Junk Bond: Apa Itu, Keunggulan, Risiko untuk Investor Pemula

Junk Bond: Apa Itu, Keunggulan, Risiko untuk Investor Pemula

Obligasi sering dianggap instrumen yang stabil, tetapi tidak semua obligasi memiliki tingkat keamanan yang sama. Junk bond dikenal sebagai jenis obligasi berimbal hasil tinggi yang menarik perhatian investor karena potensi return yang lebih besar. Lantas, apa itu Junk Bond dan apa pengaruhnya bagi investor?

Jenis obligasi ini memang menawarkan imbal hasil lebih tinggi, tetapi risikonya juga jauh lebih besar.

Untuk memahami apakah instrumen ini cocok untuk portofolio kamu, Gotrade akan bahas definisi, keunggulan, dan risikonya.

Apa Itu Junk Bond?

Junk bond adalah obligasi dengan peringkat kredit rendah yang dikeluarkan oleh lembaga pemeringkat seperti S&P dan Moody’s.

Obligasi ini berada pada level BB atau lebih rendah, yang menunjukkan bahwa penerbitnya memiliki risiko gagal bayar lebih tinggi.

Menurut penjelasan yang dikutip dari Investopedia, junk bond diterbitkan oleh perusahaan yang sedang berkembang, memiliki kondisi keuangan menengah, atau sedang menghadapi tantangan operasional.

Karena risikonya lebih tinggi, penerbit harus memberikan imbal hasil yang lebih besar agar investor tertarik.

Dalam praktiknya, junk bond sering muncul dari perusahaan yang ingin memperluas bisnis, melakukan restrukturisasi, atau menutup kebutuhan modal jangka pendek.

Contoh historis yang cukup dikenal adalah penerbitan obligasi berimbal hasil tinggi pada periode 1980-an, ketika perusahaan kecil ingin bersaing dengan pemain besar di industrinya.

Keunggulan Junk Bond

1. Imbal hasil lebih tinggi

Alasan utama investor tertarik adalah tingkat kupon yang lebih besar dibanding obligasi dengan peringkat tinggi.

Ketika pasar sedang normal dan perusahaan penerbit mampu membayar kupon, junk bond dapat memberi hasil yang lebih menarik.

2. Potensi capital gain

Jika kondisi perusahaan membaik dan peringkat kreditnya meningkat, harga obligasi dapat naik. Investor bisa mendapat keuntungan tambahan dari selisih harga tersebut.

3. Diversifikasi bagi portofolio berisiko tinggi

Bagi investor yang memiliki toleransi risiko besar, junk bond bisa digunakan untuk menambah variasi aset dengan potensi return lebih tinggi.

Melansir laporan pasar dari Bloomberg, obligasi berimbal hasil tinggi sering bergerak berbeda dibanding obligasi pemerintah, sehingga memberi diversifikasi tambahan.

Risiko Junk Bond

1. Risiko gagal bayar

Risiko terbesar adalah perusahaan tidak mampu membayar kupon atau pokok utang.

Karena kondisi keuangan penerbit lebih rapuh, tingkat default lebih tinggi dibanding obligasi berkualitas tinggi.

2. Pergerakan harga lebih sensitif

Junk bond lebih mudah terpengaruh sentimen pasar. Ketika ekonomi melambat, investor cenderung menghindari instrumen berisiko, sehingga harga junk bond bisa turun drastis.

3. Likuiditas lebih rendah

Tidak semua junk bond diperdagangkan aktif. Pada kondisi tertentu, investor bisa kesulitan menjualnya pada harga yang diinginkan.

4. Rentan terhadap perubahan suku bunga

Ketika suku bunga naik, biaya pendanaan penerbit meningkat, sehingga kemampuan membayar kupon menjadi lebih berat bagi perusahaan yang sudah memiliki posisi keuangan lemah.

Profil Investor yang Cocok

Junk bond lebih cocok untuk investor yang:

  • Memiliki toleransi risiko tinggi
  • Menginginkan return lebih besar dan memahami risiko besar yang menyertainya
  • Mampu menganalisis kondisi finansial perusahaan penerbit
  • Menggunakan instrumen ini sebagai porsi kecil dari portofolio, bukan sebagai aset utama

Instrumen ini tidak cocok bagi investor yang mengutamakan stabilitas, keamanan modal, atau pendapatan pasif yang konsisten.

Perbandingan Dengan Obligasi Lain

Obligasi pemerintah dan obligasi korporasi dengan peringkat tinggi memiliki kupon lebih rendah, tetapi risikonya jauh lebih kecil.

Obligasi tersebut biasanya dipilih oleh investor konservatif. Sebaliknya, junk bond menawarkan imbal hasil yang lebih besar sebagai kompensasi atas risiko gagal bayar.

Jika kamu membandingkan obligasi berperingkat tinggi dengan junk bond, perbedaannya mirip dengan memilih saham blue chip dibanding saham perusahaan kecil yang sangat fluktuatif. Risiko dan potensi pertumbuhannya jelas berbeda.

Tips Jika Ingin Mempelajari Junk Bond Lebih Dalam

1. Perhatikan peringkat kredit

Pantau rating dari S&P, Moody’s, atau Fitch untuk mengetahui kondisi terbaru penerbit.

2. Periksa laporan keuangan perusahaan

Investor harus melihat arus kas, utang, dan kemampuan perusahaan membayar kewajiban.

3. Jangan jadikan porsi besar dalam portofolio

Junk bond sebaiknya hanya menjadi bagian kecil dari strategi agresif, agar risiko tetap terkendali.

4. Perhatikan kondisi makro

Ketika ekonomi sedang melemah, risiko junk bond meningkat karena perusahaan lebih rentan gagal bayar.

Kesimpulan

Junk bond adalah obligasi berimbal hasil tinggi dengan risiko gagal bayar lebih besar. Instrumen ini hanya cocok bagi investor yang memahami risikonya dan siap menghadapi volatilitas.

Dengan memahami keunggulan dan risiko, kamu bisa menentukan apakah instrumen ini perlu masuk dalam strategi investasimu atau cukup dipelajari sebagai bagian dari pengetahuan pasar.

Jika kamu ingin fokus pada aset yang lebih mudah dianalisis dan cocok untuk pemula, Gotrade menyediakan akses ke saham AS dan ETF mulai dari US$1, deposit mulai US$5, serta akses trading 24 jam selama 5 hari.

Kamu bisa mulai dari aset yang lebih jelas seperti saham AS dan ETF sebelum mempelajari instrumen berisiko tinggi.

FAQ

1. Junk bond adalah apa?

Junk bond adalah obligasi berperingkat rendah dengan imbal hasil tinggi dan risiko gagal bayar lebih besar.

2. Mengapa imbal hasil junk bond lebih tinggi?

Karena penerbitnya memiliki risiko lebih besar, sehingga harus memberi kupon lebih tinggi agar menarik bagi investor.

3. Apakah junk bond cocok untuk pemula?

Tidak selalu, karena risikonya tinggi. Pemula lebih baik memulai dari aset yang lebih stabil.

Disclaimer: PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.

Read more