Mengenal Passive Investing dan Cara Kerjanya untuk Investor
Dalam beberapa tahun terakhir, passive investing menjadi salah satu pendekatan investasi yang diminati oleh investor. Ketertarikan ini bukan hanya muncul dari kalangan pemula, tetapi juga investor profesional yang ingin memiliki strategi lebih stabil, hemat biaya, dan tidak terlalu terpengaruh emosi pasar.
Berkembangnya produk passive index investing seperti ETF indeks juga membuat akses ke pasar global semakin mudah dan terjangkau. Dikutip dari Morningstar, produk indeks cenderung memberikan hasil kompetitif dengan biaya jauh lebih rendah dibandingkan strategi aktif.
Artikel ini akan membahas apa itu passive investing, cara kerjanya, manfaat, kekurangan, dan perbandingannya dengan active investing.
Apa Itu Passive Investing?
Passive investing adalah pendekatan investasi jangka panjang yang bertujuan mengikuti kinerja indeks pasar tertentu tanpa melakukan aktivitas trading intensif.
Melansir Investopedia, passive investing adalah strategi jangka panjang yang menekankan kepemilikan portofolio terdiversifikasi untuk mengikuti indeks pasar, alih-alih mencoba mengalahkannya.
Beberapa contoh indeks populer antara lain:
- S&P 500
- Nasdaq 100
- Dow Jones Industrial Average
- MSCI World Index
Dalam praktiknya, investor tidak memilih saham satu per satu. Mereka cukup membeli produk berbasis indeks seperti ETF atau index fund yang isinya sudah mencerminkan komposisi indeks tersebut.
Strategi ini sangat cocok bagi investor yang ingin membangun kekayaan secara bertahap tanpa harus memantau pasar setiap hari.
Bagaimana Passive Index Investing Bekerja?
Passive investing bekerja melalui mekanisme produk indeks, terutama ETF (exchange-traded fund). Berikut gambaran sederhananya:
- Memilih indeks acuan
Misalnya S&P 500, indeks yang merepresentasikan sekitar 500 perusahaan terbesar di Amerika Serikat. - Membeli ETF yang mengikuti indeks tersebut
Contoh ETF indeks:
- VOO (Vanguard S&P 500)
- SPY (SPDR S&P 500)
- QQQ (Nasdaq 100)
- VXUS (ETF global non-AS) - Dibiarkan tumbuh jangka panjang
Nilai portofolio akan naik turun mengikuti pasar. Tidak ada upaya menebak timing pasar. - Aktivitas transaksi sangat minim
Investor biasanya hanya melakukan pembelian rutin atau rebalancing sesekali.
Pendekatan ini membuat investor tidak terjebak dalam keputusan emosional dan lebih fokus pada akumulasi kekayaan jangka panjang.
Manfaat Passive Investing
Biaya Lebih Rendah
ETF indeks biasanya punya expense ratio sangat rendah karena tidak membutuhkan riset intensif atau manajer aktif. Masih melansir Morningstar, biaya rendah merupakan faktor utama mengapa strategi indeks konsisten mengungguli banyak fund aktif.
Diversifikasi Instan
Dengan membeli satu ETF indeks, investor bisa memiliki ratusan hingga ribuan saham sekaligus. Diversifikasi membantu menurunkan risiko spesifik perusahaan.
Cocok untuk Jangka Panjang
Secara historis, melansir data Federal Reserve dan indeks pasar AS, pasar saham cenderung tumbuh dalam jangka panjang meski mengalami volatilitas.
Ramah Pemula
Pemula tidak perlu menganalisis laporan keuangan, valuasi, atau grafik harga setiap hari.
Minim Stres dan Intervensi Emosional
Tidak perlu menebak saham mana yang akan naik hari ini atau kapan waktu terbaik masuk pasar.
Kekurangan dan Tantangan Passive Investing
- Tidak Akan Mengalahkan Pasar
Strategi pasif hanya bertujuan menyamai indeks, bukan melebihinya. - Kurang Fleksibel
Karena mengikuti indeks, ETF tidak bisa “menghindari” sektor yang sedang melemah. - Tetap Mengalami Penurunan Saat Pasar Turun
ETF indeks akan turun mengikuti pasar. Diversifikasi tidak menghilangkan risiko sistemik. - Kurang Cocok untuk Investor yang Suka Trading
Investor yang tertarik analisa saham mendalam mungkin merasa strategi ini kurang menantang.
Passive Investing vs Active Investing
| Aspek | Passive | Active |
|---|---|---|
| Tujuan | Mengikuti pasar | Mengalahkan pasar |
| Biaya | Rendah | Tinggi karena riset, manajemen, dan trading aktif |
| Risiko | Terpapar risiko pasar | Risiko salah analisis, timing buruk, dan emosi |
| Frekuensi Transaksi | Jarang | Sering |
| Profil Investor | Pemula, profesional sibuk, jangka panjang | Investor berpengalaman dan punya waktu lebih |
Menurut Morningstar, mayoritas fund aktif gagal mengalahkan indeks benchmark dalam jangka panjang, sehingga strategi pasif menjadi opsi yang sangat rasional untuk sebagian besar investor.
Apa Saja Produk Passive Investing yang Umum?
- ETF Indeks: Produk paling populer untuk strategi pasif. Likuid dan mudah dibeli.
- Index Funds: Mirip ETF, tetapi diperdagangkan pada harga NAV akhir hari.
- Marketwide ETF: Misalnya ETF seluruh pasar AS atau pasar global.
- Sector Index ETF: ETF berbasis sektor seperti teknologi, keuangan, energi, atau kesehatan.
Siapa yang Cocok Menggunakan Pendekatan Passive Investing?
- Investor pemula yang baru mulai belajar
- Investor dengan modal terbatas
- Pekerja profesional yang tidak punya waktu memantau pasar
- Mereka yang ingin membangun dana pensiun jangka panjang
- Investor yang ingin lebih stabil secara emosional
Kesimpulan
Passive investing adalah strategi jangka panjang yang sederhana, terjangkau, dan efektif untuk mengikuti pertumbuhan pasar global. Dengan memanfaatkan ETF indeks, investor bisa mendapatkan diversifikasi otomatis, biaya rendah, serta risiko yang lebih stabil tanpa harus melakukan analisis kompleks setiap hari.
Meski bukan strategi yang sempurna, pendekatan ini terbukti cocok untuk banyak investor modern yang ingin membangun kekayaan secara konsisten.
Jika kamu ingin mulai berinvestasi di ETF dan saham global dengan modal kecil dan proses yang mudah, kamu bisa menggunakan Gotrade.
Mulai trading di Gotrade sekarang, modal mulai Rp15.000 saja.
FAQ
1. Apakah passive investing cocok untuk pemula?
Sangat cocok. Strategi ini tidak memerlukan analisis rumit dan membantu pemula menghindari stres pasar.
2. Apakah passive investing pasti untung?
Tidak ada jaminan untung, tetapi melansir data historis indeks global, pasar cenderung tumbuh dalam jangka panjang.
3. Produk apa yang biasanya digunakan untuk passive investing?
ETF indeks seperti S&P 500, Nasdaq 100, dan ETF global.
Disclaimer
PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.