Laporan Kerja AS September Rilis: Sinyal Ekonomi Melambat?

Data nonfarm payrolls AS bulan September akhirnya rilis pasca shutdown. Simak analisis dampak pasar kerja yang melambat bagi strategi investasimu di sini

Laporan Kerja AS September Rilis: Sinyal Ekonomi Melambat?

Jakarta, Gotrade News - Setelah penantian panjang akibat shutdown pemerintahan di Washington D.C data ketenagakerjaan Amerika Serikat yang paling dinanti akhirnya akan dirilis pada hari Kamis ini.

Bagi kamu yang berinvestasi di pasar saham AS momen ini sangat penting.

Data ini biasanya menjadi kompas utama bagi investor untuk melihat kesehatan ekonomi terbesar di dunia tersebut.

Namun rilis data kali ini sedikit berbeda karena keterlambatan yang cukup lama.

Mari kita bedah apa yang diharapkan dari laporan ini dan mengapa hal ini krusial bagi strategi investasimu.

Angka yang Diharapkan dan Realita Lapangan

Biro Statistik Tenaga Kerja (BLS) dijadwalkan merilis angka nonfarm payrolls untuk bulan September.

Sebagai informasi nonfarm payrolls adalah data yang menunjukkan jumlah tenaga kerja di AS di luar sektor pertanian pemerintahan rumah tangga dan organisasi nirlaba.

Menurut konsensus Dow Jones yang dikutip oleh CNBC pasar memperkirakan adanya penambahan 50.000 pekerjaan baik di sektor publik maupun swasta.

Angka ini merupakan kenaikan dari laporan awal bulan Agustus yang hanya mencatat 22.000 pekerjaan.

Meskipun ada kenaikan angka ini masih mengindikasikan kondisi pasar tenaga kerja yang melunak.

Selain itu tingkat pengangguran diprediksi akan tetap berada di angka 4,3%.

Sementara itu pendapatan per jam rata-rata diperkirakan naik 0,3% secara bulanan dan 3,7% jika dibandingkan tahun lalu.

Menurut laporan dari CNN para ekonom memperingatkan bahwa jika angka 50.000 ini benar terjadi maka tahun ini akan menjadi tahun dengan pertumbuhan lapangan kerja terlemah sejak pandemi.

Allison Shrivastava seorang ekonom di Indeed Hiring Lab menyebutkan dalam wawancaranya dengan CNN bahwa ia mengharapkan kelanjutan dari pasar kerja yang "anemis" atau lesu ini.

Mengapa Data Ini Mungkin Terasa "Basi" bagi Investor?

Tantangan terbesar dari laporan kali ini adalah sifatnya yang backward-looking atau melihat ke belakang.

Karena data yang dirilis adalah data bulan September kita seperti melihat kondisi ekonomi melalui kaca spion yang agak jauh.

Ketua The Fed Jerome Powell bahkan menggambarkan situasi ini seperti "mengemudi dalam kabut" karena kurangnya data terkini untuk mengambil keputusan kebijakan suku bunga.

Situasi ini diperparah dengan fakta bahwa tidak akan ada laporan pekerjaan bulan Oktober yang dirilis secara terpisah.

Seperti yang dilaporkan CNBC Biro Statistik Tenaga Kerja (BLS) tidak akan merilis tingkat pengangguran untuk bulan Oktober karena data rumah tangga tidak dapat dikumpulkan selama shutdown.

Sebaliknya data penggajian Oktober akan digabungkan dengan laporan November yang baru akan dirilis pada 16 Desember mendatang.

Joseph Brusuelas kepala ekonom di RSM mengatakan kepada CNBC bahwa ekonomi sedang berjuang melalui periode ketidakpastian yang meluas.

Ia menambahkan bahwa kita mungkin tidak akan mendapatkan pembacaan yang benar-benar bersih mengenai kondisi pasar tenaga kerja hingga awal Februari nanti.

Ini berarti investor dan pembuat kebijakan harus lebih berhati-hati dalam menafsirkan angka-angka yang keluar hari ini.

Namun Gubernur The Fed Christopher Waller menolak gagasan bahwa mereka "terbang buta" dan menegaskan bahwa para ekonom terlatih untuk menggunakan data apa pun yang tersedia untuk merumuskan perkiraan.

Ketimpangan Ekonomi dan Sinyal Resesi

Di balik angka-angka utama terdapat cerita tentang ketimpangan ekonomi yang semakin nyata atau sering disebut sebagai pemulihan berbentuk K.

Kondisi ini menggambarkan situasi di mana sebagian masyarakat (biasanya yang lebih kaya) terus membelanjakan uang sementara yang lain harus mengerem pengeluaran.

Laporan CNN menyoroti bahwa ketidakpastian ekonomi dan kenaikan biaya hidup telah menyebabkan konsumen menarik diri.

Perusahaan ritel besar seperti The Home Depot, Inc. dan Target Corporation telah merasakan dampak dari perubahan perilaku konsumen ini.

Meskipun belanja konsumen secara umum masih bertahan hal itu sebagian besar ditopang oleh warga Amerika yang lebih kaya.

Di sisi lain sektor tenaga kerja juga menunjukkan tren yang spesifik.

Sebagian besar penambahan pekerjaan terjadi di sektor perawatan kesehatan dan layanan sosial.

Sementara itu industri lain cenderung datar atau bahkan negatif.

Goldman Sachs seperti yang dikutip CNBC memiliki pandangan di atas konsensus dengan prediksi 80.000 pekerjaan tercipta di September.

Namun analis dari The Goldman Sachs Group, Inc. juga melihat potensi penurunan 50.000 pekerjaan di bulan Oktober karena berakhirnya program penangguhan pengunduran diri pemerintah federal.

Data lain seperti penghitungan penggajian swasta dari Automatic Data Processing, Inc. juga memberikan petunjuk tambahan mengenai di mana posisi pasar tenaga kerja saat ini.

Meskipun pasar tenaga kerja terlihat rentan para ekonom dari Nationwide yang dikutip CNN mengatakan bahwa mereka belum melihat resesi di depan mata dalam waktu dekat.

Mereka mengibaratkan kondisi saat ini seperti tahap akhir dari lari maraton pasar tenaga kerja di mana kondisinya terlihat lebih lambat dan lelah namun belum tentu akan jatuh.

Bagi kamu para investor ini adalah sinyal untuk tetap waspada namun tidak perlu panik.

Perhatikan sektor-sektor yang defensif dan terus pantau bagaimana kebijakan suku bunga serta tarif baru akan mempengaruhi portofoliomu di masa depan.

Referensi:

Disclaimer

PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.

Read more