Meta Didenda $552 Juta di Spanyol Akibat Pelanggaran Privasi Data
Pengadilan Spanyol mendenda Meta $552 juta karena praktik iklan dan pelanggaran data. Simak dampak kasus ini bagi privasi pengguna dan investor.
Jakarta, Gotrade News - Kabar mengejutkan datang dari dunia teknologi global yang melibatkan raksasa media sosial, Meta Platforms, Inc.. Pengadilan Komersial Madrid baru saja menjatuhkan denda yang sangat besar kepada induk perusahaan Facebook dan Instagram tersebut.
Kasus ini menjadi sorotan penting bagi investor maupun pengguna media sosial karena menyangkut bagaimana data pribadi kita digunakan untuk keuntungan bisnis periklanan.
Dalam keputusan terbaru ini, Meta diperintahkan untuk membayar denda sebesar $552 juta atau setara dengan €479 juta. Angka yang fantastis ini harus dibayarkan kepada 87 outlet media digital di Spanyol.
Gugatan ini berakar dari tuduhan praktik persaingan tidak sehat yang dilakukan oleh Meta dengan memanfaatkan data pribadi pengguna secara tidak sah untuk menargetkan iklan. Bagi kamu yang mengikuti perkembangan saham teknologi, isu regulasi seperti ini adalah faktor risiko yang selalu perlu diperhatikan.
Denda Raksasa dan Tuduhan Persaingan Tidak Sehat
Inti dari permasalahan ini adalah bagaimana Meta mendominasi pasar iklan digital. Pengadilan Spanyol menyatakan bahwa Meta memiliki keuntungan kompetitif yang signifikan di ruang iklan digital negara tersebut.
Keuntungan ini didapat bukan semata-mata karena inovasi, melainkan karena penggunaan data pribadi pengguna yang dianggap melanggar aturan. Seperti yang dilaporkan oleh Seeking Alpha, pengadilan menuduh Meta melanggar undang-undang GDPR Uni Eropa melalui praktik yang tidak adil ini yang juga melanggar hukum antimonopoli Spanyol.
Antimonopoli adalah peraturan yang dibuat untuk mencegah satu perusahaan menguasai pasar secara tidak adil sehingga merugikan kompetitor lain.
Sebanyak 87 penerbit pers digital dan kantor berita di Spanyol merasa dirugikan karena Meta dapat menyajikan iklan yang sangat spesifik atau targeted ads dengan cara memproses data pengguna yang seharusnya dilindungi.
Menurut laporan Reuters, hakim menilai bahwa Meta secara tidak sah memproses data pengguna untuk iklan perilaku atau behavioural advertising di Facebook dan Instagram. Iklan perilaku adalah jenis iklan yang muncul berdasarkan riwayat aktivitas dan kebiasaanmu saat berselancar di internet.
Sengketa Privasi Data dan GDPR
Kasus ini menyoroti kerumitan penerapan General Data Protection Regulation atau GDPR yang merupakan undang-undang perlindungan data ketat di Uni Eropa. Fokus gugatan ini terletak pada perubahan dasar hukum yang dilakukan Meta dalam memproses data pribadi saat GDPR mulai berlaku pada Mei 2018.
Berdasarkan informasi yang dilansir dari Reuters, Meta mengubah pendekatannya dari yang awalnya meminta persetujuan pengguna atau user consent menjadi berdalih pada kebutuhan untuk pelaksanaan kontrak.
Regulator di kemudian hari menganggap dasar hukum "kebutuhan kontrak" tersebut tidak memadai untuk membenarkan praktik iklan perilaku mereka. Baru pada Agustus 2023 Meta kembali menggunakan basis persetujuan pengguna.
Hakim memperkirakan bahwa dalam periode lima tahun tersebut, Meta memperoleh keuntungan setidaknya €5,3 miliar dari iklan. Angka keuntungan inilah yang kemudian dianggap diperoleh melalui pelanggaran GDPR karena Meta tidak memberikan transparansi penuh kepada penggunanya selama periode tersebut.
Respon Meta dan Tantangan Regulasi ke Depan
Menanggapi putusan berat ini, Meta tentu tidak tinggal diam. Perusahaan teknologi asal Amerika Serikat tersebut menyatakan ketidaksetujuannya dan berencana untuk mengajukan banding.
Dalam pernyataannya yang dikutip oleh Seeking Alpha, juru bicara Meta menyebut klaim ini tidak berdasar dan tidak memiliki bukti kerugian yang nyata serta mengabaikan cara kerja industri periklanan online.
Pihak Meta bersikeras bahwa mereka telah mematuhi semua hukum yang berlaku dan memberikan pilihan yang jelas serta transparan kepada pengguna untuk mengontrol pengalaman mereka di layanan Meta.
Namun tekanan terhadap Meta di Eropa tampaknya belum akan surut dalam waktu dekat. Putusan ini hanyalah yang terbaru dari serangkaian denda dan penyelidikan yang dihadapi Meta di benua tersebut.
Reuters mencatat bahwa tahun lalu Komisi Eropa juga mendenda Meta hampir €800 juta terkait layanan Facebook Marketplace. Selain itu Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez baru saja mengumumkan bahwa negaranya akan meluncurkan penyelidikan terpisah terhadap Meta.
Penyelidikan ini terkait dugaan pelanggaran privasi jutaan pengguna melalui mekanisme tersembunyi untuk melacak aktivitas web pengguna perangkat Android.
Rentetan tantangan hukum ini menjadi sinyal bagi kamu para investor untuk terus memantau bagaimana regulasi global dapat mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan teknologi besar di masa depan.
Referensi:
- Seeking Alpha, Meta ordered to pay $552M to Spanish digital media firms by Madrid court. Diakses pada 21 November 2025
- Reuters, Spanish court orders Meta to pay $550 million to digital media companies. Diakses pada 21 November 2025
- Featured Image: Shutterstock
Disclaimer
PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.