Rule of 72: Rumus Hitung Durasi Investasi Berlipat Ganda

Rule of 72: Rumus Hitung Durasi Investasi Berlipat Ganda

Bagi investor yang ingin memahami potensi pertumbuhan modal tanpa rumus rumit, Rule of 72 bisa menjadi alat cepat yang sangat berguna. Konsep ini digunakan untuk memperkirakan berapa lama waktu yang dibutuhkan agar investasi berlipat ganda, berdasarkan tingkat imbal hasil tahunan.

Dalam konteks perhitungan investasi dan compound growth, rumus ini membantu investor menilai efektivitas strategi dan memahami kekuatan bunga majemuk secara praktis.

Menurut Investopedia, Meskipun tidak seakurat kalkulator finansial kompleks, metode rule of 72 cukup efisien untuk estimasi cepat dalam analisis keuangan sehari-hari.

Apa Itu Rule of 72?

Rule of 72 adalah rumus cepat untuk menghitung waktu (dalam tahun) yang diperlukan agar nilai investasi menjadi dua kali lipat, dengan asumsi tingkat pertumbuhan tahunan tetap.

Rumusnya sederhana:

Waktu (tahun) = 72 ÷ Tingkat Return Tahunan (%)

Sebaliknya, kamu juga bisa menghitung tingkat return yang dibutuhkan untuk menggandakan investasi dalam waktu tertentu:

Tingkat Return = 72 ÷ Jumlah Tahun

Melansir Corporate Finance Institute (CFI), Rule of 72 pertama kali dipopulerkan oleh ekonom klasik pada abad ke-15 sebagai pendekatan praktis untuk memperkirakan efek bunga majemuk (compound interest).

Hingga kini, rumus ini tetap populer karena kesederhanaannya dan akurasinya yang cukup baik pada rentang bunga antara 6% hingga 10%.

Contoh Aplikasi Rule of 72

1. Menghitung waktu investasi mengganda

Jika kamu berinvestasi dengan rata-rata imbal hasil 8% per tahun, maka:

Waktu = 72 ÷ 8 = 9 tahun

Artinya, modal kamu akan berlipat ganda setiap 9 tahun.

2. Menghitung return yang dibutuhkan

Kamu ingin melipatgandakan investasi dalam waktu 6 tahun. Maka:

Tingkat Return = 72 ÷ 6 = 12% per tahun

Jadi, kamu memerlukan imbal hasil tahunan sekitar 12% untuk menggandakan modal dalam 6 tahun.

3. Perbandingan antar instrumen investasi

Instrumen Return Tahunan Waktu Lipat Ganda (Rule of 72)
Deposito Bank 4% 18 tahun
Obligasi Pemerintah 6% 12 tahun
Saham Global 10% 7,2 tahun
Reksa Dana Campuran 8% 9 tahun

Dari tabel di atas, terlihat bagaimana perbedaan tingkat bunga kecil pun bisa memberi efek besar pada waktu penggandaan modal.

Investor yang memahami efek bunga majemuk dan menggunakan Rule of 72 secara rutin cenderung lebih disiplin dalam menargetkan pertumbuhan jangka panjang daripada mereka yang hanya fokus pada return tahunan.

Mengapa Rule of 72 Bekerja

Rumus ini didasarkan pada prinsip compound growth, di mana keuntungan dari investasi kembali diinvestasikan untuk menghasilkan keuntungan tambahan. Dengan kata lain, uang “bekerja” untuk menghasilkan uang baru dari waktu ke waktu.

Rule of 72 merupakan pendekatan dari rumus bunga majemuk eksponensial:

Nilai Akhir = Nilai Awal × (1 + r)^t

Dengan melakukan pendekatan logaritmik sederhana, diperoleh angka 72 sebagai hasil pembulatan dari konstanta 69,3 (yang berasal dari ln(2) × 100).

Angka 72 dipilih karena mudah dibagi oleh banyak angka, membuatnya praktis untuk penggunaan cepat di kepala atau di kalkulator sederhana.

Kapan Rule of 72 Relevan

1. Untuk estimasi cepat investasi jangka panjang

Investor dapat menggunakan Rule of 72 untuk menilai berapa lama waktu yang dibutuhkan agar modal berkembang pada tingkat return tertentu, misalnya untuk perencanaan pensiun atau pendidikan anak.

2. Untuk membandingkan efektivitas instrumen investasi

Dengan rumus sederhana, kamu bisa langsung menilai apakah suatu instrumen memberikan pertumbuhan yang layak dibanding risiko dan waktu.

3. Untuk memahami dampak inflasi

Rule of 72 juga bisa digunakan untuk memperkirakan berapa lama daya beli uang akan berkurang setengahnya karena inflasi.

Contoh: jika inflasi 6% per tahun → 72 ÷ 6 = 12 tahun, artinya nilai uangmu akan turun separuh dalam 12 tahun jika tidak diinvestasikan.

4. Untuk edukasi keuangan

Bagi pemula, Rule of 72 adalah cara intuitif untuk memahami pentingnya return tahunan dan efek compounding tanpa perlu rumus keuangan rumit.

Kelemahan Rule of 72

Walau praktis, Rule of 72 bukan alat perhitungan yang presisi penuh. Kurang akurat untuk return ekstrem (di bawah 4% atau di atas 20%).

Tidak memperhitungkan pajak, biaya transaksi, atau fluktuasi pasar. Asumsi return tahunan tetap, padahal kenyataannya pasar selalu dinamis.

Untuk analisis mendalam, investor tetap disarankan menggunakan kalkulator bunga majemuk atau spreadsheet yang memperhitungkan variabel nyata.

Tips untuk Investor Pemula

Bagi pemula, Rule of 72 bisa menjadi alat sederhana namun sangat berguna untuk memahami potensi pertumbuhan modal dan mengelola ekspektasi jangka panjang.

Gunakan Rule of 72 sebagai alat bantu perencanaan, bukan sebagai prediksi pasti. Kuncinya tetap pada disiplin berinvestasi, konsistensi return, dan pemilihan instrumen yang sesuai profil risiko.

Kesimpulan

Rule of 72 adalah rumus cepat untuk memperkirakan waktu yang dibutuhkan agar investasi berlipat ganda berdasarkan tingkat imbal hasil tahunan. Meski sederhana, metode ini membantu investor memahami kekuatan compound growth dan membuat keputusan investasi lebih cerdas.

Gunakan prinsip ini untuk merancang strategi perhitungan investasi jangka panjang dan menilai potensi pertumbuhan portofolio kamu. Mulailah berinvestasi di saham global melalui Gotrade, dan rasakan bagaimana efek bunga majemuk bekerja untukmu seiring waktu.

FAQ

1. Apakah Rule of 72 hanya berlaku untuk investasi dengan bunga tetap?

Tidak. Meskipun lebih akurat untuk return stabil, konsepnya tetap relevan untuk memperkirakan pertumbuhan rata-rata portofolio saham.

2. Mengapa digunakan angka 72, bukan 70 atau 69?

Karena 72 mudah dibagi oleh banyak angka (2, 3, 4, 6, 8, 9, 12), sehingga perhitungannya lebih praktis.

3. Apakah pajak memengaruhi hasil perhitungan Rule of 72?

Ya, karena pajak mengurangi return bersih tahunan. Untuk hasil realistis, gunakan after-tax return.

Disclaimer

PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.

Read more