Mengenal Kevin Hassett, Calon Kuat Bos The Fed Pilihan Trump

Profil Kevin Hassett, kandidat favorit Ketua The Fed baru. Dikenal pro-bunga rendah dan siap "bersih-bersih" bank sentral. Simak analisis lengkapnya di sini.

Mengenal Kevin Hassett, Calon Kuat Bos The Fed Pilihan Trump

Jakarta, Gotrade News - Bursa pencalonan Ketua Federal Reserve (The Fed) semakin memanas. Nama Kevin Hassett kini muncul sebagai kandidat terkuat untuk menggantikan Jerome Powell pada tahun 2026 mendatang.

Sebagai investor muda, kamu perlu mengenal siapa sosok ini. Pasalnya, jika terpilih, kebijakan Hassett akan sangat menentukan arah suku bunga dan portofolio investasimu di masa depan. Mari kita bedah profil dan pemikirannya yang kontroversial.

Siapa Sebenarnya Kevin Hassett?

Kevin Hassett bukanlah orang baru di lingkaran ekonomi Amerika Serikat. Melansir profil dari Georgetown University, ia saat ini menjabat sebagai Direktur Dewan Ekonomi Nasional (NEC) AS. Sebelumnya, ia pernah memimpin Dewan Penasihat Ekonomi Presiden (CEA) dari 2017 hingga 2019.

Secara akademis, Hassett memiliki rekam jejak yang solid dengan gelar Ph.D. dari University of Pennsylvania. Ia juga pernah menjadi penasihat ekonomi untuk kampanye presidensial tokoh-tokoh besar Partai Republik, mulai dari George W. Bush, John McCain, hingga Mitt Romney.

Menariknya, Hassett memiliki sisi personal yang unik. Georgetown University mencatat bahwa ia dikenal sebagai "trash talker" di lapangan basket yang selalu percaya diri dengan tembakannya. Kepercayaan diri ini juga tercermin dalam penampilannya di berbagai media besar seperti Fox dan CNBC sebagai juru bicara utama kebijakan ekonomi Gedung Putih.

Misi "Bersih-Bersih" dan Bunga Rendah

Apa yang membuat Hassett berbeda dari Jerome Powell? Jawabannya terletak pada pandangan moneternya yang agresif. Menurut laporan Financial Express, Hassett secara terbuka mengkritik kepemimpinan The Fed saat ini yang ia nilai lambat dalam menurunkan suku bunga.

Dalam sebuah wawancara dengan Yahoo Finance yang dikutip Financial Express, Hassett bahkan menyarankan agar Ketua The Fed berikutnya melakukan "bersih-bersih" (clean house) di lembaga tersebut. Ia berargumen bahwa bank sentral seharusnya memangkas suku bunga lebih cepat meskipun data lapangan kerja sempat menguat.

Visi Hassett sangat sejalan dengan agenda Presiden Donald Trump yang menginginkan pertumbuhan ekonomi (pro-growth). Seperti dilaporkan oleh Hindustan Times, Hassett dikenal mendukung pemangkasan pajak dan kebijakan regulasi yang lebih longgar. Ia bahkan memprediksi inflasi akan turun hingga ke level 1% tahun depan, sebuah optimisme yang menjadi dasar argumennya untuk pelonggaran kebijakan uang.

Risiko Independensi dan Kritik Para Ahli

Namun, pencalonan Hassett bukan tanpa risiko. Banyak ekonom khawatir bahwa kedekatannya dengan Trump dapat menggerus independensi The Fed. Hindustan Times menyoroti bahwa Hassett mendukung kritik tentang "mission creep" The Fed dan mempertanyakan transparansi lembaga tersebut selama ini.

Kekhawatiran utama adalah politisasi suku bunga. Austan Goolsbee, Presiden The Fed Chicago, memperingatkan dalam wawancaranya dengan CNBC yang dikutip Hindustan Times, bahwa intervensi politik di bank sentral bisa berujung pada inflasi yang lebih buruk dan pengangguran yang lebih tinggi.

Senada dengan Goolsbee, Allen Sinai dari Decision Economics juga menyebutkan bahwa menahan suku bunga rendah demi alasan politik adalah risiko makroekonomi yang besar. Pasar mungkin akan melihat langkah tersebut sebagai pengambilalihan kendali The Fed oleh pemerintah (administrasi).

Saat ini, Hassett bersaing dengan kandidat lain seperti Kevin Warsh yang lebih hawkish (ketat terhadap inflasi) dan Christopher Waller. Namun, dengan dukungan kuat dari lingkaran dalam Trump, Hassett tetap menjadi nama yang paling diperhitungkan pasar saat ini.

Referensi:


Disclaimer

PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.

Read more