Strategi Baru Mastercard untuk CFO Modern di Era AI dan Data
Simak pandangan Mastercard tentang evolusi peran CFO dalam mengelola modal kerja, adopsi AI, serta strategi pembayaran digital untuk stabilitas bisnis
Jakarta, Gotrade News - Dunia keuangan korporasi sedang mengalami perubahan besar yang mungkin luput dari perhatian banyak investor ritel. Posisi Direktur Keuangan atau Chief Financial Officer (CFO) kini tidak lagi sekadar tentang mencatat pembukuan atau melaporkan hasil kuartalan.
Peran ini telah bergeser menjadi ahli strategi yang harus menguasai teknologi dan data untuk menjaga stabilitas perusahaan. Perubahan ini didorong oleh volatilitas ekonomi makro dan perkembangan teknologi yang sangat cepat.
Bagi kamu yang berinvestasi di saham perusahaan besar, memahami bagaimana CFO mengelola uang perusahaan adalah hal krusial. Ini bisa menjadi indikator kesehatan jangka panjang dari emiten yang kamu pegang.
Mengapa Arus Kas dan Data Menjadi Senjata Utama
Fokus utama para pemimpin keuangan saat ini adalah efisiensi modal kerja. Modal kerja atau working capital adalah selisih antara aset lancar dengan kewajiban lancar yang digunakan untuk membiayai operasional sehari-hari.
Menurut Mike Kresse, EVP di Mastercard Incorporated, CFO modern tidak bisa lagi melihat teknologi sebagai ranah yang terpisah. Mereka harus menghubungkan data dan otomatisasi untuk mempertahankan kinerja bisnis.
Kresse menjelaskan dalam wawancaranya dengan PYMNTS bahwa kekhawatiran utama para pemimpin keuangan adalah bagaimana mengelola modal kerja seefisien mungkin. Tujuannya adalah agar uang tersebut bisa diputar kembali untuk pertumbuhan bisnis.
CFO kini menggunakan data internal sebagai sinyal awal arah bisnis. Mereka tidak lagi hanya bergantung pada laporan tradisional yang bersifat retrospektif atau melihat ke belakang.
Data dari jalur penjualan, pengiriman, dan tagihan kini dianalisis secara real-time. Seperti yang dijelaskan oleh Kresse, data ini membantu CFO mendeteksi "bendera merah" atau risiko potensial sebelum menjadi masalah besar yang merugikan perusahaan.
Strategi Pembayaran Digital dan Keamanan Siber
Salah satu inefisiensi terbesar dalam bisnis antar perusahaan atau B2B adalah proses pembayaran yang masih manual. Banyak transaksi masih melibatkan dokumen fisik dan proses rekonsiliasi yang memakan waktu.
Kresse menyebut proses manual ini sangat tertinggal jika dibandingkan dengan kemudahan transaksi konsumen sehari-hari. Peluang besar kini terletak pada digitalisasi data B2B di setiap langkahnya.
Otomatisasi memberikan kontrol lebih baik atas modal kerja. Salah satu alat yang disorot adalah penggunaan kartu komersial.
Kartu komersial memungkinkan pemasok menerima pembayaran lebih cepat untuk menjaga arus kas mereka. Di sisi lain, pembeli mendapatkan waktu tambahan hingga beberapa minggu sebelum harus melunasi tagihan kartu tersebut.
Selain efisiensi, keamanan juga menjadi prioritas utama. Kresse menekankan bahwa risiko siber kini menjadi tanggung jawab CFO juga.
Ancaman peretas tidak pandang bulu terhadap skala perusahaan. CFO harus memperlakukan risiko siber sebagai masalah modal dan kelangsungan bisnis, bukan sekadar masalah departemen IT.
Masa Depan dengan AI dan Keuangan Terintegrasi
Tahun 2025 diprediksi akan menjadi tahun pembelajaran dan eksperimen bagi para pemimpin keuangan. Salah satu tren utamanya adalah embedded finance atau keuangan terintegrasi.
Konsep ini memasukkan kemampuan pembayaran langsung ke dalam sistem yang sudah digunakan oleh tim pengadaan sehari-hari. Hal ini menghilangkan kebutuhan untuk berpindah aplikasi saat melakukan pembayaran atau pembukuan.
Kecerdasan buatan atau AI juga mulai mengambil peran penting. Namun, Kresse memberikan catatan penting bahwa AI hanya akan efektif jika data yang digunakan bersih dan akurat.
Kresse menyarankan agar setiap CFO mulai membiasakan diri dengan alat AI seperti ChatGPT atau Claude. Tujuannya adalah untuk memahami potensi teknologi ini dalam membantu pengambilan keputusan strategis.
Keberhasilan di masa depan akan bergantung pada disiplin data dan kemauan untuk bereksperimen. Bagi investor, perusahaan yang memiliki CFO visioner seperti ini biasanya memiliki fundamental yang lebih kuat dan tahan banting menghadapi gejolak ekonomi.
Referensi:
- PYMNTS, Mastercard Pushes CFOs to Seize Control of Working Capital. Diakses pada 24 November 2025
- Featured Image: Shutterstock
Disclaimer
PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.