Cara Memanfaatkan Volatilitas Pasar Lewat Event Based Trading
Trader yang memahami momentum dan volatilitas pasar biasanya menggunakan pendekatan event based trading untuk pantau pergerakan harga ketika terjadi rilis data ekonomi, keputusan bank sentral, atau laporan keuangan perusahaan.
Dengan membaca perilaku harga sebelum dan sesudah event, trader bisa memanfaatkan peluang pergerakan cepat. Namun strategi ini membutuhkan pemahaman yang kuat tentang risiko, volatilitas, dan manajemen eksekusi.
Artikel ini membahas cara menggunakan event based trading, jenis event penting, serta bagaimana mengontrol risiko agar tetap aman.
Apa Itu Event Based Trading?
Event based trading adalah pendekatan trading yang memanfaatkan pergerakan harga akibat rilis berita atau event penting seperti data ekonomi, keputusan kebijakan, atau earnings perusahaan. Trader berfokus pada bagaimana pasar merespons informasi baru tersebut.
Melansir The Hedge Fund Journal, event trading biasanya menghasilkan volatilitas tinggi karena pasar perlu melakukan penyesuaian harga terhadap informasi baru.
Markets melaporkan bahwa rilis data inflasi atau komentar bank sentral sering memicu lonjakan volume dan pergerakan cepat di pasar saham.
Jenis Event Penting dalam Event Based Trading
Ada tiga kategori event yang paling sering dipantau trader.
1. Data ekonomi utama seperti CPI
CPI (Consumer Price Index) adalah indikator inflasi penting di Amerika Serikat. Dampaknya pada pasar:
- memengaruhi ekspektasi suku bunga
- memicu volatilitas besar pada indeks seperti NASDAQ dan S&P 500
- saham growth biasanya sangat sensitif terhadap data CPI
Event ini menjadi favorit bagi trader news trading.
2. Keputusan Federal Reserve (FOMC)
Rapat FOMC menentukan suku bunga dan kebijakan moneter. Dampaknya:
- lonjakan volatilitas sebelum dan sesudah pengumuman
- pernyataan Jerome Powell sering mengubah arah pasar secara drastis
- saham sektor finansial dan growth paling cepat bereaksi
FOMC adalah salah satu event yang paling dinantikan dalam setahun.
3. Earnings report perusahaan
Setiap tiga bulan, perusahaan melaporkan kinerja keuangan. Reaksi umum pasar:
- gap up atau gap down besar
- pergerakan cepat dalam menit pertama pembukaan pasar
- saham berkapitalisasi besar seperti Apple, Tesla, dan Meta sering menciptakan peluang trading
Earnings sangat cocok untuk strategi event based trading jangka pendek.
Bagaimana Volatilitas Terbentuk dari Event
Event besar menciptakan peningkatan volatilitas karena:
1. Pasar menyesuaikan ekspektasi
Jika data berbeda dari perkiraan analis, harga dapat bergerak tajam.
2. Lonjakan order dalam waktu singkat
Volume meningkat karena trader institusi dan retail masuk bersamaan.
3. Spread melebar
Saat volatilitas meningkat, spread bid ask dapat menjadi lebih lebar.
4. Likuiditas sementara menghilang
Order tipis menyebabkan pergerakan harga menjadi ekstrem.
Memahami proses ini membantu trader menentukan strategi terbaik.
Cara Menggunakan Event-Based Trading untuk Aksi Cepat
Strategi ini memiliki beberapa pendekatan berdasarkan waktu eksekusi.
1. Pre-event positioning
Trader yang berpengalaman mengambil posisi sebelum event berdasarkan ekspektasi pasar.
- Contoh: Jika pasar mengantisipasi inflasi turun, banyak trader masuk posisi long pada saham growth.
- Risiko: Jika data berlawanan ekspektasi, pergerakan bisa brutal.
- Cocok untuk: Trader berpengalaman yang memahami sentimen dan data makro.
2. Post-event momentum trading
Pendekatan ini lebih aman karena trader menunggu reaksi pasar terlebih dahulu.
Cara melakukannya:
- tunggu candle volatil pertama
- identifikasi arah dominan
- entry mengikuti momentum setelah harga stabil
- gunakan timeframe kecil seperti 1 menit atau 5 menit
Breakout pasca event sering menjadi sinyal kuat.
3. Fade the move (countertrend trading)
Jika pergerakan awal terlalu ekstrem, trader dapat menunggu exhaustion lalu mengambil posisi berlawanan.
Contoh: CPI keluar lebih baik dari ekspektasi, harga naik terlalu cepat, RSI jenuh dan harga membentuk long wick, trader mengambil posisi short jangka pendek.
Strategi ini membutuhkan ketepatan tinggi.
Manajemen Risiko dalam Event-Based Trading
Karena event menciptakan volatilitas ekstrem, kontrol risiko adalah hal terpenting.
1. Gunakan posisi kecil
Volatilitas membuat risiko meningkat, sehingga ukuran posisi harus lebih kecil dari biasanya.
2. Hindari market order pada puncak volatilitas
Spread sering melebar, membuat eksekusi tidak efisien. Limit order lebih aman meskipun tidak selalu terisi.
3. Tentukan invalidation level
Entry tanpa batas risiko bisa berbahaya. Gunakan swing kecil atau level breakout sebagai area invalidasi.
4. Jangan menahan posisi terlalu lama
Event trading adalah pendekatan jangka pendek. Pasar bisa berbalik dengan cepat setelah reaksi awal.
5. Gunakan calendar awareness
Kenali jadwal:
- CPI (tiap bulan)
- FOMC (sekitar delapan kali setahun)
- earnings (musiman kuartalan)
Trader event based biasanya memiliki kalender khusus.
Tips Membaca Arah Reaksi Pasar
Selain arah data, trader perlu fokus pada bagaimana pasar merespons.
1. Apakah reaksi sejalan dengan ekspektasi?
Kadang data bagus tetapi harga turun, menandakan sentimen buruk.
2. Apakah volume mendukung arah pergerakan?
Volume besar = validasi momentum.
3. Apakah terjadi wick panjang atau false breakout?
Ini bisa menandakan rejection atau reversal.
4. Apakah indeks utama bergerak searah?
Saham AS sering mengikuti pergerakan NASDAQ atau S&P 500.
Kesimpulan
Event based trading adalah strategi yang memanfaatkan pergerakan volatil akibat event besar seperti CPI, FOMC, dan earnings.
Dengan memahami bagaimana volatilitas terbentuk, membaca reaksi pasar, serta mengelola risiko dengan ketat, trader dapat memanfaatkan momentum jangka pendek secara lebih terukur.
Ingin mencoba strategi event trading pada saham AS? Praktikkan dengan trading saham dan ETF AS di aplikasi Gotrade Indonesia!
Mulai trading dengan fitur trading 24 jam dan manfaatkan integrasi TradingView untuk memantau market secara real time.
FAQ
1. Apa itu event based trading?
Strategi trading yang fokus pada pergerakan harga akibat event seperti CPI, FOMC, dan earnings.
2. Apakah strategi ini berisiko?
Ya, volatilitas tinggi membuat manajemen risiko sangat penting.
3. Event apa yang paling berpengaruh pada saham AS?
Data inflasi, keputusan FOMC, dan laporan earnings perusahaan besar.
Disclaimer: PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.