Growth vs Income Investing: Perbedaan dan Cara Memilih
Banyak investor bingung memilih pendekatan investasi yang paling cocok untuk tujuan mereka. Dua strategi yang paling sering dibandingkan adalah growth investing dan income investing.
Keduanya sama-sama populer, tetapi memiliki karakteristik berbeda yang memengaruhi potensi keuntungan, risiko, dan stabilitas portofolio.
Artikel ini akan membantu kamu memahami perbedaan keduanya dan cara menentukan strategi mana yang paling sesuai dengan kebutuhan finansialmu.
Apa Itu Growth Investing?
Growth investing adalah strategi yang berfokus pada saham yang memiliki potensi pertumbuhan tinggi.
Perusahaan growth biasanya:
- Meningkatkan pendapatan secara cepat
- Berada di industri yang sedang berkembang
- Mengutamakan ekspansi daripada pembagian dividen
Melansir Investopedia, saham growth cenderung memiliki valuasi lebih tinggi karena pasar menghargai prospek masa depan mereka.
Contoh sektor growth: teknologi, e-commerce, cloud computing, kecerdasan buatan (AI).
Apa Itu Income Investing?
Income investing adalah strategi yang berfokus pada sumber pendapatan stabil, seperti dividen atau kupon.
Investor income biasanya memilih perusahaan yang:
- Stabil dan sudah matang
- Rajin membagikan dividen
- Memiliki arus kas kuat
- Beroperasi di industri yang lebih defensif
Menurut Corporate Finance Institute, income investing cocok untuk investor yang membutuhkan cash flow rutin, seperti pensiunan atau investor konservatif.
Contoh sektor income: utilitas, consumer staples, energi, telekomunikasi.
Perbedaan Utama Growth vs Income Investing
1. Tujuan investasi
- Growth: mengejar pertumbuhan nilai (capital gain).
- Income: mengejar pendapatan rutin (dividen atau kupon).
Growth cocok untuk investor yang ingin melihat portofolionya tumbuh besar dalam jangka panjang. Income cocok untuk yang ingin pendapatan stabil setiap periode.
2. Risiko
- Growth: lebih tinggi karena harga saham sangat sensitif terhadap sentimen pasar dan pertumbuhan perusahaan.
- Income: lebih rendah karena perusahaan umumnya lebih mapan dan stabil.
3. Volatilitas
- Saham growth biasanya lebih volatile.
- Saham income cenderung bergerak lebih stabil.
4. Pembagian dividen
- Saham growth hampir tidak membayar dividen.
- Saham income konsisten membayar dividen.
5. Jenis industri
- Growth: teknologi, cloud, bioteknologi.
- Income: perbankan, infrastruktur, energi, real estate.
Contoh Saham Growth vs Income
Contoh Saham Growth
- Tesla (TSLA)
- Amazon (AMZN)
- NVIDIA (NVDA)
- Meta Platforms (META)
Perusahaan ini fokus pada ekspansi, inovasi, dan pertumbuhan pendapatan.
Contoh Saham Income
- Coca-Cola (KO)
- Johnson & Johnson (JNJ)
- Procter & Gamble (PG)
- Verizon (VZ)
Perusahaan ini terkenal stabil dan rutin membayar dividen.
Kelebihan dan Kekurangan Growth Investing
Kelebihan
- Potensi capital gain besar
- Cocok untuk jangka panjang
- Mendapat manfaat dari inovasi dan teknologi baru
- Pertumbuhan bisa jauh mengalahkan pasar
Kekurangan
- Risiko tinggi saat terjadi penurunan pasar
- Tidak memberikan dividen
- Valuasi sering mahal
- Sangat sensitif terhadap suku bunga dan sentimen
Kelebihan dan Kekurangan Income Investing
Kelebihan
- Memberikan pendapatan stabil
- Risiko lebih rendah
- Cocok untuk investor konservatif
- Dividen dapat diinvestasikan ulang
Kekurangan
- Pertumbuhan lebih lambat
- Return total bisa lebih kecil dibanding saham growth
- Rentan jika perusahaan memotong dividen
- Kurang menarik saat tingkat suku bunga tinggi
Mana yang Lebih Cocok Untuk Kamu?
Pilih Growth Investing jika:
- Kamu masih muda dan memiliki horizon investasi panjang
- Kamu siap menghadapi volatilitas
- Kamu ingin mengejar pertumbuhan agresif
- Kamu percaya pada sektor teknologi dan inovasi
Pilih Income Investing jika:
- Kamu mengutamakan stabilitas dan pendapatan rutin
- Kamu mendekati masa pensiun
- Kamu lebih nyaman dengan risiko rendah
- Kamu ingin cash flow tetap sambil berinvestasi
Apakah Bisa Menggabungkan Keduanya?
Tentu bisa.
Banyak investor menggunakan kombinasi saham growth dan income untuk tujuan:
- Diversifikasi risiko
- Pertumbuhan jangka panjang
- Arus kas stabil
Misalnya:
- 70 persen growth untuk pertumbuhan
- 30 persen income untuk stabilitas dan dividen
Kombinasi ini banyak digunakan dalam portofolio modern.
Growth vs Income: Mana Yang Lebih Untung?
Tidak ada jawaban tunggal.
Keduanya bisa menguntungkan, tergantung kondisi pasar dan tujuan investasimu.
- Ketika pasar bullish, saham growth biasanya unggul.
- Ketika pasar sideways atau volatil, saham income cenderung lebih stabil.
Hal yang paling penting adalah memilih strategi yang sesuai dengan profil risiko dan rencana keuangan kamu.
Kesimpulan
Growth investing fokus pada pertumbuhan jangka panjang melalui capital gain, sedangkan income investing fokus pada pendapatan stabil seperti dividen.
Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan, serta cocok untuk tujuan dan profil risiko yang berbeda.
Menggabungkan keduanya juga bisa menjadi strategi optimal untuk investor yang ingin mendapatkan keseimbangan antara pertumbuhan dan kestabilan.
Jika kamu ingin memulai membangun portofolio saham dan ETF global, Gotrade Indonesia memberikan akses trading 24 jam dengan modal mulai dari Rp 15.000.
Kamu bisa memilih saham growth, income, atau kombinasi keduanya sesuai tujuan investasi jangka panjangmu.
FAQ
Apa itu growth vs income investing?
Growth investing mengejar pertumbuhan nilai, sementara income investing mengejar pendapatan rutin seperti dividen.
Mana yang lebih baik untuk pemula?
Income investing lebih stabil, tetapi growth investing bisa memberikan return lebih besar dalam jangka panjang.
Bisakah menggabungkan growth dan income?
Ya, banyak investor menggabungkan keduanya untuk diversifikasi.
Disclaimer
PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.