Saat AWS Amazon Padam, Separuh Internet Ikut Tumbang
Saat Amazon Web Services (AWS) padam, banyak aplikasi favoritmu ikut mati. Cari tahu mengapa ini terjadi dan apa artinya bagi masa depan internet yang kamu gunakan.

Kamu mungkin menyadarinya. Suatu hari, beberapa aplikasi dan situs web favoritmu tidak bisa diakses selama berjam-jam. Ini bukan kebetulan, melainkan efek domino dari satu insiden besar, pemadaman layanan Amazon Web Services (AWS).
Peristiwa ini menjadi pengingat tentang betapa terpusatnya infrastruktur internet modern. Menurut laporan dari Yahoo Finance, insiden yang berpusat di salah satu fasilitas data Amazon di Virginia, AS, ini menunjukkan kerapuhan fundamental dalam cara kerja internet saat ini. Mari kita bedah mengapa ini penting untuk kamu ketahui.
Membedah Penyebab 'Kiamat' Sesaat di Internet
Jadi, apa yang sebenarnya terjadi? Pemadaman ini disebabkan oleh masalah pada dua komponen teknis utama milik Amazon, yaitu Domain Name System (DNS) dan layanan database bernama DynamoDB.
Sederhananya, kamu bisa menganggap DNS sebagai buku telepon untuk internet. Ia menerjemahkan alamat situs web yang mudah kamu ingat (seperti nama domain) menjadi alamat IP numerik yang dipahami oleh komputer.
Sementara itu, DynamoDB adalah sebuah database raksasa yang memungkinkan pelanggan menyimpan dan mengakses data mereka. Ketika keduanya bermasalah di AWS, banyak layanan yang mengandalkannya praktis lumpuh.
Insiden seperti ini bukanlah yang pertama. Yahoo Finance mencatat bahwa AWS pernah mengalami masalah serupa pada tahun 2023, dan layanan cloud dari Microsoft juga sempat tumbang pada tahun 2024 akibat pembaruan yang salah dari mitranya.
Ketergantungan Dunia pada Tiga Raksasa Cloud
Peristiwa pemadaman AWS menyoroti sebuah fakta penting, internet modern sangat bergantung pada segelintir penyedia layanan cloud. Tiga pemain utamanya adalah Amazon (dengan AWS), Microsoft (dengan Azure), dan Google (dengan Google Cloud).
Memang ada keuntungan dari sentralisasi ini, seperti standardisasi dan sumber daya yang masif untuk menjaga "lampu internet" tetap menyala. Namun, ini juga menciptakan titik kegagalan tunggal yang sangat berisiko. Saat salah satu dari mereka tumbang, dampaknya terasa secara global.
Seperti yang dijelaskan dalam analisis Yahoo Finance, perusahaan besar dan instansi pemerintah sering kali menyewa jasa lebih dari satu penyedia cloud untuk mitigasi risiko. Sayangnya, perusahaan rintisan atau organisasi yang lebih kecil mungkin tidak memiliki anggaran untuk melakukan hal yang sama, membuat mereka lebih rentan.
Pada akhirnya, dominasi ketiga raksasa ini di lanskap cloud kemungkinan akan terus berlanjut. Artinya, kita harus siap menghadapi kemungkinan bahwa insiden serupa dapat terjadi lagi di masa depan. Ini adalah realitas dari dunia digital yang kita tinggali.
Referensi:
- Yahoo Finance, Amazon's massive AWS outage points to a key weakness in the modern internet. Diakses pada 21 Oktober 2025
- Featured Image: Shutterstock
Disclaimer
PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.