Earnings Yield: Rasio untuk Menilai Saham Undervalued

Earnings Yield: Rasio untuk Menilai Saham Undervalued

Dalam dunia investasi, earnings yield sering menjadi alternatif populer bagi investor yang ingin menilai apakah suatu saham tergolong murah atau mahal.

Rasio ini merupakan kebalikan dari price-to-earnings ratio (P/E ratio) dan memberikan perspektif yang lebih intuitif terhadap valuasi saham, terutama saat suku bunga sedang tinggi.

Earnings yield membantu investor membandingkan potensi imbal hasil saham dengan aset lain seperti obligasi atau deposito. Makanya, Gotrade sudah mempersiapkan pemaparan lengkapnya di sini.

Arti Earnings Yield dan Cara Menghitungnya

Earnings yield menunjukkan seberapa besar laba yang dihasilkan perusahaan dibandingkan dengan harga sahamnya. Rumusnya sederhana:

Earnings Yield = (Earnings per Share / Harga Saham) × 100%

Sebagai contoh, jika saham perusahaan XYZ diperdagangkan di harga Rp10.000 dan menghasilkan laba Rp800 per saham, maka:

Earnings Yield = (800 / 10.000) × 100% = 8%

Artinya, untuk setiap Rp100 yang diinvestasikan, investor mendapatkan imbal hasil sebesar Rp8 dalam bentuk laba perusahaan per tahun.

Melansir Morningstar, earnings yield lebih mudah dipahami oleh investor tradisional karena formatnya menyerupai tingkat bunga atau return on investment (ROI), bukan rasio murni seperti P/E ratio.

Earnings Yield vs P/E Ratio

Meskipun berasal dari data yang sama, earnings yield dan P/E ratio menyajikan pandangan berbeda terhadap valuasi saham.

AspekEarnings YieldP/E Ratio
RumusEPS ÷ Harga SahamHarga Saham ÷ EPS
InterpretasiSemakin tinggi, semakin murah sahamnyaSemakin rendah, semakin murah sahamnya
FormatPersentase (%)Rasio (x kali)
KegunaanBandingkan dengan imbal hasil obligasiBandingkan antar saham di industri yang sama

Menurut Investopedia, earnings yield memberi konteks lebih jelas ketika membandingkan saham dengan instrumen pendapatan tetap.

Misalnya, jika obligasi pemerintah memberikan yield 5% dan saham hanya 3%, maka saham tersebut relatif kurang menarik kecuali ada potensi pertumbuhan laba yang kuat.

Relevansi Earnings Yield di Periode Suku Bunga Tinggi

Ketika suku bunga naik, valuasi saham cenderung tertekan karena biaya modal meningkat dan investor mencari imbal hasil yang lebih pasti dari obligasi.

Dalam kondisi ini, earnings yield menjadi metrik yang sangat berguna untuk menilai daya tarik relatif saham terhadap aset lain.

1. Membandingkan langsung dengan imbal hasil obligasi

Jika earnings yield lebih tinggi dari yield obligasi, saham tersebut bisa dianggap undervalued atau menawarkan imbal hasil relatif lebih menarik. Sebaliknya, jika lebih rendah, investor mungkin lebih memilih instrumen pendapatan tetap.

2. Mengukur efisiensi harga saham

Earnings yield juga membantu mengidentifikasi apakah harga saham sudah terlalu mahal dibanding kemampuan perusahaan menghasilkan laba.

3. Alat bantu rotasi sektor

Saat suku bunga tinggi, investor institusi biasanya beralih ke saham value atau dividend stocks dengan earnings yield lebih tinggi. Sektor seperti energi, perbankan, dan konsumsi defensif sering kali jadi pilihan karena profitabilitas stabil dan valuasi menarik.

Contoh Saham Global dengan Earnings Yield Tinggi

Berikut contoh beberapa saham besar dunia yang memiliki earnings yield relatif tinggi pada 2024:

  • ExxonMobil (XOM) – sekitar 9%: didukung oleh harga energi yang tetap tinggi dan efisiensi produksi.
  • JPMorgan Chase (JPM) – sekitar 7%: profit stabil di tengah suku bunga tinggi.
  • Toyota Motor (TM) – sekitar 6,5%: valuasi konservatif dan arus kas kuat dari segmen hybrid dan EV.
  • Procter & Gamble (PG) – sekitar 5,5%: tetap defensif dengan permintaan produk rumah tangga yang stabil.

Bandingkan dengan saham growth seperti Nvidia (1,8%) atau Amazon (2,5%), yang masih memiliki valuasi tinggi karena ekspektasi pertumbuhan laba masa depan.

Bagi investor, perbandingan seperti ini membantu menentukan strategi: apakah fokus pada saham undervalued berimbal hasil stabil, atau tetap bertaruh pada pertumbuhan jangka panjang.

Kapan Earnings Yield Membantu Cari Saham Undervalued

1. Saat pasar sedang terkoreksi

Ketika banyak saham terkoreksi, earnings yield meningkat, menandakan valuasi mulai menarik. Investor bisa memanfaatkan momen ini untuk menyeleksi saham berfundamental kuat dengan yield tinggi.

2. Saat membandingkan antarsektor

Earnings yield dapat membantu menentukan sektor mana yang lebih efisien secara valuasi. Misalnya, sektor energi dan finansial biasanya memiliki yield tinggi saat siklus suku bunga naik.

3. Saat mencari alternatif selain obligasi

Investor konservatif bisa menjadikan earnings yield sebagai tolok ukur pengganti yield obligasi untuk menentukan apakah risiko ekuitas masih sepadan dengan potensi imbal hasil.

Namun, penting untuk diingat: earnings yield tinggi tidak selalu berarti saham undervalued. Bisa jadi karena laba sementara meningkat atau karena pasar mengantisipasi penurunan pendapatan di masa depan.

Gunakan metrik ini bersama rasio fundamental lain seperti return on equity (ROE), debt ratio, dan pertumbuhan laba agar analisis lebih akurat.

Kesimpulan

Earnings yield merupakan alat penting dalam analisis valuasi saham, terutama saat suku bunga tinggi dan investor mencari keseimbangan antara risiko dan potensi imbal hasil.

Dengan membandingkan earnings yield terhadap obligasi, investor bisa menilai apakah saham masih menarik secara fundamental atau sudah terlalu mahal.

Bagi investor yang ingin menemukan saham undervalued, fokuslah pada perusahaan dengan earnings yield tinggi yang didukung oleh laba stabil dan prospek pertumbuhan berkelanjutan.

Setelah paham tentang earnings yield dari saham global, kamu sudah bisa trading lewat aplikasi Gotrade. Temukan saham populer AS dan beli dengan harga $1 saja! Unduh apps Gotrade di Android dan iOS, sekarang!

FAQ

1. Apa perbedaan utama antara earnings yield dan dividend yield?

Earnings yield mengukur laba terhadap harga saham, sedangkan dividend yield mengukur dividen yang dibayarkan terhadap harga saham.

2. Apakah earnings yield bisa negatif?

Bisa, jika perusahaan mencatat rugi bersih (EPS negatif), yang menandakan risiko finansial tinggi.

3. Berapa earnings yield ideal untuk saham?

Tidak ada angka pasti, tapi secara umum, yield di atas suku bunga acuan dianggap menarik secara relatif.

Disclaimer

PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.

Read more

Equity Multiplier: Pengertian, Cara Hitung, Hubungannya dengan ROE

Equity Multiplier: Pengertian, Cara Hitung, Hubungannya dengan ROE

Equity multiplier sering digunakan untuk menilai seberapa besar perusahaan memanfaatkan utang dalam mendanai asetnya. Rasio ini membantu investor memahami tingkat leverage dan risiko finansial yang melekat di balik struktur modal perusahaan. Menurut Investopedia, equity multiplier menjadi salah satu komponen utama dalam analisis DuPont Model, yang menguraikan sumber profitabilitas perusahaan melalui

By Erwanto Khusuma