Sony & Warner Gandeng AI Klay Vision: Masa Depan Musik Baru?
Sony, Warner, dan Universal resmi bermitra dengan startup AI Klay Vision. Simak dampak revolusi musik ini bagi industri dan saham mereka di sini
Jakarta, Gotrade News - Dunia musik global baru saja mengalami pergeseran besar yang mungkin mengubah cara kamu mendengarkan lagu di masa depan.
Tiga label musik terbesar di dunia akhirnya memutuskan untuk merangkul teknologi kecerdasan buatan atau AI alih-alih melawannya. Langkah ini menandai babak baru di mana teknologi dan seni mencoba berjalan beriringan secara legal.
Bagi kamu yang mengikuti perkembangan industri kreatif dan investasi, kabar ini sangat penting karena menunjukkan bagaimana perusahaan konvensional beradaptasi dengan disrupsi teknologi.
Mari kita bedah apa yang sebenarnya terjadi dan mengapa ini relevan untuk portofolio investasimu.
Kesepakatan Historis dengan Klay Vision
Tiga raksasa industri musik yaitu Warner Music Group Corp., Universal Music Group, dan Sony Group Corporation secara resmi telah menandatangani kesepakatan lisensi dengan sebuah startup yang berbasis di Los Angeles bernama Klay Vision.
Menurut laporan dari Pitchfork, ini menjadikan Klay Vision sebagai startup musik AI pertama yang berhasil mengamankan kesepakatan dengan ketiga label rekaman utama sekaligus beserta divisi penerbitan mereka.
Klay Vision bukanlah pembuat meme berbasis teks atau prompt sederhana seperti yang sering kamu temui di media sosial. Mereka mengembangkan apa yang disebut "Large Music Model".
Istilah ini merujuk pada sistem AI canggih yang dilatih secara khusus menggunakan data musik resmi untuk memahami pola dan struktur lagu. Bedanya dengan alat lain adalah Klay mengklaim hanya menggunakan musik berlisensi untuk melatih sistem mereka.
Dalam pengumumannya di situs web Warner Music Group yang dikutip oleh Al Jazeera, kesepakatan ini bertujuan untuk mengembangkan pengalaman musik bagi penggemar sambil tetap menghormati hak cipta artis dan penulis lagu.
CEO Klay Vision Ary Attie menegaskan bahwa teknologi mereka dirancang untuk meningkatkan kreativitas manusia dan bukan untuk menggantikannya. Ini adalah pendekatan yang jauh lebih etis dibandingkan gelombang awal AI generatif yang sering kali mengambil data tanpa izin.
Dari Lawan Menjadi Kawan Strategis
Langkah ini menarik karena sebelumnya hubungan antara label musik dan perusahaan AI sangatlah panas. Seperti yang dilaporkan oleh Al Jazeera, Warner, Universal, dan Sony sempat menuntut Suno dan Udio pada tahun lalu.
Dua perusahaan tersebut adalah pembuat alat pembuat lagu populer yang dituduh mengeksploitasi rekaman artis tanpa kompensasi. Namun narasi "perang" ini perlahan berubah menjadi negosiasi bisnis yang strategis.
Warner Music Group misalnya, baru saja menyelesaikan sengketa hukumnya dengan Udio pada hari Rabu lalu. Mereka bahkan mengumumkan kerja sama untuk mengembangkan layanan penciptaan musik AI berlisensi yang akan diluncurkan pada tahun 2026. Layanan ini nantinya memungkinkan pengguna untuk me-remix lagu dari artis ternama secara legal.
Perubahan sikap ini menunjukkan bahwa industri musik menyadari bahwa membendung laju AI adalah hal yang mustahil. Solusi terbaik adalah mengaturnya dalam sebuah kerangka kerja yang menguntungkan semua pihak.
Carletta Higginson dari Warner Music Group menyatakan kepada Pitchfork bahwa Klay mengambil pendekatan yang tepat sejak awal dengan menciptakan platform yang memperluas kemungkinan artistik sekaligus menjaga nilai musik itu sendiri.
Respon Pasar dan Masa Depan Musikmu
Meskipun berita ini terdengar positif untuk jangka panjang, respon pasar saham justru terlihat sedikit berhati-hati dalam jangka pendek. Berdasarkan data perdagangan yang dilansir Al Jazeera, saham Sony Group Corporation tercatat turun 2,3 persen pada perdagangan tengah hari setelah berita ini beredar.
Penurunan juga dialami oleh Warner Music Group Corp. sebesar 2 persen dan Universal Music Group yang turun tipis 0,3 persen. Reaksi pasar seperti ini wajar terjadi ketika perusahaan besar mengumumkan investasi pada teknologi eksperimental yang model monetisasinya belum teruji sepenuhnya secara finansial. Investor mungkin masih menunggu bukti nyata bagaimana kolaborasi ini akan menghasilkan "aliran pendapatan baru" seperti yang dijanjikan.
Bagi kamu sebagai pendengar musik, ini berarti di masa depan kamu mungkin bisa menikmati fitur interaktif baru. Bayangkan bisa membuat versi baru dari lagu favoritmu secara legal dan artis aslinya tetap mendapatkan bayaran.
Klay Vision menyebut ini sebagai upaya untuk "membayangkan kembali cara mendengarkan musik". Ini bukan lagi sekadar pasif mendengarkan tetapi aktif berpartisipasi dalam proses kreatif dengan bantuan teknologi yang etis.
Referensi:
- Al Jazeera, Sony, Warner and Universal sign AI music licensing deals with startup Klay. Diakses pada 21 November 2025
- Pitchfork, Major Labels Sign Licensing Deals With AI Music Company Klay. Diakses pada 21 November 2025
- Featured Image: Shutterstock
Disclaimer
PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.