Google Discover Sebarkan Berita Palsu Keuangan & Pensiun?
Umpan berita Google Discover dilaporkan mempromosikan berita palsu tentang pensiun dan SIM yang dilihat jutaan kali. Pahami cara kerjanya dan dampaknya
Kamu mungkin sering menggeser layar smartphone-mu dan melihat umpan berita di Google Discover. Tapi, baru-baru ini ada temuan mengkhawatirkan.
Jutaan orang di Inggris telah terpapar berita palsu tentang keuangan pribadi, menurut laporan gabungan dari The Telegraph dan Press Gazette.
Artikel-artikel ini mengeklaim adanya perubahan besar pada usia pensiun dan aturan SIM, yang ternyata tidak benar. Ini menjadi pengingat pentingnya memverifikasi informasi yang kamu baca.
Umpan Berita Google Discover Jadi Celah Berita Palsu
Google Discover adalah layanan personalisasi berita yang muncul di aplikasi Google dan layar beranda Android. Bagi banyak penerbit berita, layanan ini menjadi sumber trafik yang sangat penting.
Namun, data industri menunjukkan beberapa cerita paling populer baru-baru ini justru berasal dari situs web yang tidak jelas dan baru muncul dalam semalam.
Sebuah berita palsu berjudul “Selamat Tinggal Pensiun di Usia 67 – Pemerintah Inggris Mengumumkan Usia Pensiun Negara Baru” menjadi sangat populer.
Berita palsu lainnya tentang aturan baru SIM untuk usia di atas 62 tahun bahkan diperkirakan telah dilihat 41 juta kali di Discover, seperti dilaporkan Press Gazette. Padahal, pemerintah setempat tidak mengumumkan perubahan tersebut.
Mengapa Ini Terjadi dan Siapa di Baliknya
Pertanyaannya, bagaimana situs web abal-abal ini bisa masuk ke umpan berita resmi Google?
Menurut investigasi The Telegraph, para penerbit oportunistik ini mengambil alih nama domain yang sudah kedaluwarsa (expired domains). Domain ini mungkin sebelumnya milik bisnis atau klub golf yang lupa memperpanjangnya.
Taktik ini memungkinkan pemilik baru memanfaatkan peringkat pencarian situs yang lama, membuatnya lebih mudah muncul di Google daripada menggunakan situs web baru.
Situs-situs ini kemudian diisi dengan puluhan artikel clickbait setiap hari tentang topik sensitif seperti pensiun, tunjangan anak, dan SIM.
Tujuannya jelas untuk mendapatkan pendapatan iklan. Malcolm Coles, seorang konsultan audiens, menjelaskan kepada Press Gazette bahwa para spammer ini tahu orang akan banyak mengklik topik tersebut.
Bahkan, Jean-Marc Manach, seorang jurnalis Prancis yang melacak situs serupa, menyebut Discover sebagai "mesin uang tunai" bagi mereka yang bisa memanfaatkannya.
Dampak Nyata pada Kepercayaan Publik dan Penerbit Berita
Masalah ini bukan hanya soal misinformasi. Ini mengikis kepercayaan publik terhadap apa yang mereka lihat secara online.
Pakar industri menyebut algoritma Google yang baru tampaknya telah menurunkan standar kualitas, seperti diungkapkan The Telegraph.
Ketika umpan berita dipenuhi dengan konten berkualitas rendah, ruang untuk jurnalisme asli yang berkualitas tinggi menjadi lebih sedikit.
Owen Meredith dari News Media Association mengatakan kepada The Telegraph bahwa ini "sangat memprihatinkan" dan berisiko merusak kepercayaan publik pada informasi online.
Penerbit berita asli akhirnya kehilangan trafik dan pendapatan yang seharusnya mereka dapatkan.
Pihak Google sendiri menyatakan bahwa sistem anti-spam mereka secara agresif melawan konten berkualitas rendah dan mereka memiliki kebijakan yang jelas terhadap manipulasi.
Bagi kamu sebagai pengguna, temuan ini menjadi pengingat penting untuk selalu skeptis. Jangan langsung percaya pada berita bombastis tentang keuangan pribadi, terutama jika berasal dari sumber yang belum pernah kamu dengar sebelumnya.
Referensi:
- The Telegraph, Millions shown fake news about the state pension by Google. Diakses pada 29 Oktober 2025
- Press Gazette, Google promotes fake content to millions on Discover news platform. Diakses pada 29 Oktober 2025
- Featured Image: Shutterstock
Disclaimer
PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.