5 Langkah Bangun Kebiasaan Finansial Sehat Sebelum Mulai Investasi

5 Langkah Bangun Kebiasaan Finansial Sehat Sebelum Mulai Investasi

Sebelum mulai berinvestasi, langkah paling penting adalah memastikan kamu sudah punya kebiasaan finansial sehat. Tanpa dasar keuangan yang kuat, investasi justru bisa menambah stres, bukan memberikan kebebasan finansial.

Kebiasaan ini menjadi fondasi dalam personal finance dan budgeting, membantu kamu mengelola uang lebih bijak, disiplin, dan siap menghadapi risiko investasi di masa depan.

Dalam artikel ini, Gotrade akan membahas lima langkah praktis untuk membangun keuangan yang sehat sebelum kamu mulai berinvestasi.

1. Buat Anggaran dan Catat Arus Kas

Langkah pertama dalam membangun kebiasaan finansial sehat adalah mengetahui ke mana uangmu pergi setiap bulan.

Banyak pemula gagal bukan karena kurang penghasilan, tetapi karena tidak tahu bagaimana mereka mengelolanya.

Gunakan metode sederhana seperti 50/30/20 rule:

  • 50% untuk kebutuhan (makan, transportasi, tempat tinggal).
  • 30% untuk keinginan (hiburan, gaya hidup).
  • 20% untuk tabungan dan investasi.

Melansir Corporate Finance Institute, membuat anggaran terperinci dan mencatat pengeluaran rutin bisa membantu kamu mengidentifikasi kebocoran finansial.

Misalnya biaya langganan yang tidak terpakai atau pengeluaran impulsif kecil yang ternyata besar jika dijumlahkan.

Gunakan aplikasi seperti Google Sheets, Notion, atau fitur budget tracker di bank digital agar pencatatanmu tetap rapi dan otomatis.

2. Bangun Dana Darurat

Sebelum memikirkan return dari investasi, pastikan kamu punya dana darurat minimal 3–6 bulan pengeluaran rutin. Tujuannya adalah melindungi keuanganmu dari kejadian tak terduga seperti kehilangan pekerjaan, biaya medis, atau kerusakan mendadak.

Simpan dana ini di instrumen likuid seperti rekening tabungan berjangka atau money market fund agar bisa diakses kapan pun tanpa kehilangan nilai.

Menurut Investopedia, banyak investor pemula panik menjual sahamnya saat butuh uang cepat karena tidak punya dana darurat, padahal kondisi pasar saat itu mungkin sedang turun. Dana darurat mencegah kamu mengambil keputusan emosional seperti ini.

3. Hindari Utang Konsumtif dan Kelola Kredit dengan Bijak

Utang bukan musuh, tapi bisa jadi beban kalau tidak dikelola dengan benar. Fokuslah melunasi utang berbunga tinggi seperti kartu kredit sebelum berinvestasi.

Jika kamu memiliki beberapa pinjaman, gunakan strategi “debt snowball” (bayar dari yang paling kecil) atau “debt avalanche” (bayar dari bunga tertinggi). Dengan begitu, kamu bisa menghemat bunga sekaligus menjaga motivasi menyelesaikan utang.

Selain itu, jaga rasio utang terhadap pendapatan (debt-to-income ratio) di bawah 30%. Semakin rendah rasio ini, semakin fleksibel kamu dalam mengalokasikan dana untuk investasi.

4. Tentukan Tujuan Keuangan yang Jelas

Investasi tanpa tujuan ibarat berlayar tanpa arah. Tentukan dulu apa yang ingin kamu capai, apakah itu membeli rumah, dana pensiun, atau kebebasan finansial.

Buat target yang spesifik, terukur, dan realistis dengan metode SMART goals (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time-bound). Misalnya:

“Saya ingin mengumpulkan Rp50 juta dalam 3 tahun untuk uang muka rumah dengan menabung Rp1,4 juta per bulan.”

Dengan tujuan yang jelas, kamu bisa menentukan strategi dan profil risiko yang tepat, apakah lebih cocok di saham, reksa dana, atau ETF global.

5. Mulai Investasi dari Nominal Kecil dan Disiplin

Setelah keuanganmu tertata, barulah mulai investasi secara bertahap. Tidak perlu menunggu modal besar, yang penting konsisten.

Mulai dari nominal kecil, misalnya $5 atau Rp100.000 per bulan. Fokus pada frekuensi dan disiplin, bukan jumlah. Dengan begitu, kamu membangun kebiasaan yang berkelanjutan.

Gunakan pendekatan Dollar-Cost Averaging (DCA): beli aset dengan nominal tetap secara rutin tanpa peduli fluktuasi harga. Strategi ini membantu mengurangi risiko timing yang salah dan membangun portofolio jangka panjang yang stabil.

Lewat aplikasi Gotrade, kamu bisa mulai investasi saham global seperti Apple, Tesla, dan Microsoft hanya dari $1.

Tenang saja, Gotrade sudah di bawah pengawasan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan didukung oleh Komdigi serta Nasdaq. Aplikasinya pun mudah digunakan dan cocok untuk investor muda yang ingin belajar sekaligus beraksi.

Kesimpulan

Membangun kebiasaan finansial sehat adalah langkah paling krusial sebelum terjun ke dunia investasi.

Dengan memiliki anggaran yang disiplin, dana darurat, manajemen utang yang sehat, dan tujuan keuangan yang jelas, kamu menciptakan fondasi kuat untuk mencapai stabilitas jangka panjang.

Mulailah dari sekarang dengan langkah kecil tapi konsisten. Ketika kamu siap berinvestasi, gunakan Gotrade untuk akses ke saham global dengan mudah, aman, dan transparan.

Unduh aplikasinya sekarang di sini dan mulai investasi saham AS dengan murah serta aman!

FAQ

1. Apakah harus punya dana darurat sebelum investasi?

Idealnya, ya. Dana darurat memastikan kamu tidak menjual investasi di waktu yang salah saat butuh uang mendadak.

2. Berapa persen dari gaji yang sebaiknya dialokasikan untuk investasi?

Minimal 10–20% dari penghasilan, tergantung kondisi finansial dan kewajiban lainnya.

3. Apa kesalahan umum sebelum mulai investasi?

Kurang disiplin dalam mencatat pengeluaran dan tidak memiliki rencana keuangan jangka panjang.

Disclaimer

PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.

Read more