Debt Ratio: Pengertian, Rumus, dan Cara Menilai Risikonya

Debt Ratio: Pengertian, Rumus, dan Cara Menilai Risikonya

Dalam analisis fundamental, debt ratio menjadi salah satu indikator penting untuk menilai seberapa besar ketergantungan perusahaan terhadap utang. Rasio ini termasuk dalam kelompok leverage ratio, yang membantu investor memahami risiko keuangan dan stabilitas struktur modal perusahaan.

Menurut Investopedia, debt ratio menggambarkan persentase total aset perusahaan yang dibiayai oleh utang. Dengan kata lain, semakin tinggi nilai rasio ini, semakin besar risiko finansial yang ditanggung perusahaan, namun tidak selalu berarti buruk, tergantung konteks industrinya.

Pengertian Debt Ratio

Debt ratio adalah rasio yang menunjukkan perbandingan antara total utang (total liabilities) dengan total aset (total assets) perusahaan.

Rasio ini mengukur sejauh mana aset perusahaan dibiayai oleh kewajiban, baik jangka pendek maupun jangka panjang.

Rumus sederhana:

Debt Ratio = Total Utang ÷ Total Aset

Jika hasilnya 0,4 (atau 40%), artinya 40% dari total aset perusahaan dibiayai dengan utang, sementara sisanya berasal dari modal sendiri.

Melansir Corporate Finance Institute (CFI), rasio ini banyak digunakan oleh analis, kreditor, dan investor untuk menilai kemampuan perusahaan melunasi kewajiban keuangan sekaligus mengevaluasi risiko likuiditas.

Jenis Leverage Ratio yang Terkait

Selain debt ratio, terdapat rasio lain yang juga digunakan untuk mengukur leverage:

  • Debt to Equity Ratio (DER): membandingkan utang dengan ekuitas pemegang saham.
  • Interest Coverage Ratio: mengukur kemampuan perusahaan membayar bunga utang dengan laba operasional.

Namun, debt ratio memberikan gambaran paling langsung tentang seberapa besar aset perusahaan ditopang oleh pinjaman.

Rumus dan Contoh Perhitungan Debt Ratio

Rumus umum:

Debt Ratio = Total Liabilities / Total Assets

Contoh:

Sebuah perusahaan memiliki total utang sebesar Rp400 miliar dan total aset Rp1 triliun. Maka:

Debt Ratio = 400.000.000.000 ÷ 1.000.000.000.000 = 0,4 atau 40%

Artinya, 40% aset dibiayai dengan utang, dan 60% dengan ekuitas.

Nilai ideal debt ratio bervariasi antar industri. Perusahaan dengan aset tetap besar seperti energi atau manufaktur biasanya memiliki rasio lebih tinggi dibanding sektor teknologi atau jasa yang lebih ringan modal.

Interpretasi Debt Ratio: Tinggi vs Rendah

Debt ratio tinggi

Menunjukkan perusahaan lebih bergantung pada pinjaman untuk mendanai operasionalnya. Meningkatkan risiko keuangan, terutama saat suku bunga naik atau arus kas melambat.

Namun, bisa dianggap positif jika utang digunakan secara produktif untuk ekspansi dan menghasilkan laba yang lebih tinggi.

Contoh perusahaan: Tesla (TSLA) dan Meta (META) berhasil menekan debt ratio mereka di bawah 0,3 setelah masa ekspansi agresif, menunjukkan efisiensi penggunaan modal internal.

Debt ratio rendah

Menandakan perusahaan memiliki struktur modal konservatif dan lebih sedikit kewajiban. Menarik bagi investor yang mencari kestabilan dan risiko rendah.

Namun, terlalu rendah juga bisa menunjukkan perusahaan kurang memanfaatkan leverage untuk meningkatkan pertumbuhan.

Sebagai contoh, debt ratio perusahaan hanya sekitar 0,1, mencerminkan manajemen risiko yang ketat dan arus kas yang kuat, tapi juga menunjukkan ruang terbatas untuk pertumbuhan agresif.

Kelebihan dan Keterbatasan Debt Ratio

Kelebihan

  • Memberi gambaran cepat tentang tingkat risiko keuangan perusahaan.
  • Berguna untuk membandingkan perusahaan dalam satu industri.
  • Membantu investor menilai apakah perusahaan memiliki kapasitas tambahan untuk mengambil utang baru.

Keterbatasan

  • Tidak memperhitungkan profitabilitas perusahaan.
  • Tidak menggambarkan jenis utang (jangka pendek vs panjang).
  • Rasio ideal sangat tergantung sektor industri dan kondisi makroekonomi.

Rasio leverage harus selalu dibaca bersama indikator lain seperti margin laba bersih dan arus kas operasional untuk memberikan gambaran yang utuh tentang kesehatan keuangan.

Cara Menggunakan Debt Ratio dalam Analisis Keuangan

Investor dapat menggunakan debt ratio untuk:

  1. Menilai stabilitas keuangan jangka panjang. Rasio tinggi di sektor dengan volatilitas besar (seperti properti atau energi) bisa menandakan risiko tambahan.
  2. Membandingkan antar perusahaan. Misalnya, perusahaan A dengan rasio 0,3 mungkin lebih efisien dibanding perusahaan B dengan 0,6 di sektor yang sama.
  3. Menentukan strategi investasi. Saat suku bunga naik, investor bisa memilih perusahaan dengan rasio rendah untuk mengurangi risiko gagal bayar.

Dalam praktiknya, analis profesional sering memadukan data ini dengan analisis tren multi-tahun untuk melihat apakah perusahaan semakin bergantung pada utang atau justru memperkuat ekuitasnya.

Insight untuk Investor Retail

Bagi investor retail, memahami debt ratio berarti belajar membaca “struktur tulang” perusahaan, seberapa kokoh ia menopang pertumbuhan bisnisnya.

Perusahaan dengan rasio tinggi bisa tumbuh cepat, tapi juga lebih rentan saat ekonomi melambat. Sementara yang rendah mungkin stabil, tapi cenderung konservatif.

Gunakan rasio ini bersama indikator lain seperti DER, ROE, dan arus kas operasi untuk melihat gambaran keuangan secara menyeluruh.

Kesimpulan

Debt ratio adalah alat penting dalam analisis keuangan untuk menilai sejauh mana perusahaan mengandalkan utang dalam menjalankan bisnisnya. Rasio ini membantu investor memahami tingkat risiko, struktur modal, dan kemampuan perusahaan menghadapi tekanan ekonomi.

Namun, interpretasinya harus disesuaikan dengan sektor industri dan tujuan perusahaan menggunakan utang. Kuncinya adalah keseimbangan: terlalu banyak utang bisa berbahaya, tapi terlalu sedikit juga bisa menghambat pertumbuhan.

Setelah memahami cara membaca debt ratio perusahaan, maka kamu sudah dapat mengambil keputusan investasi yang lebih baik. Yuk, mulai beli saham perusahaan AS, dari Tesla, Starbucks, hingga Google, lewat aplikasi Gotrade.

Download aplikasi Gotrade sekarang dan mulai investasi dari $1.

FAQ

1. Apakah debt ratio sama dengan DER?

Tidak. DER membandingkan utang dengan ekuitas, sedangkan debt ratio membandingkan utang dengan total aset.

2. Berapa debt ratio ideal bagi perusahaan?

Tergantung industri. Sektor padat modal biasanya memiliki rasio 0,5–0,7, sementara sektor teknologi ideal di bawah 0,4.

3. Apakah debt ratio bisa negatif?

Tidak. Nilai debt ratio selalu antara 0 dan 1 karena berasal dari pembagian antara total utang dan total aset.

Disclaimer

PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.

Read more