Cross Margin vs Isolated Margin: Perbedaan, Risiko, Contoh

Bagi trader yang aktif di pasar derivatif atau opsi, memahami perbedaan antara cross margin dan isolated margin adalah hal yang penting.
Keduanya merupakan sistem manajemen modal yang digunakan untuk menentukan bagaimana dana jaminan (margin) dialokasikan dan digunakan saat membuka posisi leverage.
Makanya dalam artikel ini, Gotrade akan menjelaskan apa itu cross margin dan isolated margin, perbedaan utamanya dalam hal risiko dan fleksibilitas, serta contoh penggunaannya dalam trading opsi agar kamu bisa memilih sistem yang paling sesuai dengan gaya tradingmu.
Apa Itu Cross Margin?
Cross margin adalah sistem di mana seluruh saldo margin yang tersedia di akun trading digunakan bersama-sama untuk menopang semua posisi terbuka. Artinya, jika satu posisi mengalami kerugian, sistem dapat menggunakan margin dari posisi lain untuk menutupi kekurangan tersebut.
Contohnya, jika kamu memiliki dua posisi terbuka di pasar opsi, satu untung dan satu rugi, maka keuntungan dari posisi pertama dapat menyeimbangkan kerugian di posisi kedua secara otomatis.
Melansir Investopedia, pendekatan ini banyak digunakan oleh trader profesional karena memberikan efisiensi modal yang lebih tinggi dan mengurangi risiko likuidasi mendadak saat volatilitas meningkat.
Kelebihan Cross Margin
- Meminimalkan risiko likuidasi akibat fluktuasi harga jangka pendek.
- Mengoptimalkan penggunaan modal karena semua saldo margin bekerja bersama.
- Cocok untuk strategi multi-posisi seperti hedging atau spread trading.
Kekurangan Cross Margin
- Jika satu posisi rugi besar, seluruh akun bisa terdampak.
- Tidak cocok untuk pemula yang belum disiplin mengelola risiko antar posisi.
Apa Itu Isolated Margin
Sebaliknya, isolated margin memisahkan margin untuk setiap posisi secara individual. Setiap posisi memiliki margin tersendiri, dan kerugian pada satu posisi tidak akan memengaruhi posisi lain.
Sebagai contoh, jika kamu membuka dua posisi dengan margin terpisah masing-masing $100, dan salah satunya rugi total, maka kerugian hanya terbatas pada $100 tersebut, posisi lain tetap aman.
Menurut Corporate Finance Institute (CFI), sistem ini umum digunakan oleh trader ritel yang ingin mengendalikan risiko per posisi dan menghindari kehilangan seluruh modal saat satu posisi salah arah.
Kelebihan Isolated Margin
- Risiko kerugian terbatas hanya pada posisi terkait.
- Memberikan kontrol risiko yang lebih baik untuk setiap transaksi.
- Cocok bagi trader pemula atau yang menggunakan strategi agresif dengan leverage tinggi.
Kekurangan Isolated Margin
- Modal bisa kurang efisien karena tidak bisa saling menopang antar posisi.
- Potensi likuidasi lebih tinggi jika margin pada satu posisi menipis.
Perbandingan Cross Margin vs Isolated Margin
Aspek | Cross Margin | Isolated Margin |
---|---|---|
Penggunaan Margin | Digunakan bersama untuk semua posisi | Terpisah untuk tiap posisi |
Risiko Likuidasi | Lebih kecil, karena posisi lain bisa menopang | Lebih tinggi pada posisi individu |
Kontrol Risiko | Kurang spesifik per posisi | Lebih ketat dan terbatas |
Efisiensi Modal | Lebih efisien | Kurang efisien |
Cocok Untuk | Trader berpengalaman, strategi multi-posisi | Trader pemula, strategi satu posisi |
Contoh Penggunaan dalam Trading Opsi
Misalkan kamu membuka dua posisi opsi saham:
Jika kamu menggunakan cross margin, maka total $1.000 digunakan secara gabungan. Saat AAPL rugi, sebagian keuntungan dari NVDA dapat menutupi kerugian itu.
Namun jika kamu menggunakan isolated margin, maka setiap posisi berdiri sendiri. Jika AAPL mengalami kerugian besar, posisi tersebut bisa ditutup otomatis tanpa memengaruhi NVDA.
Trader profesional sering memanfaatkan cross margin untuk strategi seperti pairs trading atau market-neutral strategy, karena kedua sisi posisi dapat saling mengimbangi.
Sementara isolated margin sering digunakan dalam short-term speculative trade atau saat ingin membatasi risiko hanya pada satu arah posisi.
Mana yang Lebih Baik?
Tidak ada sistem margin yang lebih baik secara mutlak; semuanya tergantung pada tujuan, profil risiko, dan strategi tradingmu.
Gunakan cross margin jika kamu ingin efisiensi modal maksimal dan mampu memantau posisi secara aktif. Gunakan isolated margin jika kamu ingin melindungi modal dari kerugian ekstrem pada satu posisi tertentu.
Trader yang sudah berpengalaman sering kali menggabungkan keduanya, menggunakan cross margin untuk strategi lindung nilai dan isolated margin untuk posisi berisiko tinggi.
Kesimpulan
Baik cross margin maupun isolated margin memiliki peran penting dalam manajemen risiko di margin trading. Cross margin menawarkan fleksibilitas dan efisiensi, sedangkan isolated margin memberikan kontrol risiko yang lebih ketat per posisi.
Kunci suksesnya tetap sama: pahami cara kerja keduanya sebelum menekan tombol buy atau sell.
Ingin belajar praktik margin trading dengan pengelolaan risiko yang lebih matang?
Download dan beli opsi lewat Gotrade sekarang! Pelajari strategi opsi serta trading global dengan sistem yang transparan dan mudah diatur sesuai gayamu sendiri.
FAQ
Apa itu cross margin dalam trading?
Sistem di mana seluruh saldo margin digunakan bersama untuk mendukung semua posisi terbuka di akun yang sama.
Kapan sebaiknya menggunakan isolated margin?
Ketika kamu ingin membatasi risiko pada satu posisi dan tidak ingin kerugian menyebar ke posisi lain.
Apakah trader profesional lebih sering pakai cross margin?
Ya, karena memungkinkan mereka mengoptimalkan modal dan melakukan strategi multi-posisi yang kompleks.
Disclaimer
PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.