Perbedaan Swing Trading vs Position Trading dan Cara Memilihnya

Perbedaan Swing Trading vs Position Trading dan Cara Memilihnya

Banyak trader pemula bingung memilih gaya trading yang paling cocok untuk mereka. Dua gaya yang paling sering dibandingkan adalah swing trading vs position trading.

Keduanya sama-sama memanfaatkan tren, tetapi memiliki durasi penahanan posisi, jenis analisis, dan kebutuhan waktu yang sangat berbeda.

Artikel ini membahas perbedaan utama keduanya serta kapan masing-masing gaya cocok digunakan.

Sekilas Tentang Swing Trading

Swing trading adalah strategi trading yang bertujuan menangkap ayunan harga jangka pendek, biasanya berlangsung selama 2 sampai 20 hari.

Menurut Investopedia yang dikutip secara editorial, swing trading cocok untuk trader yang ingin memanfaatkan volatilitas jangka pendek tanpa harus memantau chart setiap menit.

Pendekatan ini sering menggunakan timeframe harian untuk menentukan entry dan exit sambil mengikuti tren jangka menengah.

Swing trader fokus pada pullback, breakout, dan reaksi candle di level penting.

Apa Itu Position Trading?

Position trading adalah strategi trading dengan durasi lebih panjang. Trader menahan posisi selama berminggu-minggu hingga berbulan-bulan untuk mengikuti tren besar pasar.

Melansir NewTrading, position trader biasanya menggunakan analisis makro, sentimen pasar luas, dan tren jangka panjang untuk menentukan arah. Mereka tidak fokus pada fluktuasi harian, tetapi lebih pada arah besar yang sedang berlangsung.

Gaya ini mirip investasi aktif, tetapi tetap menggunakan titik entry dan exit yang terukur.

Perbedaan Utama Swing Trading vs Position Trading

1. Durasi menahan posisi

Swing trading: 2 sampai 20 hari. Fokus pada pergerakan cepat. Target lebih kecil tetapi lebih sering.

Position trading: Minggu hingga bulan. Menahan tren panjang. Target lebih besar tetapi frekuensi lebih sedikit.

Durasi ini adalah perbedaan paling mendasar.

2. Timeframe analisis

Swing trading: Timeframe harian. Konfirmasi di timeframe 4 jam atau 1 jam. Fokus pada momentum jangka pendek.

Position trading: Timeframe mingguan. Konfirmasi di timeframe harian. Fokus pada tren jangka panjang seperti trendline besar atau pola multi-minggu.

3. Jenis analisis yang digunakan

Swing trading: Price action harian. Support dan resistance pendek. Reaksi candle, pola kecil. Volatilitas jangka pendek.

Position trading: Tren makro. Pola besar seperti cup and handle, channel panjang, atau trendline multi-bulan. Sentimen pasar luas.

4. Gaya manajemen risiko

Swing trading: Stop loss ketat. Risiko kecil per posisi. SL sering ditempatkan di bawah swing low atau low wick.

Position trading: Stop loss lebih longgar. Risiko per posisi lebih besar tetapi frekuensi trade lebih sedikit. SL ditempatkan di level teknikal mingguan.

5. Kebutuhan waktu dan psikologis

Swing trading: Cocok untuk trader yang ingin aksi lebih cepat. Membutuhkan review harian singkat. Butuh kedisiplinan dalam entry dan exit.

Position trading: Cocok untuk trader yang tidak ingin memantau chart setiap hari. Menuntut kesabaran karena posisi ditahan lama. Lebih tenang karena tidak perlu memperhatikan fluktuasi kecil.

6. Jenis saham yang cocok

Swing trading: Saham likuid. Memiliki volatilitas cukup. Sering bergerak mengikuti pola teknikal. Contoh: Tesla, AMD, Nvidia.

Position trading: Saham dengan tren besar dan stabil. Memiliki fundamental kuat. Cocok untuk pola jangka panjang. Contoh: Microsoft, Apple, Meta.

Kapan Memilih Swing Trading?

1. Kamu punya waktu untuk analisis harian singkat

Cukup 10 sampai 15 menit sehari.

2. Kamu ingin hasil lebih cepat

Swing trading memberi lebih banyak peluang dalam sebulan.

3. Kamu nyaman dengan perubahan harga jangka pendek

Volatilitas adalah bagian dari game plan.

4. Kamu lebih bergantung pada price action

Cocok untuk yang suka membaca candle dan level.

Kapan Memilih Position Trading

1. Kamu tidak punya waktu memantau chart setiap hari

Analisis mingguan biasanya cukup.

2. Kamu memiliki kesabaran untuk menahan tren panjang

Tidak mudah tergoda keluar hanya karena koreksi kecil.

3. Kamu ingin memanfaatkan tren besar pasar

Contoh: tren AI, tren energi, atau tren e-commerce.

4. Kamu lebih percaya pada fundamental dan tema jangka panjang

Position trading dekat dengan gaya investasi.

Contoh Sederhana Perbedaan Strategi

Misalnya saham Nvidia dalam tren naik:

Swing trading: Entry saat pullback harian ke support minor. Target dekat resistance harian. Exit dalam beberapa hari.

Position trading: Entry ketika saham breakout pola mingguan. Target mengikuti tren selama berminggu-minggu. Exit saat tren jangka panjang patah.

Kesimpulan

Swing trading dan position trading adalah dua pendekatan berbeda untuk menangkap pergerakan harga.

Swing trading cocok bagi trader yang ingin peluang lebih sering dengan durasi pendek, sementara position trading cocok untuk mereka yang ingin mengikuti tren panjang tanpa pemantauan harian.

Memilih gaya yang tepat bergantung pada waktu, toleransi risiko, dan psikologi masing-masing.

Ingin mencoba swing trading maupun position trading tanpa modal besar?

Melalui Gotrade Indonesia apps, kamu bisa beli saham AS mulai dari 1 dolar, deposit mulai 5 dolar, dan memantau chart 24 jam selama 5 hari.

Cocok untuk pemula yang ingin menerapkan kedua strategi secara fleksibel.

FAQ

1. Apa itu swing trading?
Swing trading adalah strategi trading jangka pendek 2 sampai 20 hari untuk menangkap ayunan harga.

2. Apa itu position trading?
Position trading adalah strategi jangka panjang yang menahan posisi berminggu-minggu hingga berbulan-bulan.

3. Strategi mana yang lebih cocok untuk pemula?
Keduanya bisa cocok, tetapi swing trading biasanya lebih mudah dipahami untuk belajar price action, sementara position trading cocok untuk pemula yang tidak punya banyak waktu.

Disclaimer: PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.

Read more