Strategi Long/Short: Portofolio Dua Arah yang Tahan Volatilitas

Strategi Long/Short: Portofolio Dua Arah yang Tahan Volatilitas

Dalam dunia investasi modern, keuntungan tidak selalu datang dari pasar yang naik. Banyak investor profesional justru meraih hasil konsisten di pasar yang fluktuatif dengan strategi long/short equity, pendekatan yang memanfaatkan peluang dari saham yang dinilai terlalu murah (undervalued) sekaligus yang dinilai terlalu mahal (overvalued).

Artikel ini akan membahas apa itu strategi long/short, bagaimana struktur portofolionya dibangun untuk lindung nilai (hedge), serta manfaat diversifikasi risikonya bagi investor jangka panjang.

Memahami Strategi Long/Short

Strategi long/short adalah pendekatan investasi di mana manajer portofolio mengambil posisi long (membeli saham yang diyakini akan naik) dan short (menjual saham yang diperkirakan akan turun) secara bersamaan. Tujuannya adalah memperoleh excess return dengan tetap menjaga eksposur risiko pasar secara seimbang.

Melansir Investopedia, strategi ini banyak digunakan oleh hedge fund dan manajer institusional untuk:

  • Mengisolasi alfa, yaitu keuntungan murni dari keahlian seleksi saham.
  • Mengurangi risiko sistemik yang berasal dari pergerakan pasar keseluruhan.
  • Menjaga stabilitas portofolio di tengah volatilitas tinggi.

Contohnya, seorang investor bisa long pada saham Apple (AAPL) karena prospek AI dan layanan digitalnya, sekaligus short pada saham kompetitor dengan kinerja keuangan melemah. Dengan cara ini, keuntungan akan tetap bisa diperoleh, bahkan ketika indeks pasar sedang turun.

Struktur Portofolio Long/Short Equity

Portofolio long/short biasanya dirancang agar eksposur bersih terhadap pasar tetap terkendali, baik melalui net exposure maupun gross exposure.

1. Net Exposure

Net exposure menunjukkan selisih antara posisi long dan short. Misalnya, jika 60% dana diinvestasikan long dan 40% di short, maka net exposure = +20%. Ini berarti portofolio masih cenderung bullish, tetapi terlindung sebagian terhadap penurunan pasar.

2. Gross Exposure

Gross exposure mengukur total nilai posisi long dan short terhadap total modal. Jika totalnya melebihi 100%, berarti investor menggunakan leverage untuk memperbesar potensi keuntungan (dan risiko).

3. Pair Trade (Long & Short dalam Sektor Sama)

Salah satu bentuk paling populer adalah pair trading, misalnya long pada Microsoft (MSFT) dan short pada Salesforce (CRM).

Kedua perusahaan berada di sektor teknologi, sehingga perbedaan performa bisa mencerminkan efektivitas analisis fundamental, bukan arah pasar secara umum.

Menurut Morgan Stanley Research, strategi long/short yang berbasis sektor atau faktor (seperti value vs growth) dapat menghasilkan kinerja stabil dengan volatilitas yang lebih rendah dibanding strategi long-only tradisional.

Manfaat Diversifikasi Risiko

Strategi long/short dirancang bukan hanya untuk mengejar keuntungan, tetapi juga untuk mengelola risiko dengan disiplin tinggi.

1. Mengurangi risiko pasar (market risk)

Karena posisi short dapat menutupi sebagian kerugian dari posisi long saat pasar turun, strategi ini relatif lebih tahan terhadap guncangan ekonomi.

2. Menyediakan diversifikasi aktif

Berbeda dengan diversifikasi pasif yang hanya menyebar aset, strategi long/short memungkinkan investor menyeimbangkan arah posisi sesuai kondisi pasar dan volatilitas sektor tertentu.

3. Menangkap peluang dua arah

Investor tidak harus menunggu tren naik untuk untung. Saat pasar turun, posisi short bisa memberikan kompensasi keuntungan.

4. Menghasilkan alpha terlepas dari arah indeks

Fokus utama bukan mengikuti pasar, tetapi mengejar keunggulan analisis (alpha generation), misalnya dari earnings surprise, valuasi menarik, atau sentimen jangka pendek.

Risiko Strategi Long/Short

Meskipun fleksibel, strategi ini juga memiliki risiko yang harus diperhatikan:

  • Short squeeze: Saat saham yang di-short justru naik drastis, kerugian bisa menjadi besar.
  • Leverage berlebihan: Penggunaan utang untuk memperbesar eksposur bisa memperburuk dampak negatif.
  • Biaya pinjam saham: Melakukan posisi short memerlukan biaya pinjam, yang dapat menggerus hasil.
  • Timing salah: Jika rotasi pasar terjadi cepat, posisi long/short bisa salah arah meski analisis fundamental benar.

Karena itu, strategi ini biasanya diterapkan oleh investor profesional yang memiliki akses ke sistem manajemen risiko otomatis dan likuiditas tinggi.

Contoh Kasus: Hedge Fund Market-Neutral

Salah satu contoh penerapan sukses adalah market-neutral fund seperti AQR Long-Short Equity Fund. Dana ini mengombinasikan ratusan posisi long dan short di berbagai sektor dengan net exposure mendekati nol.

Hasilnya, portofolio dapat menghasilkan return positif di tahun-tahun ketika indeks S&P 500 mengalami koreksi tajam, bukti efektivitas hedging dan diversifikasi yang diterapkan dengan disiplin.

Kesimpulan

Strategi long/short menawarkan cara cerdas bagi investor untuk menghadapi pasar yang bergerak dua arah. Dengan menggabungkan posisi beli dan jual secara strategis, investor bisa melindungi modal sekaligus mengejar alfa dari ketidakseimbangan harga saham.

Bagi kamu yang ingin mempraktikkan prinsip serupa di pasar global, instal aplikasi Gotrade sekarang dan mulai bangun portofolio yang lebih adaptif terhadap volatilitas, baik saat pasar naik maupun turun.

FAQ

Apa itu strategi long/short?

Pendekatan investasi yang mengambil posisi long pada saham potensial naik dan short pada saham yang diprediksi turun secara bersamaan.

Apa tujuan utama strategi ini?

Menghasilkan keuntungan stabil dengan meminimalkan dampak fluktuasi pasar secara keseluruhan.

Apakah strategi ini cocok untuk investor ritel?

Cocok bagi investor yang memahami risiko short selling dan memiliki disiplin analisis tinggi, terutama lewat platform dengan akses global seperti Gotrade.

Disclaimer

PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.

Read more