Suku Bunga The Fed Desember 2025: Jadi Turun atau Batal?

Peluang pemangkasan suku bunga The Fed Desember 2025 kini 50-50. Perdebatan internal antara inflasi dan pasar kerja memanas di tengah ketidakpastian data.

Suku Bunga The Fed Desember 2025: Jadi Turun atau Batal?

Jakarta, Gotrade News - Apa yang dulunya dianggap sebagai kepastian, kini berubah menjadi situasi yang serba tidak pasti. Rencana pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed) pada bulan Desember mendatang kini peluangnya dianggap setara dengan lemparan koin: 50-50.

Perubahan drastis ini terjadi karena adanya perbedaan pendapat yang tajam di antara para pejabat bank sentral Amerika Serikat tersebut. Mereka terpecah dalam menilai kesehatan ekonomi saat ini: apakah inflasi yang membandel atau pasar tenaga kerja yang melemah yang menjadi ancaman lebih besar?

Bagi kamu investor atau pengamat ekonomi, ketidakpastian ini adalah sinyal penting untuk lebih berhati-hati dalam mengatur strategi keuangan.

Perdebatan Sengit di Internal The Fed

Dalam beberapa pidato sepekan terakhir, terlihat jelas adanya dua kubu utama di dalam tubuh The Fed. Seperti yang dilaporkan oleh AP News, kubu pertama menyuarakan kekhawatiran mendalam mengenai inflasi yang masih persisten. Hal ini senada dengan isu "keterjangkauan harga" yang menjadi topik panas dalam pemilu awal bulan ini.

Susan Collins, Presiden Federal Reserve Bank of Boston, menyatakan bahwa berdasarkan percakapannya dengan berbagai kontak di New England, kekhawatiran tentang harga yang tinggi masih sangat terasa. Menurut Collins, mempertahankan suku bunga acuan di level saat ini (sekitar 3,9%) akan membantu menurunkan inflasi.

Pandangan ini didukung oleh Jeffrey Schmid dari Kansas City Fed. Dalam laporannya, Schmid menyebutkan bahwa kekhawatiran tidak hanya datang dari tarif impor, tetapi juga kenaikan biaya kesehatan, premi asuransi, dan listrik.

Di sisi lain, terdapat kubu yang lebih khawatir pada kondisi pasar tenaga kerja. Gubernur The Fed, Christopher Waller, berargumen bahwa pasar tenaga kerja saat ini "lemah dan mendekati kecepatan macet" (stall speed). Kubu ini cemas bahwa kondisi pasar kerja yang minim rekrutmen (low-hire) bisa memburuk menjadi gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) yang lebih luas.

Ketidakpastian Data dan Reaksi Pasar

Situasi semakin rumit karena minimnya data ekonomi yang akurat akibat penutupan pemerintahan (government shutdown) yang sempat mengganggu arus informasi. Ketua The Fed, Jerome Powell, yang sangat bergantung pada data (data dependent), kini harus mengambil keputusan dengan informasi yang terbatas. Laporan pekerjaan terakhir yang tersedia adalah data bulan Agustus, dan data inflasi untuk bulan September.

Luke Tilley, kepala ekonom di M&T Bank Corporation, mengatakan kepada AP News bahwa perbedaan pendapat ini mencerminkan tingginya tingkat ketidakpastian ekonomi saat ini. Faktor-faktor seperti tarif, perkembangan kecerdasan buatan (AI), serta perubahan kebijakan imigrasi dan pajak turut memperkeruh prospek ekonomi.

Pasar saham pun bereaksi negatif terhadap ketidakpastian ini. Menurut data CME Fedwatch yang dikutip AP News, investor di Wall Street kini menempatkan peluang pemangkasan suku bunga Desember di angka 50-50, turun tajam dari keyakinan 94% pada bulan lalu. Krishna Guha, analis dari Evercore ISI, bahkan memprediksi akan ada jumlah perbedaan pendapat (dissent) yang sangat tinggi dalam pertemuan The Fed pada 9-10 Desember mendatang, yang merupakan kejadian langka sejak era 1992.

Apa Dampaknya Bagi Kamu?

Mungkin kamu bertanya, mengapa perdebatan para pejabat bank sentral di AS ini penting bagi kita? Jawabannya sederhana: biaya pinjaman.

Jika The Fed memutuskan untuk menahan suku bunga dan tidak memangkasnya, biaya pinjaman untuk rumah (KPR) dan kendaraan kemungkinan akan tetap tinggi. Suku bunga AS sering menjadi acuan bagi suku bunga global, termasuk di Indonesia.

Kondisi pinjaman yang mahal ini berkontribusi pada pandangan umum bahwa biaya hidup saat ini terlalu tinggi. Christopher Waller juga mengingatkan para kritikus untuk bersiap melihat keputusan yang mungkin tidak bulat, menandakan bahwa era "pemikiran kelompok" (group think) di The Fed mungkin sedang memudar demi mencari solusi terbaik bagi ekonomi yang sedang berada di persimpangan jalan ini.

Kami di Gotrade menyarankan agar kamu tetap memantau perkembangan data ekonomi terbaru, khususnya laporan pekerjaan yang akan dirilis hari Kamis ini, karena data tersebut bisa menjadi penentu arah kebijakan selanjutnya.

Referensi:

Disclaimer

PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.

Read more