Saham Netflix (NFLX) Anjlok Ditekan Sengketa Pajak Brasil

Harga saham Netflix (NFLX) turun akibat sengketa pajak di Brasil yang menekan laba Q3. Namun, pendapatan tetap kuat dan proyeksi Q4 lampaui ekspektasi.

Saham Netflix (NFLX) Anjlok Ditekan Sengketa Pajak Brasil

Harga saham Netflix (NFLX) mengalami guncangan setelah rilis laporan keuangan kuartal ketiga (Q3). Saham perusahaan dilaporkan turun sekitar 6% hingga 7% dalam perdagangan lanjutan setelah jam kerja.

Reaksi negatif investor ini dipicu oleh laba perusahaan yang meleset dari perkiraan Wall Street. Namun, jika kamu melihat lebih dalam, ada cerita lain di balik angka tersebut yang menunjukkan bisnis inti Netflix mungkin tidak selemah yang terlihat sekilas.

Di Balik Penurunan Laba Saham Netflix

Penyebab utama melesetnya target laba adalah satu pos pengeluaran besar yang tidak terduga. Netflix melaporkan laba bersih Q3 sebesar $2,55 miliar, atau $5,87 per saham. Angka ini berada di bawah ekspektasi analis yang memperkirakan laba $3,0 miliar atau $6,97 per saham, menurut data LSEG.

Menurut penjelasan perusahaan, biang keladinya adalah sengketa dengan otoritas pajak Brasil. Netflix harus menanggung biaya sekitar $619 juta terkait pajak 10% atas pembayaran tertentu yang dilakukan entitas Brasil ke operasi di luar negeri.

CFO Netflix, Spence Neumann, menekankan bahwa ini bukan masalah yang spesifik menimpa Netflix. "Tanpa biaya ini, kami akan melampaui perkiraan pendapatan operasional dan margin operasional Q3 kami," jelasnya dalam panggilan pendapatan, seperti dikutip dari CNBC.

Analis Paolo Pesatunre dari PP Foresight juga menggambarkannya sebagai "blip" atau gangguan kecil dalam kuartal yang sebenarnya solid.

Pendapatan Tumbuh dan Prospek Kuartal Keempat

Penting untuk memisahkan antara laba (profit) dan pendapatan (revenue). Meskipun laba terpukul oleh biaya pajak, pendapatan Netflix di Q3 justru sesuai dengan ekspektasi analis, yakni mencapai $11,51 miliar menurut LSEG. Angka ini mewakili pertumbuhan kuat sebesar 17% dari tahun sebelumnya.

Melihat ke depan, Netflix justru memberikan proyeksi yang sedikit mengalahkan ekspektasi Wall Street untuk sisa tahun ini. Untuk kuartal keempat, perusahaan memproyeksikan pendapatan $11,96 miliar, sedikit di atas estimasi analis sebesar $11,90 miliar.

Dalam suratnya kepada pemegang saham, Netflix menyatakan, "Kami mengakhiri tahun dengan momentum yang baik."

Tumpuan Baru dari Iklan dan Kekuatan Konten

Netflix terus mencari sumber pertumbuhan baru, seperti iklan dan video game, untuk bersaing di tengah lanskap media yang berubah cepat. Perusahaan melaporkan bahwa Q3 adalah kuartal penjualan iklan terbaik mereka.

Namun, Netflix tidak memberikan angka pasti seberapa besar bisnis iklan tersebut. Kurangnya transparansi ini membuat analis Ross Benes dari EMarketer berkomentar, "Ini memberi kesan bahwa pertumbuhan pendapatan yang berkelanjutan... akan dominan terus berasal dari biaya berlangganan,".

Di luar iklan, kekuatan konten tetap menjadi andalan. Film animasi "KPop Demon Hunters" menjadi film yang paling banyak ditonton dalam sejarah Netflix dengan lebih dari 325 juta penayangan. Musim terakhir "Stranger Things" yang sangat dinanti juga akan dirilis pada Q4.

Singkatnya, penurunan harga saham Netflix (NFLX) kali ini tampaknya lebih didorong oleh biaya satu kali yang tidak terduga, bukan karena pelemahan bisnis inti. Pendapatan yang tetap tumbuh dan proyeksi yang optimis untuk Q4 menunjukkan fundamental perusahaan masih berada di jalur yang solid.

Referensi:

Disclaimer

PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.

Read more