Pasar Bubbly? Ini 3 Strategi Lindungi Uangmu
Bank of England dan IMF peringatkan pasar bubbly. Jangan panik. Terapkan strategi investasi, diversifikasi, dan fokus valuasi untuk amankan asetmu
Bank of England dan International Monetary Fund (IMF) baru-baru ini memberi peringatan soal kondisi pasar yang bubbly (menggelembung). Terutama di sektor Artificial Intelligence (AI) yang sedang naik daun.
Menurut laporan The Telegraph, situasi ini mengingatkan kita pada sejarah.

Pada Oktober 1929, ekonom ternama Irving Fisher mengklaim pasar saham AS telah mencapai "dataran tinggi permanen". Hanya sembilan hari kemudian, terjadi Wall Street Crash yang memicu Depresi Hebat.
Ini membuktikan bahwa pasar bullish (tren naik) yang kuat sekalipun bisa mengecoh investor paling cerdas.
Saat ini, The Telegraph menyebutkan bahwa sulit untuk menebak apakah pasar akan mengalami melt-up (kenaikan ekstrem) atau melt-down (kejatuhan ekstrem).
Dua Skenario Ekstrem di Depan Mata
Ada dua kemungkinan besar yang dihadapi investor saat ini, seperti dipaparkan oleh The Telegraph.

Skenario melt-up bisa terjadi jika ekonomi AS tetap panas, bank sentral di berbagai negara mulai memangkas suku bunga, dan investasi di sektor AI benar-benar mulai membuahkan hasil signifikan.
Di sisi lain, skenario melt-down juga sangat mungkin terjadi. Pemicunya bisa datang dari utang pemerintah yang terus menumpuk, masalah di sektor kredit swasta, dan valuasi saham yang sudah terlanjur tinggi.
Investor juga terlihat terlalu terkonsentrasi pada saham-saham AI dan grup "Magnificent 7", yang menciptakan risiko tersendiri.
Tiga Disiplin Wajib Saat Pasar Tak Menentu
Menghadapi ketidakpastian ini, The Telegraph menyarankan tiga disiplin utama yang wajib dimiliki setiap investor.
Pertama, selalu siapkan dana darurat (cash buffer) yang cukup untuk menutupi biaya hidup 6 hingga 12 bulan ke depan. Ini adalah fondasi utama untuk ketenangan pikiran jika terjadi gejolak.
Kedua, miliki strategi investasi yang jelas dan patuhi rencana itu. Strategimu harus berdasarkan tujuan akhir, horizon waktu, dan yang terpenting, toleransi risiko kamu.
Lawan rasa takut ketinggalan atau FOMO (Fear of Missing Out). Menderita kerugian nyata karena keputusan impulsif akan jauh lebih menyakitkan daripada melewatkan potensi keuntungan sesaat.
Ketiga, jangan pernah mencoba melakukan timing the market atau menebak kapan waktu terbaik untuk masuk atau keluar pasar. Tidak ada seorang pun yang bisa melakukannya dengan sempurna secara konsisten.
Teknik Jitu Kelola Portofolio Anti Panik
Selain tiga disiplin dasar, ada tiga teknik lanjutan untuk mengelola portofolio di tengah pasar yang bubbly, menurut The Telegraph.
Pertama, identifikasi titik bahaya. Dalam bukunya, Richard Bookstaber berpendapat bahwa kecelakaan pasar finansial selalu didahului oleh tiga hal yaitu leverage (utang berlebih), kompleksitas, dan opasitas (kurangnya transparansi).
Investor yang cemas harus mengawasi tiga faktor ini, baik dalam satu saham spesifik, produk reksa dana, atau seluruh kelas aset.
Kedua, lakukan diversifikasi. Karena tidak ada yang tahu pasti apa yang akan terjadi, jangan menaruh semua asetmu pada satu skenario, satu negara, atau satu sektor saja.
Portofolio yang terdiversifikasi di berbagai kelas aset memberi potensi keuntungan sekaligus perlindungan saat pasar turun.
Saham bisa melindungimu dari inflasi. Obligasi bisa menjadi pelindung saat terjadi deflasi (penurunan harga). Komoditas bisa melindungimu jika terjadi inflasi yang tak terkendali.
Uang tunai memberimu kekuatan untuk "berburu barang murah" saat pasar jatuh. Seperti yang pernah dikatakan Warren Buffett, "Uang tunai yang dikombinasikan dengan keberanian di saat krisis sangat tak ternilai harganya."
Ketiga, fokus pada valuasi. Semakin rendah harga atau valuasi aset yang kamu bayar, semakin besar potensi keuntungan dan semakin tebal perlindunganmu terhadap penurunan.
Saat ini, pasar saham AS secara umum terlihat mahal. The Telegraph menyarankan investor untuk mencari wilayah geografis atau sektor industri lain yang "tidak disukai" atau unloved.
Sesuatu yang tidak sedang dibicarakan banyak orang seringkali berarti harganya murah (undervalued) dan bisa menjadi peluang.
Referensi:
- The Telegraph, How to protect your money from a market crash. Diakses pada 29 Oktober 2025
- Featured Image: Shutterstock
Disclaimer
PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.