Regression Trendline: Pengertian, Cara Plot, dan Strateginya

Regression Trendline: Pengertian, Cara Plot, dan Strateginya

Dalam analisis teknikal, memahami arah tren harga saham menjadi kunci utama dalam menentukan keputusan entry dan exit. Salah satu alat sederhana namun sangat efektif yang bisa digunakan adalah Regression Trendline, atau garis regresi.

Garis ini membantu trader melihat arah umum pergerakan harga berdasarkan rata-rata statistik, bukan sekadar visualisasi subjektif dari garis tangan.

Melalui artikel ini, Gotrade akan menjelaskan apa itu regression trendline, cara memplotnya di chart, dan strategi memanfaatkannya untuk konfirmasi tren harga saham.

Arti Regression Trendline Saham

Regression Trendline (atau Linear Regression Line) adalah garis yang menggambarkan rata-rata arah harga berdasarkan data historis dalam periode tertentu.

Garis ini merupakan hasil dari perhitungan statistik least squares method, yang mencari posisi garis terbaik untuk meminimalkan jarak antara titik harga aktual dengan garis tren.

Dengan kata lain, regression trendline membantu trader melihat tren yang sebenarnya di balik fluktuasi harga harian.

Mengutip Investopedia, indikator ini digunakan untuk mengidentifikasi apakah harga sedang bergerak naik (uptrend), turun (downtrend), atau datar (sideways).

Cara Plot Regression Trendline di Chart

Kebanyakan platform trading modern sudah menyediakan fitur “Linear Regression” atau “Regression Trendline” yang bisa digunakan otomatis.

Namun, penting untuk tahu langkah-langkah plotting manualnya:

Pilih Periode Waktu (Timeframe)

Tentukan rentang data harga yang ingin dianalisis, misalnya 20 hari untuk swing trading atau 100 hari untuk analisis jangka menengah.

Aktifkan Alat Linear Regression

Platform akan menggambar garis yang secara otomatis menyesuaikan tren harga rata-rata.

Amati Kemiringan Garis (Slope)

  • Garis miring ke atas → tren naik (bullish).
  • Garis miring ke bawah → tren turun (bearish).
  • Garis datar → pasar sideways.

Gunakan Channel Regresi (Regression Channel)

Beberapa trader menambahkan upper dan lower band di sekitar garis regresi untuk melihat area ekstrem harga.

  • Harga di atas upper band → potensi overbought.
  • Harga di bawah lower band → potensi oversold.

Strategi Menggunakan Regression Trendline

Konfirmasi Arah Tren Utama

Regression trendline dapat digunakan sebagai penyaring tren utama. Jika slope positif dan harga cenderung berada di atas garis, bias pasar masih bullish.

Sebaliknya, jika slope negatif, hindari entry buy karena pasar sedang melemah.

Contoh: Jika saham NVIDIA (NVDA) membentuk regression trendline naik selama 30 hari, trader bisa fokus mencari peluang entry di area pullback ke garis tren, bukan melawan arah.

Gunakan untuk Entry Berdasarkan Reaksi Harga

Perhatikan saat harga menyentuh atau mendekati garis regresi:

  • Buy ketika harga memantul dari garis tren naik (konfirmasi bullish).
  • Sell/Short ketika harga gagal menembus garis tren turun (konfirmasi bearish).
  • Untuk memperkuat sinyal, konfirmasikan dengan indikator volume seperti On
  • Balance Volume (OBV) atau Money Flow Index (MFI).

Kombinasikan dengan Indikator Momentum

Regression trendline bekerja optimal bila dikombinasikan dengan indikator momentum seperti RSI atau MACD.

  • RSI > 50 dan garis regresi naik → tren naik kuat.
  • RSI < 50 dan garis regresi turun → tren turun berlanjut.

Gunakan Sebagai Area Support dan Resistance Dinamis

Harga sering kali “berinteraksi” dengan garis regresi sebagai area support atau resistance dinamis.

Trader dapat menempatkan stop loss di luar garis regresi untuk menghindari whipsaw akibat fluktuasi kecil.

Menurut Vanderbilt Library, kombinasi regresi dengan volume dapat meningkatkan akurasi identifikasi tren hingga 20–30%, terutama di pasar yang sedang volatil.

Contoh Kasus Penggunaan Regression Trendline

Misalkan saham Apple (AAPL) bergerak antara $170–$190 selama 30 hari. Ketika trader menambahkan regression trendline, garis menunjukkan kemiringan positif dengan candle sering memantul di sekitar garis bawahnya.

Hal ini menandakan tren naik yang sehat dengan momentum konsisten.

Sebaliknya, saat slope mulai datar dan harga menembus garis ke bawah disertai volume tinggi, itu bisa menjadi early signal pembalikan tren (reversal).

Kesimpulan

Regression Trendline saham adalah alat analisis teknikal yang kuat untuk memvisualisasikan arah tren secara objektif. Berbeda dari garis tren manual, regresi menggunakan pendekatan matematis untuk menentukan garis terbaik yang merepresentasikan pergerakan harga aktual.

Dengan menggabungkannya bersama volume, momentum, dan konfirmasi pola harga, trader bisa menemukan entry point yang lebih presisi sekaligus menghindari bias subjektif.

Melalui Gotrade, kamu bisa memantau saham global, menganalisis tren harga, dan berinvestasi secara langsung di perusahaan dunia, semua dalam satu aplikasi yang mudah digunakan.

Download dan instal aplikasi investasi terbaik sekarang juga!

FAQ

1. Apakah regression trendline sama dengan moving average?

Tidak. Moving average menghitung rata-rata harga, sedangkan regression trendline mencari garis terbaik berdasarkan distribusi seluruh data harga dalam periode tertentu.

2. Timeframe terbaik untuk regresi harga apa?

Untuk trading harian: 15–30 menit. Untuk analisis swing: 20–50 hari. Untuk investasi jangka panjang: gunakan timeframe mingguan.

3. Apakah regression trendline bisa salah sinyal?

Bisa, terutama saat pasar sideways atau tanpa tren jelas. Gunakan konfirmasi tambahan dari indikator momentum atau volume.

Disclaimer

PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.

Read more