Jensen Huang Temui Trump, Bahas Ekspor Chip Nvidia & Regulasi AI
CEO Nvidia Jensen Huang bertemu Trump bahas kontrol ekspor chip AI dan tolak regulasi negara bagian. Simak dampak strategisnya bagi industri teknologi.
Jakarta, Gotrade News - Dunia teknologi kembali menyoroti Washington D.C. minggu ini. CEO NVIDIA Corporation, Jensen Huang, baru saja mengadakan pertemuan penting dengan Presiden AS Donald Trump pada hari Rabu lalu.
Pertemuan ini bukan sekadar kunjungan biasa, melainkan diskusi strategis yang menyentuh nadi masa depan industri kecerdasan buatan (Artificial Intelligence atau AI) dan ketegangan geopolitik teknologi.
Bagi kamu yang memegang saham teknologi atau sekadar mengikuti perkembangan AI, hasil pembicaraan ini sangat krusial. Mengapa? Karena arah kebijakan ekspor dan regulasi AS akan menentukan seberapa cepat perusahaan seperti Nvidia bisa berlari tanpa tersandung aturan yang rumit.
Mari kita bedah poin-poin penting dari pertemuan tersebut dan apa artinya bagi lanskap investasi teknologi.
Sinyal "Lampu Hijau" dan Kontrol Ekspor
Topik utama di meja diskusi adalah kontrol ekspor chip AI ke negara lain, khususnya China. Pemerintahan AS saat ini sedang menimbang apakah akan mengizinkan Nvidia menjual chip H200 mereka—sebuah unit pemroses grafis yang satu generasi di belakang chip tercanggih saat ini—ke pasar China.
Donald Trump memberikan respon yang cukup positif mengenai pertemuannya dengan Huang. Seperti yang dilaporkan oleh Reuters, Trump menyebut Huang sebagai "pria cerdas" (smart man). Ketika ditanya apakah Huang memahami posisi Trump mengenai batasan ekspor chip, Trump hanya menjawab singkat, "Dia tahu."
Ini menunjukkan adanya kesepahaman diam-diam antara raksasa teknologi tersebut dengan pemerintah. Huang sendiri menegaskan posisinya. Menurut laporan CNBC, Huang menyatakan kepada awak media di Capitol Hill, "Saya sudah katakan berulang kali bahwa kami mendukung kontrol ekspor, dan kami harus memastikan bahwa perusahaan Amerika memiliki yang terbaik, terbanyak, dan yang pertama."
Pernyataan ini strategis. Huang ingin memastikan Nvidia tetap patuh pada kepentingan keamanan nasional AS, namun tetap membutuhkan akses pasar global untuk menjaga dominasi pendapatan mereka.
Bahaya Aturan Main yang Berbeda-beda
Selain isu ekspor, Huang juga menyuarakan kekhawatirannya tentang regulasi AI di dalam negeri AS. Saat ini, ada wacana bahwa setiap negara bagian di AS bisa membuat aturan AI mereka sendiri. Bagi industri yang bergerak super cepat, ini adalah mimpi buruk logistik.
Huang mengkritik keras pendekatan regulasi tingkat negara bagian ini. Dalam laporannya, CNBC mengutip ucapan Huang bahwa regulasi AI yang berbeda-beda di tiap negara bagian akan "menghentikan industri ini" dan bahkan menciptakan masalah keamanan nasional karena AS perlu memajukan teknologi AI secepat mungkin. "Regulasi AI federal [satu standar nasional] adalah yang paling bijaksana," tambahnya.
Pandangan ini sejalan dengan keinginan Trump yang mendesak legislator untuk menetapkan satu standar federal, alih-alih membiarkan setiap wilayah membuat hukum sendiri. Keselarasan pandangan antara CEO teknologi dan Presiden ini bisa menjadi sinyal positif bagi stabilitas regulasi di masa depan.
Logika di Balik Mitos Penyelundupan Chip
Salah satu isu panas yang sering dibahas adalah ketakutan bahwa chip canggih Nvidia akan diselundupkan ke negara-negara yang dilarang (seperti China) untuk menghindari sanksi. Namun, Huang menepis kekhawatiran ini dengan fakta teknis yang logis.
Dalam sebuah acara di Center for Strategic and International Studies yang diliput oleh Reuters, Huang menjelaskan betapa tidak masuk akalnya ide penyelundupan massal ini. Ia memaparkan bahwa satu unit GPU untuk pusat data AI memiliki berat dua ton, terdiri dari 1,5 juta suku cadang, dan mengonsumsi 200.000 watt listrik.
"Harganya 3 juta dolar AS. Seringkali orang berkata, Anda tahu, GPU ini diselundupkan. Saya benar-benar ingin melihatnya, belum lagi Anda harus menyelundupkan cukup banyak unit untuk memenuhi lapangan sepak bola," ujar Huang seperti dikutip dari Reuters.
Penjelasan ini juga menjadi argumen Huang menentang undang-undang seperti "GAIN AI Act" yang sedang dipertimbangkan legislator. RUU ini akan mewajibkan pembuat chip seperti Nvidia dan Advanced Micro Devices, Inc. untuk memprioritaskan penjualan ke perusahaan AS sebelum mendapatkan lisensi ekspor. Huang menilai aturan semacam ini justru akan menghambat kompetisi global di pasar AI.
Referensi:
- CNBC, Nvidia CEO Jensen Huang talks chip restrictions with Trump, blasts state-by-state AI regulations. Diakses pada 4 Desember 2025
- Reuters, Trump praises Nvidia CEO Jensen Huang after discussion about export controls. Diakses pada 4 Desember 2025
- Featured Image: Shutterstock
Disclaimer
PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.