Strategi Investasi saat IHSG Turun: Tips Menghadapi Market Correction

Strategi Investasi saat IHSG Turun: Tips Menghadapi Market Correction

Setiap kali IHSG turun tajam, banyak investor langsung panik. Sebagian buru-buru menjual, sementara yang lain bingung apakah harus menambah posisi atau menunggu situasi membaik. Padahal, memahami strategi investasi saat IHSG turun justru bisa membuka peluang untuk memperkuat portofolio.

Dalam fase market correction, reaksi emosional sering kali lebih berbahaya daripada kondisi pasar itu sendiri. Dengan pendekatan disiplin dan strategi defensif yang tepat, investor bisa mengubah volatilitas menjadi momentum untuk menata ulang alokasi aset.

Menurut Bloomberg Indonesia, koreksi pasar yang sehat biasanya berkisar 10–15% dari level tertingginya dan sering kali menjadi fase konsolidasi sebelum tren naik berikutnya.

Memahami Koreksi Pasar dan Penyebab IHSG Turun

Koreksi pasar terjadi ketika indeks seperti IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) turun secara signifikan setelah periode kenaikan panjang.

Penurunan ini bisa disebabkan oleh banyak faktor:

  • Kenaikan suku bunga acuan yang membuat investor beralih ke aset berisiko rendah.
  • Perlambatan ekonomi global yang menekan kinerja ekspor dan pendapatan emiten.
  • Pelemahan nilai tukar rupiah yang meningkatkan beban impor dan utang valas.
  • Aksi ambil untung (profit taking) setelah reli panjang, di mana investor institusi sering melakukan realokasi.

Namun, perlu diingat bahwa penurunan pasar bukan tanda akhir dunia, melainkan sinyal bahwa valuasi saham sedang menyesuaikan ke level yang lebih wajar.

Taktik Menghadapi Koreksi Pasar

1. Fokus pada saham berfundamental kuat

Ketika pasar terkoreksi, saham berkualitas tinggi biasanya ikut turun, memberi kesempatan bagi investor untuk membeli di harga lebih rendah. Carilah emiten dengan:

  • Laba stabil dan neraca sehat.
  • Arus kas positif.
  • Prospek jangka panjang yang solid.

Contoh: saham sektor perbankan besar sering menjadi pilihan utama investor institusi karena fundamentalnya kokoh meski pasar bergejolak.

2. Terapkan strategi averaging down secara bijak

Jika kamu sudah memiliki saham bagus yang ikut turun, pertimbangkan membeli tambahan di harga lebih rendah, tetapi lakukan bertahap, bukan sekaligus.

Strategi ini menurunkan harga rata-rata pembelian dan memaksimalkan potensi saat pasar pulih. Namun, pastikan perusahaan yang kamu pilih tidak mengalami perubahan fundamental negatif.

3. Gunakan strategi defensif

Sektor seperti consumer staples, kesehatan, dan utilitas cenderung lebih tahan terhadap tekanan pasar. Perusahaan di sektor ini menjual produk esensial yang tetap dibutuhkan meski ekonomi melambat.

Selain itu, kamu juga bisa mempertimbangkan:

  • Reksa dana pasar uang atau obligasi jangka pendek untuk menjaga likuiditas.
  • Diversifikasi lintas sektor dan negara agar tidak terlalu tergantung pada pergerakan IHSG.

4. Jaga emosi dan hindari keputusan impulsif

Dalam kondisi volatilitas tinggi, tekanan psikologis bisa membuat investor kehilangan objektivitas. Hindari overreacting terhadap berita negatif jangka pendek.

Gunakan jurnal investasi untuk mencatat alasan kamu membeli suatu saham dan syarat kapan kamu akan menjualnya. Hal ini membantu menjaga disiplin strategi.

Menurut Morningstar, investor yang tetap berinvestasi selama periode volatilitas justru mencatat hasil jangka panjang lebih tinggi dibanding mereka yang keluar dari pasar terlalu cepat.

5. Pantau indikator makro dan momentum teknikal

Perhatikan indikator seperti inflasi, suku bunga, dan arus dana asing. Gunakan juga alat bantu teknikal seperti RSI atau Moving Average untuk mendeteksi kapan tekanan jual mulai mereda.

Momentum ini bisa menjadi acuan awal untuk menambah posisi secara bertahap, terutama di saham-saham unggulan dengan valuasi menarik.

Tips Menjaga Emosi Saat Pasar Bergejolak

Volatilitas tinggi menguji ketenangan setiap investor. Berikut beberapa tips praktis untuk menjaga keseimbangan mental dan finansial:

  • Batasi paparan berita negatif. Terlalu sering memantau pergerakan harga bisa meningkatkan stres dan FOMO.
  • Patuhi rencana investasi. Jika sudah memiliki strategi jangka panjang, fokus pada eksekusi, bukan spekulasi.
  • Gunakan aturan alokasi. Misalnya, simpan 20–30% dana di instrumen likuid agar siap memanfaatkan peluang saat pasar turun.
  • Ingat tujuan jangka panjang. Pasar selalu bergerak dalam siklus; penurunan hanyalah bagian dari perjalanan menuju pertumbuhan berikutnya.

Investor sukses bukan yang selalu benar menebak arah pasar, tetapi yang mampu tetap rasional ketika orang lain panik.

Insight untuk Investor Retail

Bagi investor retail, periode koreksi seperti ini adalah waktu terbaik untuk memperkuat dasar investasi: meninjau portofolio, menilai kembali tujuan keuangan, dan mempelajari sektor-sektor baru yang potensial.

IHSG yang turun sering kali membuka kesempatan membeli saham bagus di harga diskon. Dengan strategi defensif dan disiplin psikologis, kamu bisa memanfaatkan fase ini untuk memperbaiki rasio risiko-imbalan portofolio.

Kesimpulan

Koreksi pasar adalah bagian alami dari siklus investasi. Saat IHSG turun, jangan terburu-buru mengambil keputusan ekstrem. Gunakan strategi investasi saat IHSG turun dengan pendekatan terukur: fokus pada saham kuat, kelola risiko, dan pertahankan disiplin jangka panjang.

Pasar yang turun hari ini bisa menjadi fondasi pertumbuhan besok, asalkan kamu tidak membiarkan emosi mengambil alih logika.

Kelola portofoliomu dengan tenang dan strategis melalui Gotrade, aplikasi yang memudahkan kamu berinvestasi di saham AS dan memantau pasar secara real-time.

Unduh apps-nya dengan klik di sini!

FAQ

1. Apakah waktu terbaik membeli saham saat IHSG turun?

Saat volatilitas mulai menurun dan muncul sinyal stabilisasi harga di saham-saham unggulan.

2. Apakah sebaiknya menjual semua saham saat koreksi?

Tidak. Lebih baik evaluasi fundamental dan perbaiki komposisi portofolio daripada menjual karena panik.

3. Apa saja sektor defensif yang cocok saat pasar koreksi?

Consumer staples, healthcare, dan utilitas biasanya tetap stabil karena produknya selalu dibutuhkan.

Disclaimer

PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.

Read more