Disposable Income: Arti, Contoh, dan Cara Pakai untuk Investasi
Banyak orang ingin mulai investasi, tetapi bingung menentukan berapa nominal yang benar-benar aman untuk disisihkan setiap bulan. Kuncinya ada pada satu konsep sederhana dalam keuangan pribadi: disposable income. Memahami konsep ini akan membantumu mengukur ruang investasi yang realistis tanpa mengganggu kebutuhan harian.
Lewat artikel ini, Gottrade sudah menyiapkan penjelasan lengkap tentang apa itu disposable income, cara menghitungnya, dan bagaimana menggunakannya untuk membangun kebiasaan investasi yang konsisten.
Apa Itu Disposable Income?
Disposable income adalah jumlah pendapatan yang tersisa setelah dikurangi pajak dan kewajiban wajib lainnya. Ini adalah uang yang benar-benar "bebas kamu gunakan" untuk kebutuhan hidup, menabung, atau berinvestasi.
Sederhananya:
Gaji bersih – pengeluaran wajib = disposable income
Pengeluaran wajib mencakup:
- pajak
- BPJS
- cicilan yang tidak bisa dihindari
- kebutuhan pokok dasar
Disposable income adalah fondasi untuk menentukan berapa besar kamu bisa menabung, belanja hiburan, dan tentu saja, berinvestasi secara rutin.
Mengapa Disposable Income Penting untuk Investor?
Konsep ini jadi penting karena membantu menjawab pertanyaan dasar: "Berapa besar aku bisa berinvestasi tanpa mengganggu cash flow?"
Dengan memahami disposable income, menurut Investopedia, kamu bisa:
- menghindari overinvesting yang membuat hidup terasa sempit
- menjaga rutinitas investasi seperti DCA tetap stabil
- membangun portofolio tanpa stres
- membagi keuangan secara lebih sehat antara konsumsi dan investasi
Cara Menghitung Disposable Income
Menghitung disposable income cukup mudah. Ikuti tiga langkah sederhana ini:
1. Tentukan gaji bersih (take-home pay)
Ini adalah gaji setelah potongan pajak, BPJS, dan kewajiban perusahaan.
2. Catat kebutuhan pokok bulanan
Termasuk:
- makan
- tempat tinggal
- transportasi
- utilitas
- cicilan wajib
3. Hitung sisa uangnya
Contoh:
- Gaji bersih: Rp8 juta
- Pengeluaran wajib: Rp5,2 juta
- Disposable income: Rp2,8 juta
Uang Rp2,8 juta inilah yang bisa kamu bagi untuk hiburan, tabungan, dan investasi.
Cara Menggunakan Disposable Income untuk Investasi
1. Tentukan persentase investasi dari disposable income
Gunakan rumus sederhana:
- 10–20 persen dari gaji, atau
- 30–50 persen dari disposable income, tergantung stabilitas keuanganmu.
Contoh dari disposable income Rp2,8 juta:
- 30 persen = Rp840 ribu
- 40 persen = Rp1,12 juta
Nominal ini bisa dialokasikan untuk ETF S&P 500, Total Market ETF, atau saham AS pilihanmu lewat DCA.
2. Terapkan metode Pay Yourself First dari disposable income
Begitu gajian masuk, langsung sisihkan sebagian disposable income untuk investasi sebelum belanja yang lain.
Contoh:
Dari Rp2,8 juta disposable income, kamu alokasikan Rp1 juta untuk investasi tiap bulan. Sisa Rp1,8 juta bisa untuk hiburan dan tabungan reguler.
3. Gunakan automasi investasi (DCA otomatis)
Supaya tidak tergoda emotional spending, aktifkan sistem DCA otomatis dengan nominal tetap setiap bulan.
Keuntungannya:
- investasi tidak terganggu mood
- tidak perlu mikir timing market
- cash flow tetap konsisten
- target jangka panjang lebih cepat tercapai
4. Gunakan hanya sebagian disposable income untuk saham volatil
Jika kamu ingin membeli saham growth atau melakukan trading, jangan pakai seluruh disposable income. Buat batas: misalnya 20–30 persen dari alokasi investasi.
Sisanya tetap masuk ETF agar portofolio lebih stabil.
5. Sisakan buffer kecil agar cash flow tidak mepet
Jangan gunakan seluruh disposable income untuk investasi. Selalu sisakan ruang (5–10 persen) sebagai buffer untuk hal tak terduga.
Contoh:
- Disposable income Rp2,8 juta
- Investasi Rp1 juta
- Hiburan + saving Rp1,6 juta
- Buffer Rp200 ribu
Buffer kecil ini menjaga kamu tetap tenang dan tidak menarik investasi saat darurat kecil terjadi.
Contoh Pembagian Disposable Income yang Sehat
Misalkan disposable income kamu Rp3 juta per bulan.
Berikut contoh pembagian yang realistis:
- 40 persen investasi → Rp1,2 juta
- 50 persen kebutuhan + hiburan → Rp1,5 juta
- 10 persen buffer → Rp300 ribu
Dengan pola ini, DCA ETF berjalan konsisten tanpa membuat kebutuhan harian berantakan.
Menggunakan Disposable Income untuk Jangka Panjang
1. Pendidikan anak
Sebagian disposable income bisa dialokasikan untuk ETF indeks sebagai dana pendidikan 10–15 tahun ke depan.
2. Dana pensiun
Semakin cepat kamu mulai, semakin ringan beban investasi di masa depan.
3. Dana rumah
Dengan alokasi ETF jangka menengah, disposable income bisa menjadi bagian dari down payment rumah yang lebih stabil.
Cara Memperbesar Disposable Income
Jika disposable income masih kecil, kamu bisa menambah ruangnya dengan beberapa strategi:
1. Turunkan pengeluaran wajib
Cari versi lebih murah untuk kebutuhan rutin (transportasi, paket internet, makan).
2. Kurangi emotional spending
Batasi belanja impulsif agar disposable income tidak bocor.
3. Tambah penghasilan
Side income kecil bisa memperbesar ruang investasi secara signifikan.
4. Gunakan sistem budget
Dengan budgeting, kebocoran kecil bisa dihilangkan untuk menambah ruang investasi.
Kesimpulan
Disposable income adalah uang sisa setelah kebutuhan dan kewajiban dasar terpenuhi. Konsep ini penting karena membantu kamu menentukan komitmen investasi yang realistis, stabil, dan tidak mengganggu kebutuhan sehari-hari.
Dengan menghitung disposable income dan mengalokasikan sebagian konsisten untuk DCA ETF atau saham AS, kamu bisa membangun portofolio jangka panjang secara terukur dan tanpa tekanan.
Yuk, mulai investasi lewat Gotrade Indonesia! Cukup dengan deposit awal US$5, kamu bisa beli saham mulai dari US$1 dan trading 24 jam/5 hari.
FAQ
- Apakah disposable income sama dengan uang untuk hiburan?
Tidak. Sebagian untuk hiburan, sebagian untuk investasi dan tabungan. - Berapa persen disposable income ideal untuk investasi?
Sekitar 30–50 persen tergantung stabilitas keuangan. - Apakah disposable income bisa bertambah?
Ya. Dengan mengurangi pengeluaran wajib atau menambah penghasilan.
Disclaimer: PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.