Supply and Demand Trading: Cara Identifikasi dan Indikatornya

Supply and demand trading adalah strategi berbasis keseimbangan pasar antara pembeli dan penjual. Pelajari cara menggambar dan membaca zona reaksinya

Supply and Demand Trading: Cara Identifikasi dan Indikatornya
Freepik.com/@freepik

populer di kalangan trader profesional. Strategi ini tidak sekadar mengandalkan indikator teknikal, tetapi berfokus pada keseimbangan alami antara kekuatan beli dan jual di pasar.

Ketika permintaan (demand) lebih tinggi dari penawaran (supply), harga akan naik. Sebaliknya, jika supply mendominasi, harga akan turun. Dengan memahami area di mana ketidakseimbangan ini terjadi, trader dapat mengidentifikasi potensi titik balik harga dan menentukan entry dengan rasio risiko yang lebih efisien.

Gotrade akan membahas apa itu supply and demand trading, cara menggambar zona dengan benar, strategi entry yang efektif, serta tips membaca indikator untuk memperkuat akurasi analisis.

Apa Itu Supply and Demand Trading?

Supply and demand trading adalah strategi yang menganalisis area harga di mana terdapat ketidakseimbangan signifikan antara tekanan beli (demand) dan jual (supply).

Prinsipnya, melansir Flux Charts, adalah:

  • Zona demand adalah area di mana pembeli kuat masuk dan mendorong harga naik.
  • Zona supply adalah area di mana penjual aktif mendorong harga turun.

Ketika harga kembali ke area tersebut di masa depan, reaksi serupa sering kali terjadi lagi karena pelaku pasar besar (institusi) cenderung menempatkan order mereka dalam jumlah besar di level-level itu.

Pendekatan ini sering digunakan oleh institutional trader dan smart money karena mencerminkan area akumulasi dan distribusi sebenarnya di pasar, bukan sekadar pantulan teknikal biasa.

Cara Mengidentifikasi Zona Supply dan Demand

Membuat zona supply dan demand membutuhkan observasi visual yang cermat. Berikut langkah-langkah dasarnya:

  1. Cari Pergerakan Harga Kuat (Imbalance)
    Perhatikan area di mana harga bergerak cepat dalam satu arah dengan candle besar tanpa banyak retracement. Ini menandakan adanya ketidakseimbangan kuat antara pembeli dan penjual.
  2. Tandai Area Sebelum Pergerakan Cepat Terjadi
    • Area sebelum harga melonjak tajam disebut zona demand.
    • Area sebelum harga jatuh tajam disebut zona supply.
  3. Gunakan Body Candle Sebagai Area Utama
    Fokuslah pada area body candle terakhir sebelum impuls harga besar, bukan hanya shadow-nya, karena di sanalah banyak order institusional ditempatkan.
  4. Gunakan Timeframe Lebih Besar untuk Validasi
    Zona dari timeframe daily atau H4 biasanya lebih kuat dibanding timeframe kecil seperti M15 karena merepresentasikan keputusan dari pelaku pasar besar.
  5. Perhatikan Keseimbangan Volume
    Gunakan indikator volume untuk melihat apakah terjadi lonjakan transaksi ketika harga meninggalkan zona tersebut. Semakin besar volume, semakin valid zona itu.

Contoh Pola Supply dan Demand

  • Rally–Base–Drop (RBD): Pola khas zona supply di mana harga naik, membentuk area datar (base), lalu turun tajam.
  • Drop–Base–Rally (DBR): Pola khas zona demand di mana harga turun, membentuk base, lalu naik cepat.
  • Continuation Pattern: Ketika harga hanya melakukan retrace kecil sebelum melanjutkan arah tren sebelumnya, menandakan zona re-entry potensial.

Strategi Entry di Zona Supply dan Demand

Ada beberapa pendekatan entry yang bisa digunakan saat harga mendekati zona penting:

  1. Conservative Entry (Konfirmasi Dulu)
    • Tunggu harga menyentuh zona dan membentuk sinyal konfirmasi seperti pin bar, engulfing, atau rejection candle.
    • Strategi ini mengurangi risiko false breakout.
  2. Aggressive Entry (Tanpa Konfirmasi)
    • Trader langsung entry begitu harga memasuki zona, dengan stop loss di luar area supply/demand.
    • Potensi reward lebih besar, tetapi risiko juga lebih tinggi.
  3. Entry dengan Indikator Tambahan
    • Gunakan indikator seperti RSI, MACD, atau volume oscillator untuk memastikan kondisi jenuh beli (overbought) di zona supply atau jenuh jual (oversold) di zona demand.
  4. Gunakan Pending Order
    • Banyak trader menempatkan limit order di zona supply/demand yang sudah teridentifikasi agar bisa menangkap reaksi pertama saat harga datang kembali.

Indikator Supply dan Demand yang Populer

Beberapa platform trading menyediakan indikator otomatis yang dapat membantu memetakan zona supply dan demand secara visual.

  • Auto Supply Demand Indicator: Menggambar zona berdasarkan volatilitas dan volume.
  • Order Block Indicator: Mendeteksi area institusional berdasarkan struktur harga.
  • Volume Profile: Menunjukkan area harga dengan volume transaksi tertinggi, yang sering berperan sebagai zona reaksi kuat.

Meski indikator ini berguna, tetap penting untuk melakukan konfirmasi manual agar tidak bergantung sepenuhnya pada sinyal otomatis.

Kesalahan Umum dalam Supply and Demand Trading

  1. Menggambar Zona Terlalu Lebar
    Zona yang terlalu besar membuat entry dan stop loss tidak efisien. Fokus pada area paling padat transaksi.
  2. Tidak Menunggu Konfirmasi Tren
    Trader sering membeli di zona demand saat tren utama masih bearish. Padahal, peluang terbaik biasanya searah dengan tren besar.
  3. Mengabaikan Timeframe Lebih Tinggi
    Zona yang terlihat kuat di H1 bisa jadi tidak relevan jika bertentangan dengan tren di daily chart.
  4. Overtrading di Banyak Zona Sekaligus
    Pilih zona terbaik berdasarkan kombinasi volume dan bentuk candle, bukan semua area kecil yang muncul.

Tips Profesional untuk Supply and Demand Trader

  • Gunakan multi-timeframe analysis: lihat zona besar di daily, dan entry di H1 untuk efisiensi risiko.
  • Catat reaksi harga setiap kali harga kembali ke zona untuk menilai kekuatan area tersebut.
  • Hindari entry kedua kali di zona yang sudah teruji dua kali karena kekuatannya cenderung melemah.
  • Gunakan risk-to-reward ratio minimal 1:2 agar profit tetap seimbang terhadap risiko.

Kesimpulan

Supply and demand trading adalah strategi berbasis keseimbangan alami pasar antara pembeli dan penjual.

Dengan memahami dan memetakan zona supply serta demand secara akurat, trader bisa menemukan titik entry dengan peluang terbaik dan risiko terkendali.

Setelah menguasai konsep ini, praktikkan langsung dengan aman melalui Gotrade, aplikasi investasi global tempat kamu bisa membeli saham AS, ETF, hingga 600+ pilihan options secara mudah dan aman.

FAQ

Apa bedanya supply and demand dengan support dan resistance?
Support dan resistance hanya menunjukkan level harga horizontal, sedangkan supply dan demand menggambarkan area di mana terdapat aktivitas besar pelaku pasar institusional.

Apakah supply dan demand bisa digunakan di semua instrumen?
Ya, konsep ini berlaku untuk saham, forex, komoditas, hingga crypto karena semua pasar digerakkan oleh prinsip yang sama: interaksi antara pembeli dan penjual.

Disclaimer: PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.