Investasi Growth vs Value vs Income: Perbedaan dan Contoh Strateginya
Saat mulai berinvestasi, kamu akan sering menemukan tiga gaya utama: investasi growth vs value vs income. Ketiga pendekatan ini punya perbedaan yang signifikan, plus dampak yang berbeda pula.
Meski begitu, masih banyak pemula bingung memilih mana yang paling cocok untuk tujuan mereka.
Makanya, artikel ini akan membahas perbedaan mendasar antara growth, value dan income investing, termasuk ciri-ciri, tujuan, risiko dan cara memilih strateginya.
Apa Itu Investasi Growth?
Investasi growth berfokus pada perusahaan yang memiliki potensi pertumbuhan pendapatan dan laba yang sangat cepat. Biasanya perusahaan ini sedang ekspansi agresif, punya inovasi kuat, dan bergerak di sektor teknologi atau industri masa depan.
Melansir Investopedia, growth investing cenderung memilih saham dengan valuasi tinggi karena pasar memperkirakan pertumbuhan besar di masa depan. Strategi ini cocok bagi investor yang siap menghadapi volatilitas demi potensi hasil yang lebih besar.
Ciri-ciri investasi growth
- Perusahaan bertumbuh cepat
- Valuasi sering lebih mahal
- Volatilitas tinggi
- Retur potensial besar dalam jangka panjang
- Jarang membayar dividen karena laba dipakai ekspansi
Contoh sektor growth
- Teknologi
- AI
- Bioteknologi
- E-commerce
- Energi terbarukan
Risiko
Valuasi tinggi bisa jatuh cepat saat pasar pesimis. Cocok untuk investor yang tahan fluktuasi.
Mengenal Investasi Value
Investasi value berfokus pada menemukan saham yang dihargai lebih rendah dari nilai wajarnya. Konsep ini dipopulerkan oleh Benjamin Graham dan Warren Buffett.
Dikutip dari Corporate Finance Institute, value investors mencari perusahaan undervalued berdasarkan fundamental kuat, profit stabil, dan neraca sehat. Pendekatan ini lebih fokus pada “harga murah dibanding nilai intrinsik”.
Ciri-ciri investasi value
- Harga relatif murah dibanding fundamental
- Bisnis stabil, cash flow kuat
- Risiko volatilitas lebih rendah
- Cocok untuk strategi defensif panjang
Contoh sektor value
- Finansial
- Industri
- Kesehatan
- Consumer staples
Risiko
Perusahaan bisa “murah karena memang prospeknya buruk” sehingga butuh analisis mendalam agar tidak masuk value trap.
Apa Itu Investasi Income
Investasi income fokus pada perusahaan yang rutin membagikan dividen. Tujuannya adalah memperoleh penghasilan pasif yang stabil, bukan mengejar kenaikan harga. Menurut laporan Corporate Finance Institute, income investing cocok bagi investor yang menginginkan stabilitas atau ingin menambah arus kas jangka panjang.
Ciri-ciri investasi income
- Dividen rutin dan stabil
- Bisnis mapan
- Volatilitas cenderung rendah
- Cocok untuk pensiunan atau investor konservatif
Contoh sektor income
- Utilities
- Telekomunikasi
- REIT
- Consumer staples
Risiko
Pertumbuhan harga saham cenderung lebih lambat. Selain itu, dividen dapat dipotong jika bisnis mengalami penurunan.
Investasi Growth vs Value vs Income: Apa Bedanya?
| Aspek | Growth | Value | Income |
|---|---|---|---|
| Tujuan utama | Mengejar pertumbuhan cepat | Mencari saham murah berdasarkan fundamental | Mencari pendapatan rutin dari dividen |
| Profil risiko | Risiko tinggi, reward tinggi | Risiko moderat, lebih defensif | Risiko rendah hingga moderat |
| Sumber keuntungan | Kenaikan harga besar | Kenaikan harga setelah pasar menyadari undervalue | Dividen tunai yang stabil |
| Cocok untuk siapa | Investor agresif yang tahan volatilitas | Investor jangka panjang yang suka analisis fundamental | Investor yang butuh stabilitas dan cash flow |
Cara Menentukan Mana yang Cocok untuk Kamu
Tentukan tujuan investasi
Jika kamu ingin pertumbuhan agresif, pilih growth. Jika ingin stabil, pilih income. Jika ingin “beli murah, sabar sampai naik”, pilih value.
Lihat toleransi risiko
Growth bisa turun 20 persen dalam seminggu. Income cenderung stabil. Pastikan strateginya sesuai psikologimu.
Kombinasikan ketiganya
Pemula tidak harus memilih satu. Portofolio dapat terdiri dari:
- 50 persen growth
- 30 persen value
- 20 persen income
- Atau sesuaikan kebutuhan.
Gunakan ETF untuk mempermudah
Pemula bisa memilih ETF bertema growth, value atau high-dividend untuk menghindari analisis saham individual.
Contoh Portofolio Growth, Value dan Income
Portofolio growth
- Saham teknologi besar
- ETF growth global
- Perusahaan AI atau cloud
Portofolio value
- ETF value
- Saham blue chip undervalued
- Sektor finansial atau industri
Portofolio income
- REIT
- ETF high dividend
- Saham utilities stabil
Kesimpulan
Memahami perbedaan investasi growth vs value vs income membantu kamu menentukan strategi yang paling cocok dengan tujuan dan profil risiko. Growth menawarkan potensi tinggi, value menawarkan kestabilan undervalued, sementara income menawarkan pendapatan rutin.
Kamu bisa memilih salah satu atau menggabungkan semuanya agar portofolio lebih seimbang.
Jika kamu ingin mulai membangun portofolio global dengan pendekatan growth, value atau income, Gotrade Indonesia memungkinkan kamu membeli saham dan ETF mulai dari Rp15.000 secara mudah dan praktis. Tap tombol untuk download, instal, dan mulai trading!
FAQ
Apa perbedaan utama growth vs value vs income?
Growth mengejar pertumbuhan, value fokus saham undervalued, income fokus dividen rutin.
Apakah pemula bisa menggabungkan ketiganya?
Bisa, kombinasi growth-value-income membantu diversifikasi risiko.
ETF apa yang cocok untuk strategi ini?
ETF growth, ETF value, dan ETF dividend bisa jadi pilihan sederhana untuk pemula.
Disclaimer
PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.