Perbedaan Safe Haven vs Risk Asset dalam Investasi, Pemula Wajib Tahu!
Dalam dunia investasi, memahami perbedaan safe haven vs risk asset adalah langkah penting untuk menentukan strategi yang sesuai dengan profil risiko kamu. Kedua jenis aset ini bergerak berbeda ketika pasar sedang penuh ketidakpastian.
Untuk pemula, mengetahui karakter masing-masing bisa membantu mengurangi panik, menjaga stabilitas portofolio, dan membuat keputusan yang lebih rasional.
Lewat artikel ini, Gotrade sudah menyiapkan penjelasan lengkap tentang apa itu safe haven, apa itu risk asset, dan bagaimana memilih kombinasi yang tepat sesuai tujuan investasi kamu.
Mengenal Safe Haven
Safe haven adalah aset yang cenderung mempertahankan atau meningkatkan nilai ketika pasar sedang bergejolak. Investor global biasanya mencari aset jenis ini saat terjadi krisis, inflasi tinggi, atau ketidakstabilan geopolitik.
Contoh umum safe haven meliputi:
- Emas
- Obligasi pemerintah berkualitas
- Cash atau uang tunai
- Beberapa mata uang kuat
- Instrumen pasar uang yang likuid
Aset safe haven tidak selalu menghasilkan return besar, tetapi memberikan stabilitas ketika aset lain jatuh.
Apa Itu Risk Asset?
Risk asset adalah aset dengan potensi pertumbuhan lebih tinggi, tetapi juga memiliki risiko fluktuasi lebih besar. IG Group menyebut bahwa aset jenis ini biasanya bergerak naik turun mengikuti sentimen pasar, kondisi ekonomi, dan siklus bisnis.
Contoh umum risk asset meliputi:
- Saham individual
- ETF berbasis saham
- Crypto
- Sektor teknologi, growth, dan emerging market
Risk asset bisa memberikan return besar, tetapi juga bisa turun tajam dalam kondisi tertentu.
Perbedaan Safe Haven vs Risk Asset
1. Tujuan dalam portofolio
Safe haven digunakan untuk stabilitas. Risk asset digunakan untuk pertumbuhan. Pemula biasanya membutuhkan keduanya agar portofolio tidak terlalu agresif atau terlalu konservatif.
2. Pergerakan saat market penuh ketidakpastian
Safe haven cenderung stabil atau naik. Risk asset biasanya turun ketika sentimen negatif meningkat. Inilah alasan diversifikasi sangat penting.
3. Potensi keuntungan
Safe haven menawarkan return lebih kecil tetapi lebih konsisten. Risk asset memiliki potensi keuntungan jauh lebih besar, terutama dalam jangka panjang.
4. Risiko kerugian
Safe haven memiliki risiko rendah. Risk asset memiliki risiko tinggi, terutama dalam jangka pendek. Investor perlu siap menghadapi volatilitas.
5. Waktu pemulihan
Safe haven pulih lebih cepat dalam kondisi krisis. Risk asset membutuhkan waktu lebih lama untuk kembali ke level tinggi setelah penurunan besar.
Contoh Kapan Safe Haven Digunakan
Investor biasanya menambah porsi safe haven ketika:
- Pasar sedang bearish
- Inflasi tinggi
- Muncul ketegangan geopolitik
- Suku bunga berubah cepat
- Ingin menjaga arus kas atau mempersiapkan dana darurat investasi
Safe haven menjadi bantalan yang menjaga portofolio tetap stabil.
Contoh Kapan Risk Asset Cocok Digunakan
Risk asset relevan ketika:
- Ekonomi sedang tumbuh
- Suku bunga mulai turun
- Teknologi berkembang cepat
- Investor memiliki horizon jangka panjang
- Target return lebih tinggi
Untuk investor pemula, risk asset paling aman adalah saham blue-chip atau ETF indeks besar seperti S&P 500.
Cara Menentukan Komposisi Safe Haven dan Risk Asset
1. Tentukan profil risiko
Jika kamu mudah panik melihat portofolio merah, perbanyak porsi safe haven. Jika kamu nyaman dengan fluktuasi, kamu bisa menambah risk asset.
2. Sesuaikan dengan horizon investasi
Horizon pendek membutuhkan lebih banyak stabilitas. Horizon panjang memberi ruang untuk pertumbuhan melalui risk asset.
3. Gunakan pendekatan seimbang
Pemula bisa mulai dengan kombinasi sederhana seperti:
- 70 persen risk asset melalui ETF atau saham besar
- 30 persen safe haven seperti cash atau obligasi
Komposisi bisa disesuaikan seiring meningkatnya kepercayaan diri.
4. Evaluasi setiap beberapa bulan
Jika risk asset naik terlalu tinggi, lakukan rebalancing agar tidak overweight. Jika safe haven sudah terlalu besar, sesuaikan agar portofolio tidak terlalu defensif.
Mana yang Lebih Cocok untuk Pemula
Pemula tidak perlu memilih hanya satu. Justru kombinasi keduanya membantu perjalanan investasi lebih tenang.
Kamu mungkin cocok dengan pendekatan berikut:
- Gunakan safe haven untuk stabilitas mental
- Gunakan risk asset untuk pertumbuhan jangka panjang
- Mulai dari ETF agar risiko lebih terdiversifikasi
- Tambahkan saham individu ketika sudah lebih berpengalaman
Tujuannya adalah punya portofolio yang aman secara psikologis namun tetap tumbuh secara finansial.
Kesimpulan
Perbedaan safe haven vs risk asset berperan besar dalam membangun portofolio yang sehat. Safe haven memberi stabilitas ketika pasar penuh ketidakpastian, sementara risk asset memberi potensi pertumbuhan jangka panjang.
Pemula biasanya membutuhkan keduanya agar tidak terlalu agresif atau terlalu defensif. Dengan memahami cara kerja masing-masing, kamu bisa menyusun portofolio yang lebih seimbang dan sesuai tujuan keuanganmu.
Kalau kamu siap mulai membangun portofolio saham dan ETF AS secara bertahap, kamu bisa investasi di Gotrade dengan deposit awal mulai US$5, beli saham dari US$1, dan akses trading fleksibel 24 jam / 5 hari.
FAQ
- Apa safe haven hanya emas saja?
Tidak. Cash, obligasi pemerintah, dan beberapa mata uang juga termasuk safe haven. - Apakah risk asset selalu berbahaya?
Tidak. Risiko tinggi bisa dikelola dengan diversifikasi dan horizon jangka panjang. - Bolehkah pemula langsung masuk risk asset?
Boleh, tetapi sebaiknya melalui ETF agar risikonya lebih terkelola.
Disclaimer: PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.