Intel (INTC) Dapat Dana Miliaran. Mampukah Kalahkan AMD?
Saham Intel naik ganda berkat investasi Nvidia & AS. Tapi analis ragu ini cukup untuk atasi masalah inti & persaingan dari AMD.

Tahun ini, Intel (INTC) sedang menjadi sorotan utama di pasar. Harga saham raksasa chip ini telah naik dua kali lipat, sebuah performa yang menurut laporan Finimize bahkan melampaui kenaikan saham kesayangan investor AI, Nvidia (NVDA).
Namun, lonjakan ini terjadi bukan karena rekor penjualan. Kenaikan ini didorong oleh serangkaian investasi kelas kakap yang diumumkan baru-baru ini.
Di bawah kepemimpinan CEO baru Lip-Bu Tan, Intel mendapatkan suntikan dana dari Nvidia sebesar $5 miliar, $2 miliar dari SoftBank Jepang, dan investasi yang belum pernah terjadi sebelumnya dari pemerintah AS sebesar $8.9 miliar. Menurut Reuters, investasi pemerintah AS ini memberi mereka 10% saham di perusahaan.
Kini, semua mata tertuju pada laporan pendapatan kuartal ketiga Intel. Investor ingin tahu apakah dana segar ini cukup untuk menghidupkan kembali perusahaan yang sedang berjuang ini.
Mengapa Investor Besar Ramai-Ramai Masuk?
Suntikan dana dari pemerintah AS menyoroti betapa krusialnya Intel bagi strategi teknologi Amerika. Finimize menjelaskan bahwa langkah ini menunjukkan pentingnya Intel bagi "kemerdekaan semikonduktor Amerika", terutama di tengah meningkatnya ketegangan teknologi dengan Tiongkok.
Bagi Intel sendiri, dana miliaran dolar ini adalah "jalur penyelamat kritis", seperti dilaporkan oleh Reuters. Perusahaan membutuhkan uang tunai setelah strategi ekspansi manufaktur besar-besaran dari CEO sebelumnya, Pat Gelsinger, menekan margin keuntungan perusahaan.
Investasi ini dilihat sebagai tanda kepercayaan pada masa depan Intel. Namun, Wall Street masih menunggu kejelasan mengenai bagaimana kesepakatan ini akan memberi manfaat nyata.
Suntikan Dana dengan Konsekuensi
Meskipun uang tunai ini sangat membantu, ada harga yang harus dibayar. Para investor kini menghadapi apa yang disebut share dilution atau dilusi saham.
Dilusi saham terjadi ketika perusahaan menerbitkan saham baru (seperti yang diberikan kepada pemerintah AS dan Nvidia). Ini membuat jumlah total saham yang beredar menjadi lebih banyak, sehingga kepemilikan investor lama menjadi lebih kecil dan potensi keuntungan per saham bisa menipis.
Meski begitu, Ryuta Makino, seorang analis di Gabelli Funds, mengatakan kepada Reuters bahwa "dilusi saham adalah kekhawatiran terkecil bagi pemegang saham Intel" saat ini.
Masalah yang lebih mendesak adalah kinerja perusahaan. Menurut data LSEG yang dikutip Reuters, penjualan kuartal ketiga Intel diperkirakan turun 1% menjadi $13.14 miliar. Laba per saham yang disesuaikan diperkirakan hanya mencapai 1 sen.
Uang Tunai Bukan Solusi Ajaib
Analisis dan investor setuju bahwa pendanaan baru ini tidak secara otomatis menyelesaikan masalah mendasar Intel.
Selama ini, Intel terus kehilangan pangsa pasar di segmen utamanya. Di pasar Central Processing Unit (CPU) untuk PC dan server, Intel terus terdesak oleh pesaing beratnya, AMD (AMD). Selain itu, menurut Reuters, arsitektur chip berbasis Arm juga menjadi ancaman serius bagi desain chip x86 warisan Intel.
Joe Tigay, seorang manajer portofolio di Equity Armor, mengatakan kepada Reuters bahwa investor ingin melihat "gambaran besar" dari strategi Intel ke depan, bukan hanya sekadar laporan arus kas.
Meski demikian, ada sedikit titik terang. Permintaan di pasar PC secara keseluruhan mulai membaik. Laporan awal dari firma riset Gartner menunjukkan adanya peningkatan 8% dalam pengiriman PC global di kuartal ketiga.
Intel juga bertaruh pada teknologi barunya, prosesor Panther Lake, yang diharapkan mulai dikirimkan sebelum akhir 2025.
Pada akhirnya, investasi besar ini memberi Intel ruang bernapas yang sangat dibutuhkan. Namun, seperti yang dicatat Finimize, Wall Street akan mengamati dengan cermat apakah ini akan menjadi awal dari turnaround yang berkelanjutan, atau hanya menyebarkan keuntungan yang sudah tipis di antara lebih banyak pemegang saham.
Referensi:
- Reuters, Intel results to show if barrage of investments in chipmaker paying off. Diakses pada 22 Oktober 2025
- Finimize, Intel’s Big Investors Set The Stage For A Make-Or-Break Quarter. Diakses pada 22 Oktober 2025
- Featured Image: Shutterstock
Disclaimer
PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.