Imbal Hasil: Pengertian, Cara Kerja, dan Jenis-jenisnya

Imbal Hasil: Pengertian, Cara Kerja, dan Jenis-jenisnya

Ketika kamu mulai belajar investasi, istilah imbal hasil pasti sering muncul. Secara sederhana, imbal hasil adalah ukuran keuntungan yang kamu dapatkan dari sebuah instrumen investasi.

Namun, konsepnya tidak sesederhana itu. Setiap instrumen seperti deposito, obligasi, dan saham memiliki cara berbeda dalam menghasilkan return, dan memahami perbedaannya akan membantu kamu memilih investasi yang paling sesuai dengan tujuan keuanganmu.

Lewat artikel ini, Gotrade sudah menyiapkan penjelasan lengkap tentang apa itu imbal hasil, bagaimana cara kerjanya, dan jenis-jenis imbal hasil di berbagai instrumen.

Apa Itu Imbal Hasil

Imbal hasil adalah persentase keuntungan yang diperoleh dari investasi dalam periode tertentu. Dalam bahasa investasi, imbal hasil sering disebut return, yield, atau hasil investasi.

Menurut Investopedia, imbal hasil menunjukkan seberapa efektif uang kamu bekerja. Semakin tinggi imbal hasil, semakin besar keuntungan yang kamu terima dibandingkan modal awal.

Misalnya: Kamu investasi Rp10.000.000 dan menghasilkan Rp11.000.000 setelah satu tahun. Keuntungan = Rp1.000.000 → imbal hasil = 10 persen.

Mengapa Imbal Hasil Penting?

Imbal hasil membantu kamu:

  • membandingkan dua instrumen investasi
  • melihat potensi pertumbuhan kekayaan
  • menilai risiko sebuah instrumen
  • memahami apakah return sebanding dengan waktu dan volatilitasnya

Investor tidak hanya mengejar return tinggi, tetapi return yang seimbang dengan risiko.

Jenis Imbal Hasil Berdasarkan Instrumen

Setiap instrumen memiliki cara berbeda dalam memberikan imbal hasil. Berikut tiga kategori utama:

Imbal Hasil Deposito

Deposito memberikan imbal hasil berupa bunga tetap setiap bulan atau setiap periode.

Cara kerja deposito:

  • Kamu menyimpan uang dalam jangka waktu tertentu (1, 3, 6, atau 12 bulan).
  • Bank memberi bunga sesuai suku bunga yang disepakati.

Imbal hasil relatif stabil dan rendah risikonya.

Contoh perhitungan: Deposito Rp20.000.000 dengan bunga 5 persen per tahun menghasilkan Rp1.000.000 setahun. Deposito cocok untuk investor konservatif atau kamu yang ingin instrumen berisiko rendah.

Imbal Hasil Obligasi

Obligasi memberikan imbal hasil dalam bentuk kupon (bunga rutin) serta potensi keuntungan dari perubahan harga obligasi.

Cara kerja obligasi:

  • Kamu membeli obligasi pemerintah atau korporasi.
  • Penerbit membayar kupon setiap periode (misalnya setiap 6 bulan).
  • Saat jatuh tempo, pokok investasi dikembalikan.

Imbal hasil obligasi tergantung:

  • suku bunga acuan
  • durasi obligasi
  • kualitas penerbit (government vs corporate)

Obligasi cenderung lebih stabil dibanding saham dan cocok untuk portofolio defensif.

Imbal Hasil Saham

Saham merupakan instrumen dengan potensi imbal hasil paling tinggi, tetapi juga memiliki risiko terbesar. Melansir Indeed, imbal hasil saham bisa berasal dari dua hal:

  1. Capital gain: Kenaikan harga saham dari waktu ke waktu. Contoh: Beli saham US$100, harga naik jadi US$130 → return = 30 persen.
  2. Dividen: Pembagian keuntungan dari perusahaan kepada pemegang saham. Contoh: Jika dividen per tahun US$3 dan harga saham US$100, maka dividend yield = 3 persen.

Saham cocok bagi investor dengan horizon jangka panjang yang ingin pertumbuhan aset lebih cepat.

Cara Menghitung Imbal Hasil Secara Umum

Imbal hasil dasar bisa dihitung dengan rumus sederhana:

Return = (Nilai Akhir – Nilai Awal) / Nilai Awal x 100 persen

Contoh: Kamu investasi US$500 dan menjadi US$600 → return = 20 persen.

Namun dalam instrumen seperti obligasi dan saham, return bisa berasal dari kombinasi pendapatan rutin dan kenaikan harga.

Faktor yang Mempengaruhi Imbal Hasil

  1. Risiko instrumen: Semakin tinggi risiko, semakin besar potensi return. Saham dan ETF growth biasanya menawarkan imbal hasil lebih besar daripada deposito.
  2. Kondisi ekonomi: Inflasi, suku bunga, dan kebijakan The Fed memengaruhi imbal hasil semua instrumen.
  3. Jangka waktu: Semakin panjang jangka waktu investasi, semakin besar peluang return melalui compounding.
  4. Kualitas perusahaan atau penerbit: Perusahaan dengan kinerja kuat cenderung memberikan capital gain lebih stabil.

Perbandingan Imbal Hasil Deposito, Obligasi, dan Saham

Deposito

  • imbal hasil: rendah
  • risiko: sangat rendah
  • cocok: dana aman dan jangka pendek

Obligasi

  • imbal hasil: menengah
  • risiko: moderat
  • cocok: portofolio defensif dan pendapatan rutin

Saham

  • imbal hasil: tinggi
  • risiko: tinggi
  • cocok: pertumbuhan jangka panjang

Sebagai investor, kamu bisa menggabungkan ketiganya sesuai profil risiko.

Cara Memilih Instrumen Berdasarkan Imbal Hasil

  1. Tentukan tujuan: Jika ingin pertumbuhan cepat → saham. Jika ingin stabilitas → obligasi. Jika ingin keamanan maksimal → deposito.
  2. Sesuaikan dengan profil risiko: Jika mudah panik saat harga turun, mulai dari instrumen yang lebih stabil.
  3. Jangan hanya mengejar return tinggi: Return besar tanpa memahami risiko bisa membuat kamu overexposed pada aset berisiko tinggi.
  4. Gunakan pendekatan seimbang: Campuran saham + obligasi bisa menjadi portofolio yang sehat.

Kesimpulan

Memahami bahwa imbal hasil adalah ukuran keuntungan investasi akan membantu kamu menilai potensi pertumbuhan kekayaan.

Setiap instrumen seperti deposito, obligasi, dan saham memiliki karakteristik dan imbal hasil yang berbeda. Dengan memahami cara kerja masing-masing, kamu bisa memilih investasi yang paling sesuai dengan tujuan dan toleransi risikomu.

Kalau kamu ingin mulai berinvestasi pada saham dan ETF global, kamu bisa memulainya lewat Gotrade dengan deposit awal mulai US$5, pembelian saham mulai US$1, dan akses trading fleksibel 24 jam selama 5 hari.

FAQ

  1. Mana imbal hasil terbesar di antara deposito, obligasi, dan saham?
    Umumnya saham memberikan imbal hasil tertinggi dalam jangka panjang.
  2. Apakah imbal hasil selalu stabil?
    Tidak. Imbal hasil sangat bergantung pada instrumen dan kondisi pasar.
  3. Apakah pemula harus mengejar imbal hasil tinggi?
    Tidak. Fokus pertama adalah memahami risiko dan membangun portofolio seimbang.

Disclaimer: PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.

Read more