8 Kesalahan Umum Trader saat Memilih Saham
Banyak kerugian dalam trading sebenarnya bukan berasal dari eksekusi entry atau exit, tetapi dari tahap yang lebih awal, yakni saat pemilihan saham. Kesalahan trading saham sering terjadi karena trader terlalu percaya diri, salah membaca konteks, atau terburu-buru mengambil peluang tanpa filter yang jelas.
Artikel ini membahas kesalahan saat trading yang paling sering terjadi ketika memilih saham, beserta penjelasan praktis agar kamu bisa menghindarinya dan membangun proses trading yang lebih konsisten.
Penyebab Salah Memilih Saham
Trader sering merasa sudah memiliki strategi, indikator, dan risk management. Namun, jika saham yang dipilih sejak awal tidak sesuai dengan gaya trading dan kondisi market, strategi sebaik apa pun akan sulit bekerja.
Masalah utamanya biasanya bukan kurangnya tools, tetapi kurangnya disiplin dalam proses seleksi saham. Di sinilah kesalahan-kesalahan berikut sering muncul.
Kesalahan Trader Saat Memilih Saham
Merangkum IG Group dan CFI, berikut adalah 8 kesalahan umum trader saat memilih saham yang harus segera disadari dan dihindari.
1. Overconfidence terhadap analisis sendiri
Overconfidence membuat trader merasa analisanya selalu benar. Akibatnya, proses seleksi saham menjadi longgar dan penuh asumsi.
Trader cenderung mengabaikan sinyal risiko karena terlalu yakin dengan prediksi pribadi.
2. Salah membaca konteks market
Saham yang terlihat menarik secara teknikal bisa gagal jika konteks market tidak mendukung.
Banyak kesalahan trading saham terjadi karena trader masuk posisi tanpa mempertimbangkan kondisi indeks atau sentimen global.
Trading tanpa konteks ibarat berenang melawan arus.
3. Memilih saham hanya karena sedang ramai
Saham yang ramai dibicarakan sering memicu FOMO. Trader masuk tanpa rencana jelas dan akhirnya terjebak di harga yang sudah terlalu tinggi.
Popularitas tidak selalu sejalan dengan peluang trading yang sehat.
4. Mengabaikan likuiditas saham
Likuiditas rendah membuat entry dan exit sulit dieksekusi dengan harga yang diinginkan.
Banyak trader baru menyadari masalah ini setelah terkena slippage besar. Likuiditas adalah syarat dasar, bukan bonus tambahan.
5. Tidak menyesuaikan saham dengan gaya trading
Setiap gaya trading membutuhkan karakter saham yang berbeda. Saham yang cocok untuk day trading belum tentu cocok untuk swing trading.
Kesalahan saat trading sering muncul karena trader memaksakan satu saham untuk semua strategi.
6. Terlalu bergantung pada satu indikator
Mengandalkan satu indikator teknikal sering menghasilkan sinyal palsu.
Trader lalu memilih saham hanya karena satu sinyal, tanpa melihat struktur harga dan volume.
Kombinasi konteks jauh lebih penting daripada indikator tunggal.
7. Mengabaikan level risiko sejak awal
Banyak trader memilih saham tanpa mempertimbangkan jarak stop loss yang wajar.
Setelah entry, baru sadar bahwa risiko terlalu besar dibanding potensi reward.
Pemilihan saham seharusnya sudah mempertimbangkan risk-reward.
8. Tidak memiliki watchlist terkurasi
Tanpa watchlist yang jelas, trader cenderung memilih saham secara acak setiap hari. Ini meningkatkan peluang keputusan impulsif.
Watchlist membantu menjaga konsistensi dan fokus.
Dampak Salah Memilih Saham
a. Konsistensi profit sulit dicapai
Kesalahan berulang dalam seleksi saham membuat hasil trading tidak stabil, meskipun sesekali profit.
Kamu bisa profit hari ini, lalu kehilangan sebagian besar keuntungan di trade berikutnya karena karakter saham tidak sesuai dengan strategi.
b. Mental trading cepat terkuras
Trading saham yang salah karakter sering memicu stres, ragu-ragu, dan kelelahan mental.
c. Strategi terlihat “tidak berhasil”
Banyak trader mengganti strategi terlalu cepat karena merasa sistemnya tidak bekerja.
Padahal, masalah utamanya ada pada saham yang dipilih, bukan pada setup atau manajemen risiko.
d. Risk-reward menjadi tidak seimbang
Banyak saham terlihat “murah” atau “menarik”, tetapi membutuhkan stop loss yang sangat lebar.
Akibatnya, satu kesalahan bisa menghapus hasil dari beberapa trade yang benar.
e. Berisiko melakukan overtrading
Ketika saham yang dipilih tidak memberikan hasil sesuai ekspektasi, trader cenderung “mencari pengganti” dengan cepat.
Ini sering berujung pada overtrading dan keputusan impulsif.
f. Waktu dan fokus terbuang percuma
Trading membutuhkan energi dan perhatian. Jika waktu habis untuk memantau saham yang salah karakter, peluang di saham yang lebih berkualitas justru terlewat.
Kesimpulan
Sebagian besar kesalahan trading saham berakar dari proses pemilihan saham yang kurang disiplin. Overconfidence, salah konteks, FOMO, dan mengabaikan risiko adalah kesalahan klasik yang sering diulang.
Dengan memperbaiki proses seleksi saham, trader bisa mengurangi kesalahan saat trading secara signifikan sebelum masuk ke tahap eksekusi.
Pendekatan yang lebih terstruktur, penggunaan watchlist, dan memanfaatkan fitur-fitur modern Gotrade Indonesia untuk memantau saham global dapat membantu trader mengambil keputusan yang lebih rasional dan konsisten.
Makanya, tekan tombol di atas untuk download Gotrade dan mulai konsisten trading!
FAQ
1. Apakah kesalahan memilih saham lebih fatal dari salah entry?
Sering kali iya, karena memengaruhi seluruh proses trading.
2. Bagaimana cara mengurangi overconfidence saat trading?
Gunakan checklist dan data, bukan intuisi semata.
3. Apakah trader pemula lebih sering melakukan kesalahan ini?
Ya, tetapi trader berpengalaman juga bisa terjebak jika tidak disiplin.
4. Apakah watchlist benar-benar penting?
Penting untuk menjaga fokus dan konsistensi dalam memilih saham.
Disclaimer: PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.