Intitutional Volume: Apa Itu, Ciri-Ciri, dan Cara Memanfaatkan

Pelajari cara mendeteksi akumulasi institutional volume dan mengikuti smart money dengan strategi volume yang tepat.

Intitutional Volume: Apa Itu, Ciri-Ciri, dan Cara Memanfaatkan
Freepik.com/@freepik

Salah satu keunggulan terbesar yang dimiliki trader profesional adalah kemampuan membaca pergerakan institusi besar, seperti bank investasi, dana pensiun, atau hedge fund. Pergerakan mereka biasanya meninggalkan jejak jelas dalam bentuk institutional volume, yaitu lonjakan volume transaksi yang berasal dari pelaku pasar berskala besar.

Institutional volume sering menggerakkan tren besar di pasar. Trader yang mampu mendeteksi fase akumulasi (accumulation) atau distribusi (distribution) yang dilakukan institusi memiliki peluang lebih besar untuk mengikuti arah pasar yang sebenarnya.

Artikel ini akan membahas pengertian institutional volume, ciri-ciri pergerakan volume institusi, cara mengenali akumulasi di grafik harga, serta strategi membaca jejak smart money agar kamu bisa trading lebih cerdas.

Apa Itu Institutional Volume?

Institutional volume adalah volume perdagangan yang dihasilkan oleh pelaku pasar besar seperti lembaga keuangan, dana pensiun, manajer aset, atau hedge fund.

Berbeda dengan trader ritel, institusi memiliki modal besar dan biasanya membeli atau menjual saham dalam jumlah signifikan, sehingga pergerakan mereka bisa meninggalkan pola khas di grafik volume, dilansir dari Investopedia.

Karena ukuran transaksinya besar, institusi tidak bisa masuk atau keluar pasar sekaligus, mereka melakukan proses bertahap.

Di sinilah muncul pola akumulasi (membeli secara bertahap saat harga masih rendah) dan distribusi (menjual secara perlahan saat harga tinggi).

Trader yang mampu membaca aktivitas ini bisa mengetahui kapan saham sedang dikumpulkan oleh institusi dan kapan mereka mulai melepas posisi.

Ciri-Ciri Pergerakan Volume Institusi

1. Lonjakan Volume di Level Harga Tertentu

Ketika institusi mulai masuk ke pasar, kamu akan melihat lonjakan volume di level support penting, namun tanpa kenaikan harga signifikan. Hal ini menunjukkan mereka membeli secara diam-diam, menjaga agar harga tidak melonjak terlalu cepat.

Sebaliknya, saat mereka menjual, volume juga meningkat di area resistance, tetapi harga sulit menembus lebih tinggi.

2. Candle Panjang dengan Volume Tinggi, tetapi Volatilitas Terbatas

Institusi cenderung menutupi aktivitas mereka agar tidak menarik perhatian trader lain. Karena itu, meskipun volume meningkat tajam, harga sering kali tetap bergerak dalam range sempit. Ini berbeda dengan volume ritel yang biasanya memicu pergerakan tajam dan emosional.

3. Konsistensi Lonjakan Volume dalam Beberapa Sesi

Aktivitas institusional biasanya berkelanjutan. Kamu akan melihat peningkatan volume berturut-turut selama beberapa hari atau minggu di sekitar level harga yang sama. Ini menandakan mereka belum selesai melakukan akumulasi atau distribusi.

4. Divergensi Antara Volume dan Harga

Saat harga belum naik signifikan tetapi volume meningkat terus, kemungkinan besar pasar sedang dalam fase akumulasi institusional. Sebaliknya, ketika harga masih naik tapi volume menurun, bisa jadi fase distribusi sudah dimulai.

Cara Mendeteksi Akumulasi oleh Institusi

Mendeteksi fase akumulasi adalah salah satu keterampilan penting dalam smart money trading. Berikut beberapa cara untuk mengenalinya:

1. Analisis Volume dengan Moving Average

Gunakan indikator Volume Moving Average (VMA) untuk melihat apakah volume saat ini lebih tinggi dari rata-rata sebelumnya. Lonjakan volume di dekat level support sering kali menjadi tanda awal akumulasi.

Contoh: jika rata-rata volume 10 hari adalah 1 juta lembar, lalu tiba-tiba naik ke 3 juta lembar tanpa lonjakan harga besar, berarti ada kemungkinan institusi sedang masuk diam-diam.

2. Amati Struktur Harga (Market Structure)

Pola higher low yang disertai kenaikan volume adalah tanda akumulasi. Institusi membeli setiap kali harga terkoreksi sedikit, menciptakan dasar tren naik secara bertahap.

3. Gunakan Indikator Volume-Based seperti OBV

On-Balance Volume (OBV) adalah indikator yang menjumlahkan volume berdasarkan arah harga. Jika OBV naik meski harga masih sideways, artinya tekanan beli meningkat.

4. Perhatikan Pola Candle pada Fase Konsolidasi

Selama fase akumulasi, sering muncul candle dengan shadow panjang di bawah dan penutupan di atas tengah candle. Ini menunjukkan tekanan jual diserap oleh buyer besar yang menjaga harga agar tidak turun lebih jauh.

5. Volume Spike di Akhir Penurunan

Ketika pasar mengalami koreksi tajam, perhatikan lonjakan volume besar di area support penting. Jika setelah itu harga berhenti turun dan mulai bergerak stabil, besar kemungkinan institusi sudah mulai membeli.

Strategi Mengikuti Jejak Institutional Volume

  1. Tunggu Konfirmasi Breakout dengan Volume Besar
    Setelah fase akumulasi selesai, biasanya harga menembus resistance dengan volume yang melonjak tajam. Inilah momen ideal untuk masuk karena tren baru sedang dimulai.
  2. Hindari Entry Saat Volume Menurun di Tren Naik
    Jika harga terus naik tapi volume justru menurun, waspadai potensi distribusi institusi. Ini sering menjadi tanda awal pembalikan tren.
  3. Gunakan Multi-Timeframe Analysis
    Periksa volume pada timeframe besar (Daily atau Weekly) untuk melihat tren institusional, lalu cari entry di timeframe kecil (H1 atau H4) saat terjadi konfirmasi breakout.
  4. Gabungkan dengan Indikator Konfirmasi Lain
    Kombinasikan analisis volume dengan indikator RSI atau MACD untuk memastikan momentum mendukung arah pergerakan.
  5. Fokus pada Saham Likuid dan Besar (Blue Chip)
    Aktivitas institusional paling mudah terlihat di saham dengan kapitalisasi besar dan likuiditas tinggi, seperti Apple (AAPL), Microsoft (MSFT), atau NVIDIA (NVDA).

Kesimpulan

Institutional volume memberikan wawasan penting tentang bagaimana pelaku besar menggerakkan pasar. Dengan memahami pola volume, trader bisa mengenali fase akumulasi sebelum harga naik signifikan dan menghindari fase distribusi ketika institusi mulai keluar dari pasar.

Mengikuti jejak smart money bukan berarti meniru tanpa analisis, tapi memanfaatkan data volume untuk memahami konteks pergerakan pasar secara objektif.

Jika kamu sudah memahami cara membaca institutional volume, berarti kamu sudah siap untuk trading saham AS di Gotrade, aplikasi investasi global yang mudah digunakan untuk mengasah kemampuan analisis teknikal dan volume secara real-time.

FAQ

Apakah institutional volume bisa digunakan di semua jenis saham?
Bisa, tetapi paling efektif di saham besar dengan likuiditas tinggi karena aktivitas institusi lebih mudah terdeteksi dibanding saham kecil yang volume-nya acak.

Bagaimana membedakan institutional volume dengan volume ritel biasa?
Institutional volume biasanya lebih besar, stabil, dan terjadi di level harga strategis dengan candle yang tidak terlalu volatil, berbeda dengan volume ritel yang sering disertai lonjakan harga ekstrem.

Disclaimer: PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.