Jelang Putusan The Fed, Suku Bunga Diprediksi Turun
The Fed diperkirakan akan memangkas suku bunga acuan hari ini untuk mendukung pasar kerja, meski data ekonomi terhambat oleh government shutdown
Perekonomian AS sedang menghadapi situasi yang sangat tidak biasa. Di satu sisi, inflasi masih terasa tinggi. Di sisi lain, perekrutan tenaga kerja hampir terhenti.
Dalam kondisi ini, bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) hampir pasti akan mengambil langkah signifikan hari ini (Rabu, 29 Oktober) dengan memangkas suku bunga acuannya.
Langkah ini diperkirakan akan menurunkan suku bunga dari 4.1% menjadi 3.9%, seperti dilaporkan oleh Fox 35. Ini akan menjadi pemangkasan kedua tahun ini, dan The Fed kemungkinan akan memberi sinyal untuk pemangkasan ketiga pada bulan Desember.
Bagi kamu, keputusan ini penting. Pemangkasan suku bunga acuan oleh The Fed bertujuan untuk membuat pinjaman lebih murah, yang pada akhirnya dapat meringankan biaya kredit seperti KPR dan pinjaman kendaraan.
Mengapa The Fed Memangkas Suku Bunga Saat Inflasi Masih Ada?
Langkah The Fed mungkin terlihat kontradiktif. Bukankah suku bunga tinggi seharusnya digunakan untuk melawan inflasi? Jawabannya terletak pada kekhawatiran baru The Fed yaitu pasar tenaga kerja.
Ketua The Fed, Jerome Powell, telah mengindikasikan bahwa risiko pelemahan dalam perekrutan tenaga kerja kini menjadi kekhawatiran yang sama besarnya dengan inflasi yang masih tinggi, menurut AP News.
Sebelum data berhenti rilis, rata-rata penambahan pekerjaan bulanan telah merosot tajam menjadi hanya 29.000 selama tiga bulan terakhir. Powell menggambarkan kondisi ini sebagai pasar "low-hire, low-fire" di mana perekrutan rendah, meskipun angka PHK juga tetap rendah.
Dengan pasar kerja yang "melunak cukup besar," seperti kata Powell, The Fed perlu mengubah kebijakannya. Suku bunga 4.1% saat ini dianggap "restriktif" atau cukup tinggi untuk memperlambat ekonomi.
Tujuannya sekarang adalah memindahkan suku bunga ke tingkat yang "kurang restriktif" untuk menopang perekrutan tanpa membiarkan inflasi kembali melonjak.
Tantangan 'Whiteout' Akibat Government Shutdown
Tantangan terbesar The Fed saat ini adalah mereka mengambil keputusan dalam kondisi "buta". Sejak government shutdown (penutupan layanan pemerintahan) dimulai pada 1 Oktober, The Fed kehilangan akses ke sebagian besar data ekonomi penting.
Menurut AP News dan Fox 35, rilis laporan pekerjaan bulan September telah ditunda, dan Gedung Putih bahkan mengatakan data inflasi Oktober mungkin tidak akan terkumpul sama sekali.
Kris Dawsey dari bank investasi D.E. Shaw, dalam komentarnya kepada AP News, menganalogikan situasi ini secara jelas. "Bayangkan kamu sedang mengemudi dalam badai salju dan tiba-tiba kehilangan jarak pandang dalam kondisi 'whiteout'," katanya.
Dawsey menjelaskan bahwa dalam situasi seperti itu, kamu akan tetap melaju ke arah yang sama (sesuai rencana September untuk memotong suku bunga) daripada membuat perubahan mendadak saat kehilangan visibilitas data.
Shutdown itu sendiri juga menekan ekonomi. Sekitar 750.000 pegawai federal hampir sebulan tidak menerima gaji. Hal ini dapat segera melemahkan belanja konsumen, yang merupakan pendorong utama perekonomian AS.
Apa Dampaknya Bagimu dan Sinyal untuk Desember?
Dampak paling langsung bagi konsumen adalah biaya pinjaman yang lebih rendah. Ini bukan sekadar teori.
Sejak Jerome Powell pertama kali memberi sinyal kuat akan adanya pemangkasan suku bunga pada akhir Agustus, suku bunga rata-rata KPR 30 tahun di AS telah turun dari 6.6% menjadi sekitar 6.2%, menurut laporan AP News dan Fox 35.
Meskipun pemangkasan suku bunga hari ini sudah hampir pasti, pertanyaan besarnya tertuju pada bulan Desember. Pasar keuangan memperkirakan ada peluang 90% untuk pemangkasan lanjutan di bulan Desember, menurut CME Fedwatch yang dikutip AP News.
Namun, beberapa pejabat tinggi The Fed mulai menyuarakan kehati-hatian. Christopher Waller, seorang anggota dewan gubernur The Fed, mengatakan bahwa meskipun data perekrutan lemah, angka-angka lain menunjukkan ekonomi tumbuh sehat.
"Jadi, sesuatu harus dikorbankan," kata Waller kepada AP News. Ia mendukung pemangkasan bulan ini, tetapi "setelah titik itu," keputusannya akan bergantung pada data ekonomi, dengan asumsi shutdown berakhir.
Stephen Stanley, kepala ekonom AS di Banco Santander, S.A., menambahkan bahwa ketidakpastian masih tinggi. "Apakah ini tren pelemahan atau kita hanya mengalami 'kantung udara' (turbulensi sesaat)?" tanyanya dalam sebuah wawancara dengan AP News.
Pada akhirnya, keputusan The Fed hari ini adalah upaya menyeimbangkan risiko antara inflasi dan lapangan kerja, sambil terbang buta tanpa data.
Referensi:
- Fox 35, Federal Reserve likely to cut key interest rate: What to know. Diakses pada 29 Oktober 2025
- AP News, Federal Reserve likely to cut key rate Wednesday and may signal another cut to follow. Diakses pada 29 Oktober 2025
- Featured Image: Shutterstock
Disclaimer
PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.