Perbedaan Capex dan Opex: Pengertian, Aspek, dan Contoh

Perbedaan Capex dan Opex: Pengertian, Aspek, dan Contoh

Banyak investor pemula sering mendengar istilah capex vs opex, tetapi tidak benar-benar memahami bedanya. Padahal, dua komponen ini sangat penting untuk menilai kesehatan finansial dan efisiensi operasional sebuah perusahaan. Memahami capex dan opex membantu kamu menilai apakah sebuah bisnis sedang berkembang, stagnan, atau justru mengalami tekanan biaya.

Lewat artikel ini, Gotrade sudah menyiapkan penjelasan lengkap tentang perbedaan capex dan opex, termasuk cara membedakannya, contoh penggunaannya, dan kapan perusahaan memakai masing-masing jenis biaya.

Definisi Capex dan Opex

Sebelum memahami bedanya, kamu perlu mengetahui arti dasarnya.

Capex (Capital Expenditure) adalah pengeluaran untuk membeli atau meningkatkan aset tetap jangka panjang.

Contohnya pembelian mesin, renovasi fasilitas, atau pembangunan data center.

Opex (Operating Expenditure) adalah biaya operasional yang dikeluarkan perusahaan untuk menjalankan bisnis sehari-hari.

Contohnya gaji karyawan, biaya marketing, listrik, software berlangganan, dan transportasi.

Melansir Investopedia, capex memengaruhi pertumbuhan jangka panjang, sedangkan opex mencerminkan efisiensi operasional harian.

Kedua jenis pengeluaran ini memengaruhi profitabilitas, arus kas, dan strategi manajemen biaya sebuah perusahaan.

Perbedaan Capex dan Opex Berdasarkan Berbagai Aspek

Dikutip dari Corporate Finance Institute (CFI), berikut 7 aspek yang membedakan capex dan opex.

Tujuan pengeluaran

Capex digunakan untuk membangun kapasitas jangka panjang, seperti ekspansi pabrik, pembelian properti, atau peningkatan teknologi. Contoh: Amazon membangun gudang baru untuk mempercepat pengiriman.

Opex digunakan untuk kebutuhan operasional rutin, seperti gaji dan iklan. Contoh: biaya iklan TikTok untuk mempromosikan produk.

Dampak pada aset

Capex menghasilkan aset baru atau meningkatkan umur pakai aset lama. Dampaknya bersifat jangka panjang.

Opex tidak menciptakan aset baru. Hanya menjaga kegiatan operasional tetap berjalan.

Cara perlakuan dalam laporan keuangan

Capex tidak langsung menjadi biaya. Dicatat sebagai aset dan disusutkan selama bertahun-tahun. Contoh: mesin Rp1 miliar disusutkan 10 tahun.

Opex langsung masuk ke laporan laba rugi sebagai biaya operasional pada periode tersebut.

Pengaruh terhadap arus kas

Capex biasanya memengaruhi arus kas investasi dan jumlahnya jauh lebih besar. Jika capex meningkat, arus kas bisa menurun sementara karena investasi jangka panjang.

Opex memengaruhi arus kas operasional dan terjadi secara rutin setiap bulan.

Frekuensi pengeluaran

Capex tidak rutin. Dilakukan hanya saat perusahaan melakukan ekspansi atau upgrade aset.

Opex rutin setiap bulan, seperti pembayaran listrik, hosting, atau gaji pekerja.

Dampak strategis terhadap bisnis

Capex menentukan strategi pertumbuhan jangka panjang. Perusahaan dengan capex besar biasanya sedang ekspansi atau memperkuat infrastruktur. Contoh: NVIDIA memperluas kapasitas chip untuk permintaan AI.

Opex menentukan efisiensi harian. Opex yang terlalu besar bisa menekan margin laba.

Risiko dan fleksibilitas

Capex memiliki risiko lebih tinggi karena membutuhkan investasi besar dan hasilnya baru terasa dalam jangka panjang.

Opex lebih fleksibel karena bisa disesuaikan setiap bulan jika perusahaan butuh efisiensi.

Kapan Perusahaan Menggunakan Capex dan Opex

Capex digunakan ketika:

  • Perusahaan ingin ekspansi jangka panjang.
  • Ingin meningkatkan kapasitas produksi.
  • Membeli teknologi baru untuk peningkatan kualitas.
  • Menggantikan aset lama yang sudah tidak efisien.

Contoh: Tesla membangun gigafactory baru untuk meningkatkan kapasitas produksi EV.

Opex digunakan ketika:

  • Perusahaan menjalankan operasional harian.
  • Melakukan pemasaran dan promosi.
  • Menggaji karyawan dan memelihara sistem.
  • Menggunakan software berlangganan seperti AWS atau Google Cloud.

Contoh: Netflix membayar biaya hosting, gaji engineer, dan budget konten bulanan.

Contoh Sederhana Capex dan Opex

Contoh Capex

Perusahaan membeli mesin baru Rp500 juta. Mesin ini akan digunakan selama 10 tahun. Biaya ini dicatat sebagai aset dan disusutkan setiap tahun.

Contoh Opex

Perusahaan membayar Rp20 juta per bulan untuk listrik dan perawatan mesin. Biaya ini langsung masuk ke laporan laba rugi.

Kenapa Investor Perlu Memahami Capex vs Opex

Memahami perbedaan capex dan opex membantu kamu:

  1. Menilai efisiensi bisnis: Jika opex tidak terkendali, margin bisa turun.
  2. Menilai arah pertumbuhan perusahaan: Capex besar bisa berarti ekspansi, tetapi jika tidak menghasilkan pendapatan, itu bisa menjadi beban.
  3. Melihat kesehatan arus kas: Perusahaan dengan capex dan opex tidak seimbang berisiko mengalami tekanan likuiditas.
  4. Membedakan pengeluaran produktif vs konsumtif: Tidak semua biaya berarti pertumbuhan. Capex biasanya lebih strategis.

Kesimpulan

Capex vs opex adalah dua jenis pengeluaran yang memiliki fungsi berbeda dalam bisnis. Capex digunakan untuk membangun aset jangka panjang, sedangkan opex digunakan untuk operasional sehari-hari.

Dengan memahami perbedaan keduanya, investor dapat menilai kualitas pertumbuhan perusahaan, efisiensi biaya, dan kesehatan arus kas dengan lebih akurat.

Jika kamu ingin mulai menganalisis perusahaan global sambil membangun portofolio pribadi, kamu bisa membeli saham dan ETF global mulai dari Rp15.000 lewat Gotrade Indonesia. Dapatkan aplikasinya sekarang!

FAQ

  1. Apa perbedaan utama capex dan opex?

Capex digunakan untuk membeli aset jangka panjang, sedangkan opex untuk biaya operasional rutin.

  1. Apa contoh capex dan opex?

Capex: pembelian mesin. Opex: gaji, marketing, dan listrik.

  1. Kenapa capex dan opex penting bagi investor?

Karena memengaruhi pertumbuhan jangka panjang, kesehatan arus kas, dan efisiensi operasional.

Disclaimer: PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.

Read more