Memahami Cara Menentukan Position Sizing untuk Trader
Banyak trader ingin meningkatkan konsistensi profit, namun hanya sedikit yang benar-benar memahami cara menentukan position sizing secara profesional. Padahal position sizing adalah fondasi dari risk management. Tanpa ukuran posisi yang tepat, strategi paling canggih sekalipun bisa berakhir rugi besar.
Bagi trader berpengalaman, memahami risiko per trade, volatilitas pasar, dan exposure total sangat penting untuk menjaga stabilitas performa.
Artikel ini membahas prinsip position sizing, metode fixed fractional, volatility sizing, exposure limit, serta contoh formula yang bisa langsung diterapkan.
Apakah Position Sizing Menentukan Hasil Trading?
Position sizing adalah salah satu komponen penting dalam risk management karena menentukan seberapa besar modal yang terekspos pada risiko setiap trade.
TradeFundrr menambahkan bahwa trader yang menggunakan ukuran posisi konsisten memiliki volatilitas performa yang lebih rendah dan lebih mudah mengontrol drawdown.
Position sizing bukan tentang memperbesar profit, tetapi tentang mengendalikan risiko supaya kamu bisa bertahan lama di pasar.
Konsep Dasar Position Sizing
1. Risk per trade
Ini adalah jumlah maksimal yang siap kamu relakan jika trade gagal. Umumnya:
- trader konservatif: 0.5 persen per trade
- trader berpengalaman: 1 sampai 2 persen per trade
Risk per trade harus dihitung dari total modal, bukan hanya dari nilai order.
2. Stop loss sebagai dasar ukuran
Stop loss menentukan seberapa besar jarak risiko yang kamu ambil. Semakin besar stop, semakin kecil ukuran posisi yang harus diambil.
Formula umum:
Position Size = Risk per Trade ÷ Stop Loss (dalam nilai dolar)
3 Metode Position Sizing
1. Fixed fractional position sizing
Ini adalah metode paling populer karena sederhana dan konsisten.
Prinsipnya:
- risiko tetap setiap trade (misalnya 1 persen dari modal)
- ukuran posisi otomatis menyesuaikan besarnya stop loss
Contoh:
- modal: US$10.000
- risk per trade: 1 persen = US$100
- stop loss: US$5 per saham
Maka ukuran posisi:
Position Size = 100 ÷ 5 = 20 saham
Keunggulan:
- menjaga risiko stabil
- mudah dievaluasi
2. Volatility-based sizing
Trader berpengalaman sering menggunakan ATR (Average True Range) untuk menentukan ukuran posisi berdasarkan volatilitas.
Prinsip:
- semakin tinggi ATR, semakin kecil ukuran posisi
- semakin rendah ATR, semakin besar ukuran posisi
Rumus umum:
Stop Loss = ATR × multiplier (misalnya 1.5 atau 2)
Position Size = Risk per Trade ÷ Stop Loss
Keunggulan:
- stop lebih realistis
- cocok untuk saham US yang volatil
3. Exposure limit
Trader profesional tidak hanya menghitung risiko per trade, tetapi juga risiko akumulasi portofolio.
Exposure limit biasanya mencakup:
- maksimal 20 sampai 30 persen modal di satu sektor
- maksimal 5 sampai 10 persen risiko portofolio berjalan
- maksimal 3 trade terbuka dengan korelasi tinggi
Tujuannya untuk menghindari konsentrasi risiko.
Contoh Perhitungan Position Sizing Lengkap
Misalkan:
- modal: US$15.000
- risk per trade: 1 persen = US$150
- ATR saham: US$4.00
- multiplier ATR: 1.5
Stop loss:
- Stop Loss = 4.00 × 1.5 = 6.00
Ukuran posisi:
- Position Size = 150 ÷ 6 = 25 saham
Nilai total posisi:
- 25 saham × harga saham misalnya US$120 = US$3.000
Dengan perhitungan ini, risiko tetap terkontrol meskipun volatilitas harga cukup tinggi.
Checklist Position Sizing Profesional
Gunakan checklist ini sebelum membuka posisi:
1. Risiko per trade sudah ditentukan?
Jangan entry sebelum tahu batas kerugian maksimal.
2. Jarak stop loss objektif?
Stop harus berdasarkan struktur harga, bukan perasaan.
3. Ukuran posisi sesuai volatilitas?
Gunakan ATR untuk memastikan stop tidak terlalu sempit.
4. Exposure portofolio terkendali?
Pastikan tidak terlalu banyak posisi pada sektor yang sama.
5. Risk of ruin rendah?
Semakin kecil risiko per trade, semakin kecil peluang akun habis.
Kesalahan Umum Trader Berpengalaman dalam Position Sizing
1. Memperbesar ukuran posisi saat sedang profit streak
Walaupun terlihat logis, hal ini sering meningkatkan risiko overconfidence.
2. Tidak menyesuaikan ukuran posisi saat pasar sangat volatil
Trader profesional harus fleksibel mengikuti kondisi pasar.
3. Menggunakan stop loss emosional
Stop loss harus berdasarkan price action atau volatilitas, bukan angka acak.
Bagaimana Position Sizing Mendukung Konsistensi Jangka Panjang?
Position sizing menjaga disiplin dan mencegah drawdown ekstrem. Dengan manajemen risiko yang kuat:
- kamu bisa bertahan dalam kondisi market buruk
- kamu bisa memaksimalkan peluang di tren yang jelas
- kamu menjaga kestabilan portofolio dalam jangka panjang
Trader profesional bukan yang paling banyak menang, tetapi yang paling disiplin mengontrol risiko.
Kesimpulan
Menentukan position sizing yang benar adalah salah satu keterampilan paling penting untuk trader berpengalaman.
Dengan fixed fractional, volatility-based sizing, dan exposure limit, kamu bisa menjaga risiko tetap rendah sekaligus meningkatkan kualitas eksekusi trading.
Konsistensi dan disiplin jauh lebih penting daripada menemukan strategi “paling profit”.
Kelola posisi dan risiko dengan lebih terukur sambil memperluas portofolio.
Download aplikasi Gotrade dan mulai trading saham serta ETF Amerika mulai dari US$1 dengan eksekusi cepat dan antarmuka yang sederhana.
FAQ
1. Apa itu position sizing?
Cara menentukan ukuran posisi trading berdasarkan risiko dan stop loss.
2. Berapa risk per trade yang ideal?
Trader profesional biasanya menggunakan 0.5 sampai 2 persen per trade.
3. Mengapa ATR penting dalam position sizing?
Karena ATR mencerminkan volatilitas, sehingga stop loss lebih realistis.
Disclaimer: PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.