Saham Nvidia Meroket, Pendapatan Q3 Tepis Isu Bubble AI

Nvidia lampaui ekspektasi Q3 dengan pendapatan $57M. Permintaan chip AI Blackwell sold out, tepis isu bubble. Simak analisis lengkap saham NVIDIA di sini.

Saham Nvidia Meroket, Pendapatan Q3 Tepis Isu Bubble AI

Jakarta, Gotrade News - Apakah kamu sempat khawatir kalau tren kecerdasan buatan atau AI cuma sekadar hype sesaat? Banyak investor belakangan ini merasa cemas kalau kita sedang berada di dalam "gelembung AI" yang siap pecah kapan saja. Namun, laporan terbaru dari NVIDIA Corporation seolah membungkam semua keraguan tersebut.

Sang raja chip dunia ini baru saja merilis kinerja kuartal ketiga mereka, dan hasilnya sukses bikin Wall Street tersenyum lebar. Bagi kamu yang memegang saham teknologi atau sekadar mengikuti perkembangan dunia investasi, ini adalah sinyal penting yang perlu diperhatikan. Mari kita bedah apa saja yang terjadi dan mengapa ini krusial untuk portofoliomu.

Pendapatan Meroket, Tepis Isu 'Bubble' AI

Nvidia kembali membuktikan diri sebagai pemimpin pasar yang tak tergoyahkan. Menurut laporan dari CNBC, perusahaan mencatatkan pendapatan sebesar $57,01 miliar pada kuartal ini. Angka ini melampaui estimasi para analis yang sebelumnya memprediksi di angka $54,92 miliar.

Tidak hanya itu, laba bersih mereka juga melonjak drastis. Nvidia melaporkan kenaikan laba bersih sebesar 65% menjadi $31,91 miliar atau setara dengan $1,30 per saham (EPS). Sebagai catatan, EPS atau Earnings Per Share adalah indikator profitabilitas perusahaan yang didapat dengan membagi laba bersih dengan jumlah lembar saham yang beredar.

Kinerja gemilang ini langsung direspons positif oleh pasar. Saham Nvidia dilaporkan naik lebih dari 4% di perdagangan extended trading. CEO Nvidia, Jensen Huang, dengan tegas menepis anggapan skeptis pasar. Seperti yang dikutip oleh CNBC, Jensen mengatakan bahwa dari sudut pandang mereka, situasi saat ini sangat berbeda dari sekadar "gelembung".

Berikut adalah grafik pertumbuhan pendapatan Nvidia yang menunjukkan tren kenaikan luar biasa dalam beberapa tahun terakhir.

Dominasi Data Center dan Permintaan yang "Sold Out"

Mesin utama pencetak uang Nvidia masih berasal dari segmen Data Center. Segmen ini menyumbang penjualan sebesar $51,2 miliar, jauh di atas ekspektasi analis. Pertumbuhan ini didorong oleh permintaan "gila-gilaan" terhadap unit pemrosesan grafis (GPU) mereka yang digunakan untuk melatih model AI.

Para pelanggan raksasa seperti Microsoft Corporation, Amazon.com, Inc., dan Alphabet Inc. terus meningkatkan belanja modal mereka untuk infrastruktur AI. Bahkan, Meta Platforms, Inc. dan Oracle Corporation juga menjadi bagian dari daftar klien elit ini yang berlomba mengamankan chip tercanggih.

Kabar menarik lainnya datang dari lini produk terbaru mereka, Blackwell. Dalam pernyataannya yang dilansir BBC, Jensen Huang menyebutkan bahwa permintaan untuk sistem AI Blackwell benar-benar "di luar nalar" dan stok untuk GPU cloud mereka sudah habis terjual alias sold out. CFO Nvidia, Colette Kress, menambahkan bahwa keluarga chip Blackwell Ultra kini menjadi produk terlaris mereka.

Ini menjadi indikator kuat bagi investor. Jika perusahaan-perusahaan teknologi terbesar di dunia rela antre dan menghabiskan miliaran dolar untuk produk Nvidia, artinya fase pembangunan infrastruktur AI masih berada di tahap awal yang agresif.

Tantangan Geopolitik dan Masa Depan Robotik

Meskipun mencetak rekor, bukan berarti perjalanan Nvidia mulus tanpa hambatan. Salah satu tantangan terbesar datang dari pasar China. Akibat pembatasan ekspor teknologi canggih oleh Amerika Serikat, penjualan di China mengalami tekanan.

Menurut Colette Kress yang dikutip oleh CNBC, penjualan chip H20 (versi khusus untuk pasar China) hanya mencapai $50 juta karena persaingan ketat dan isu geopolitik. Namun, Nvidia tidak tinggal diam. BBC melaporkan bahwa Nvidia baru saja mendapatkan angin segar dari Timur Tengah. Departemen Perdagangan AS dikabarkan telah menyetujui penjualan 70.000 chip AI canggih ke Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.

Selain itu, jangan lupakan akar Nvidia di dunia gaming. Pendapatan segmen gaming mereka naik 30% menjadi $4,3 miliar. Perusahaan juga mulai serius menggarap sektor masa depan lainnya, yaitu robotik, yang mencatatkan penjualan $592 juta atau naik 32% secara tahunan.

Jadi, bagi kamu yang berinvestasi di sektor teknologi, laporan ini memberikan konfirmasi bahwa "demam" AI masih didukung oleh fundamental kinerja yang nyata, bukan sekadar spekulasi kosong. Kami melihat Nvidia terus berinovasi dan mendiversifikasi pasarnya untuk tetap relevan di tengah dinamika global yang cepat berubah.

Referensi:

Disclaimer

PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.

Read more