Era 'Singularity' Tiba: Laba Tech Saham AS Melesat, Pekerja Tergeser

Laporan keuangan Google & Amazon catat rekor. Namun, PHK massal juga terjadi. Apa yang sebenarnya sedang terjadi di era AI dan 'Economic Singularity' ini?

Era 'Singularity' Tiba: Laba Tech Saham AS Melesat, Pekerja Tergeser

Musim laporan keuangan terbaru di Amerika Serikat menunjukkan gambaran yang luar biasa, terutama dari perusahaan-perusahaan raksasa teknologi.

Namun, di balik angka-angka fantastis ini, ada tren lain yang sedang hangat dibicarakan yaitu gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) yang tampaknya belum berakhir.

Bagaimana mungkin perusahaan bisa mencetak keuntungan besar sekaligus melakukan PHK ribuan karyawan? Mari kita bedah apa yang sebenarnya terjadi.

Pesta Laporan Keuangan Raksasa Teknologi

Menurut laporan dari The Investor Place, lima dari tujuh perusahaan raksasa teknologi "Magnificent Seven" telah merilis kinerja mereka. Hasilnya mayoritas sangat kuat.

Alphabet Inc. (GOOGL) melaporkan lonjakan laba bersih sebesar 35% dan kenaikan pendapatan 16% dari tahun lalu, dengan mudah melampaui ekspektasi analis.

Amazon.com, Inc. (AMZN) juga tidak kalah, dengan kenaikan laba 36% dan pendapatan naik 13%.

Raksasa teknologi lain seperti Microsoft Corporation (MSFT) melaporkan kenaikan laba dan pendapatan masing-masing 18%. Sementara Apple Inc. (AAPL) mencatat pertumbuhan laba 13% dan penjualan 8%.

Satu-satunya yang sedikit bernasib lain adalah Meta Platforms, Inc. (META). Meskipun pendapatannya naik 26%, laba bersihnya anjlok karena beban pajak satu kali (one-time tax charge).

Bagi The Investor Place, data-data ini mengkonfirmasi bahwa Revolusi Kecerdasan Buatan (AI) masih berjalan sangat kuat dan mematahkan kekhawatiran adanya "gelembung AI" yang akan pecah.

Sisi Gelap di Balik Angka Fantastis

Meskipun angka utama laporan keuangan terlihat menakjubkan, The Investor Place menyoroti tren mengkhawatirkan yang sedang berkembang yaitu lonjakan PHK.

Amazon, misalnya, mengumumkan pemangkasan sekitar 14.000 pekerjaan korporat. Perusahaan membingkainya sebagai "remix talenta" untuk mengurangi birokrasi, bukan karena perampingan akibat AI.

Intel Corporation (INTC) memangkas antara 21.000 hingga 25.000 pekerjaan secara global. Langkah ini terkait dengan lemahnya permintaan chip PC dan upaya perusahaan untuk fokus kembali ke AI dan pusat data.

Meta juga menghilangkan sekitar 600 pekerjaan di unit AI mereka, menyebutnya sebagai upaya perampingan.

Secara total, lebih dari 100.000 pekerjaan di sektor teknologi telah dipangkas sepanjang tahun 2025.

Fenomena ini tidak hanya terjadi di sektor teknologi. Starbucks Corporation (SBUX) memangkas sekitar 1.100 peran korporat. The Procter & Gamble Company (PG) juga mengurangi 7.000 pekerjaan di bidang pemasaran, keuangan, dan R&D.

Era Baru 'Economic Singularity'

Pertanyaannya, mengapa ini terjadi jika perusahaan-perusahaan tersebut mencetak laba besar?

Menurut analisis The Investor Place, sebagian besar perusahaan tidak melakukan PHK karena kesulitan keuangan. Sebaliknya, mereka melakukan restrukturisasi strategis.

Banyak perusahaan menyebut restrukturisasi ini sebagai langkah untuk beralih fokus ke AI, otomatisasi, dan strategi cloud.

The Investor Place menyebut kita sedang memasuki periode "The Economic Singularity". Ini adalah istilah untuk menggambarkan momen ketika teknologi mulai mengambil alih pekerjaan tradisional secara masif.

Kenyataannya adalah, di era baru ini, akan ada pihak yang mendapat keuntungan besar, sementara pihak lain akan tertinggal. Memahami pergeseran ini menjadi krusial bagi siapa saja yang ingin tetap relevan di pasar kerja masa depan.

Referensi:

Disclaimer

PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.

Read more