan deposit awal US$5.

Saatnya beli saham mulai US$1 dan lakukan trading 24 jam/5 hari dengan klik di sini, sekarang!

FAQ

  1. Apakah tapering sama dengan kenaikan suku bunga?
    Tidak. Tapering adalah pengurangan pembelian aset, sedangkan kenaikan suku bunga biasanya terjadi setelah tapering selesai.
  2. Apakah tapering selalu membuat pasar jatuh?
    Tidak selalu. Reaksi awal bisa negatif, tetapi pasar sering pulih jika ekonomi kuat.
  3. Apa dampak tapering pada obligasi?
    Yield naik dan harga obligasi turun, terutama obligasi durasi panjang.

Disclaimer: PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.

Read more