Keputusan The Fed di Ujung Tanduk, Apa Dampaknya Bagi Kita Semua
The Fed menghadapi dilema dalam mengambil keputusan suku bunga akibat krisis data. Pahami mengapa keputusan The Fed kali ini sangat penting untuk masa depan keuanganmu.

Bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (The Fed), menghadapi sebuah dilema besar. Dalam hitungan hari, mereka harus membuat keputusan krusial mengenai suku bunga yang akan memengaruhi ekonomi global, namun mereka harus melakukannya tanpa data-data kunci yang biasanya menjadi panduan utama.
Situasi ini ibarat seorang pilot yang harus mendaratkan pesawat di tengah kabut tebal. Bagi kamu, keputusan ini penting karena akan berdampak pada nilai investasi, biaya pinjaman, dan stabilitas ekonomi secara keseluruhan. Mari kita bedah mengapa keputusan The Fed kali ini begitu rumit.
Dua Sinyal Ekonomi yang Saling Bertentangan
Kebingungan utama berasal dari dua indikator ekonomi yang memberikan sinyal yang berlawanan, terutama bagi pelaku investasi saham Amerika. Sebelum pemerintah AS mengalami shutdown (penghentian sementara layanan pemerintahan) pada awal Oktober, data menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja yang sangat lemah.
Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi yang diukur dari Produk Domestik Bruto (PDB) justru melaju kencang di angka 3%, seperti dilaporkan oleh Marketwatch.
Ini adalah sebuah anomali. Biasanya, pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja selalu berjalan beriringan. Karena keanehan ini, The Fed berada dalam posisi sulit untuk menginterpretasikan kesehatan ekonomi yang sesungguhnya.
Beroperasi Tanpa Peta Akibat Krisis Data
Penghentian layanan pemerintahan membuat The Fed kehilangan akses ke data vital, terutama data resmi penggajian (payrolls) bulan September. Tanpa data ini, mereka tidak tahu pasti apakah pelemahan di pasar tenaga kerja berlanjut atau sudah membaik.
"Teka-teki ini menjadi tidak lengkap, dan mereka harus menggunakan penilaian mereka untuk mengisi kekosongan," kata Derek Tang, seorang ekonom dari LHMeyer/Monetary Policy Analytics. Untuk mengatasi ini, Ketua The Fed Jerome Powell menyebutkan bahwa mereka akan mengandalkan berbagai data dari sektor swasta.
Namun, data swasta ini punya keterbatasan. Aditya Bhave, ekonom dari BofA Global Research, menyatakan bahwa data alternatif seperti dari perusahaan penggajian ADP atau data kartu kredit memang memberikan "gambaran, tetapi bukan gambaran yang utuh" mengenai kondisi ekonomi.
Data ini mungkin bisa melacak belanja konsumen, tetapi tidak bisa mengukur pasokan tenaga kerja secara akurat.
Perdebatan Internal di Tubuh The Fed
Kurangnya data yang jelas ini memicu perpecahan di dalam The Fed. Beberapa pejabat merasa sangat khawatir dengan potensi pelemahan pasar tenaga kerja, sementara yang lain tidak terlalu cemas.
"Perbedaan pandangan inilah yang mendorong perbedaan pendapat tentang seberapa besar suku bunga harus dipotong," jelas Bhave dalam wawancaranya dengan Marketwatch.
Para pejabat The Fed kini lebih banyak mengandalkan kontak bisnis mereka untuk mendapatkan gambaran langsung dari lapangan. Misalnya, Presiden Fed St. Louis, Albert Musalem, diketahui sering berdiskusi dengan peritel besar untuk memahami kondisi riil.
Apa Langkah The Fed Selanjutnya?
Para pelaku pasar derivatif sangat yakin bahwa The Fed akan memotong suku bunga sebesar 0,25% pada pertemuan akhir Oktober. Derek Tang menjelaskan bahwa The Fed "benar-benar takut pasar tenaga kerja akan memburuk, dan mereka ingin memberikan jaring pengaman jika bisa."
Namun, pandangan untuk langkah selanjutnya di bulan Desember masih terbelah. Jika shutdown pemerintah berlanjut hingga Desember, Bhave berpendapat The Fed akan semakin "buta" dan cenderung kembali memotong suku bunga.
Di sisi lain, ekonom seperti Lou Crandall dari Wrightson ICAP berpendapat bahwa The Fed justru sedang mempersiapkan ruang untuk berhenti sejenak pada bulan Desember.
Bagaimanapun, jika The Fed memutuskan untuk tidak memotong suku bunga lagi setelah Oktober, Bhave menekankan bahwa itu harus dilihat sebagai sinyal positif. Artinya, kekuatan belanja konsumen telah berhasil menopang pasar tenaga kerja dan ekonomi secara umum.
Referensi:
- MarketWatch, The Fed has a big decision to make without key data. Here’s what it could do. Diakses pada 21 Oktober 2025
- Featured Image: Shutterstock
Disclaimer
PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.