Harga Minyak Naik Akibat Tekanan Pasokan Rusia & Sinyal AS

Harga minyak mentah Brent dan WTI naik. Pahami faktor pendorongnya, mulai dari sanksi baru terhadap Rusia hingga data cadangan minyak AS yang beragam.

Harga Minyak Naik Akibat Tekanan Pasokan Rusia & Sinyal AS

Harga minyak mentah kembali bergerak naik, dengan kenaikan lebih dari 1% dalam perdagangan terakhir. Kenaikan ini terlihat pada harga minyak Brent, yang merupakan patokan global, dan juga West Texas Intermediate (WTI) yang menjadi acuan di Amerika Serikat.

Lonjakan harga ini terjadi setelah harga minyak sempat menyentuh level terendah dalam lima bulan terakhir. Menurut analisis Gotrade, kenaikan harga terbaru ini bukan disebabkan oleh satu faktor tunggal, melainkan gabungan kompleks dari risiko pasokan geopolitik dan sinyal ekonomi yang beragam.

Tekanan Geopolitik Mengguncang Pasokan Minyak

Faktor utama yang saat ini menjadi sorotan pasar adalah meningkatnya risiko pada pasokan minyak global, terutama yang berkaitan dengan Rusia.

Menurut laporan CNBC, Presiden AS Donald Trump baru-baru ini menyatakan bahwa Perdana Menteri India Narendra Modi telah berjanji negaranya akan berhenti membeli minyak dari Rusia. India adalah salah satu pembeli terbesar minyak mentah Rusia.

Jika India benar-benar mengurangi pembelian, langkah ini bisa "menguras pasokan di tempat lain," seperti yang dijelaskan dalam laporan tersebut. AS juga dilaporkan menekan Jepang untuk berhenti mengimpor energi Rusia.

Namun, CNBC juga mencatat bahwa kementerian luar negeri India tidak secara langsung mengkonfirmasi pernyataan Trump. Pihak India hanya menekankan bahwa tujuan utama mereka adalah memastikan harga energi yang stabil dan pasokan yang aman.

Di luar tekanan diplomatik, sanksi baru juga diberlakukan. Pemerintah Inggris mengumumkan sanksi yang menargetkan langsung raksasa energi Rusia, Rosneft dan Lukoil.

Sanksi ini juga menargetkan terminal minyak, kilang swasta di Tiongkok, serta 44 kapal tanker yang diduga bagian dari "shadow fleet" atau armada bayangan pengangkut minyak Rusia.

Risiko pasokan ini menambah ketegangan yang sudah ada sebelumnya. Laporan dari Reuters menyebutkan kekhawatiran pasar terhadap gangguan di Venezuela dan Timur Tengah. Mukesh Sahdev dari konsultan XAnalysts mengatakan kepada Reuters bahwa risiko di titik-titik panas ini "mencegah harga minyak bertahan di bawah $60."

Data Cadangan AS Memberi Sinyal Campuran

Selain geopolitik, pelaku pasar juga mencermati data inventaris atau cadangan minyak dari Amerika Serikat, konsumen minyak terbesar di dunia.

Data terbaru dari American Petroleum Institute (API) yang dikutip oleh sumber pasar di CNBC menunjukkan sinyal yang beragam. Di satu sisi, stok minyak mentah dan bensin dilaporkan naik minggu lalu. Kenaikan stok ini biasanya mengindikasikan bahwa permintaan di AS masih lesu.

Namun di sisi lain, stok distilat (produk olahan seperti solar yang penting untuk industri dan transportasi) justru dilaporkan turun.

Faktor pendukung harga lainnya datang dari rencana pemerintah AS sendiri. Menurut Reuters, Departemen Energi AS berencana membeli 1 juta barel minyak mentah untuk mengisi kembali Strategic Petroleum Reserve (SPR). SPR adalah cadangan minyak darurat nasional AS. Langkah ini dilihat pasar sebagai upaya untuk menopang permintaan domestik.

Harapan Baru dari Perundingan Dagang

Dari sisi permintaan, sedikit optimisme muncul dari kemajuan perundingan dagang antara AS dan Tiongkok.

Reuters melaporkan bahwa para pejabat dari kedua negara dijadwalkan bertemu minggu ini. Presiden Trump juga menyatakan ekspektasinya untuk mencapai kesepakatan dagang yang adil dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping.

Bagi pasar minyak, perundingan ini sangat penting. Kesepakatan dagang antara dua ekonomi terbesar dunia dapat meningkatkan aktivitas ekonomi global, yang pada gilirannya akan mendongkrak permintaan energi dan minyak mentah.

Harga minyak saat ini jelas berada di persimpangan banyak kekuatan. Buat kamu, fluktuasi ini penting untuk diperhatikan. Ketidakpastian pasokan akibat geopolitik dan data permintaan yang beragam dari AS serta Tiongkok akan terus memengaruhi harga di pompa bensin dan biaya hidup secara keseluruhan.

Referensi:

Disclaimer

PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.

Read more