CEO Nvidia Lobi AS Soal Ekspor Chip AI ke China
Jensen Huang temui Trump dan senator bahas aturan ekspor chip AI. Simak dampak kebijakan ini bagi Nvidia dan persaingan teknologi AS-China.
Jakarta, Gotrade News - CEO NVIDIA Corporation Jensen Huang baru saja melakukan pertemuan strategis dengan Presiden Donald Trump dan para senator dari Partai Republik pada hari Rabu lalu.
Pertemuan tertutup yang berlangsung di Washington ini menjadi sorotan utama di tengah memanasnya persaingan teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) antara Amerika Serikat dan China.
Agenda utama kunjungan Huang adalah membahas kebijakan federal yang lebih menguntungkan bagi industri AI. Fokus utamanya terletak pada izin penjualan terbatas chip komputer bernilai tinggi milik Nvidia ke negara-negara pesaing Amerika Serikat seperti China.
Langkah ini diambil saat perusahaan teknologi besar semakin gencar melakukan lobi dan investasi besar-besaran. Mereka meyakini bahwa AI memiliki potensi transformatif yang luar biasa. Namun, ambisi ini berbenturan dengan kekhawatiran para pembuat kebijakan mengenai keamanan nasional.
Misi Menyeimbangkan Bisnis dan Keamanan Nasional
Huang datang ke Capitol Hill dengan pesan yang jelas namun berhati-hati. Seperti dilaporkan oleh AP News, Huang menegaskan posisinya dalam mendukung kontrol ekspor atau export control. Istilah ini merujuk pada regulasi pemerintah yang membatasi pengiriman teknologi sensitif ke negara asing demi alasan keamanan.
Dalam keterangannya kepada wartawan sebelum pertemuan, Huang menyatakan bahwa Amerika Serikat harus memastikan perusahaan domestik memiliki teknologi terbaik dan menjadi yang pertama memilikinya. Namun, ia juga menyoroti dilema yang dihadapi perusahaan dalam pasar global.
Huang menjelaskan bahwa pembatasan yang ada saat ini tidak serta-merta memperlambat kemajuan China dalam perlombaan AI. Ia menekankan bahwa Nvidia perlu berkompetisi di seluruh dunia. Menurutnya, perusahaan tidak bisa sekadar menurunkan kualitas chip yang dijual ke China karena pasar di sana tidak akan menerimanya.
Argumentasi Huang berpusat pada strategi bahwa AS harus menawarkan chip yang paling kompetitif ke pasar China agar tetap relevan. Ia percaya bahwa jika perusahaan Amerika tidak mengisi pasar tersebut, pesaing lain atau pengembangan domestik China yang akan mengambil alih.
Respon Beragam dari Capitol Hill
Pertemuan tertutup tersebut memicu reaksi beragam dari para politisi AS. Senator Partai Republik, Mike Rounds, menggambarkan diskusi tersebut sebagai sesuatu yang positif dan produktif. Menurut laporan AP News, Rounds menyebut bahwa para senator masih terbuka terhadap berbagai opsi kebijakan.
Rounds menambahkan bahwa Nvidia saat ini tidak menjual chip tercanggih mereka di China dan memahami posisi mereka sebagai perusahaan Amerika. Namun, ia mengakui keinginan Nvidia untuk kembali berkompetisi di pasar tersebut sambil tetap menghormati pentingnya kontrol ekspor bagi keamanan nasional.
Di sisi lain, skeptisisme juga muncul dari kubu Republik sendiri. Senator John Kennedy memilih untuk tidak menghadiri pertemuan tersebut. Dalam pernyataannya kepada wartawan, Kennedy meragukan objektivitas Huang. Ia menilai Huang bukanlah sumber yang kredibel untuk dimintai nasihat mengenai penjualan teknologi ke China karena motif utamanya adalah keuntungan bisnis.
Kekecewaan juga datang dari kubu Demokrat yang tidak dilibatkan dalam pertemuan tersebut. Senator Elizabeth Warren, anggota senior Komite Perbankan Senat, mengkritik langkah Huang yang dianggap melobi Partai Republik secara diam-diam.
Warren mendesak agar Huang memberikan kesaksian dalam dengar pendapat publik di Kongres. Ia ingin Huang menjawab pertanyaan mengenai mengapa perusahaannya tampak lebih memprioritaskan produsen China dibandingkan perusahaan Amerika yang juga membutuhkan akses ke chip berkualitas tinggi tersebut.
Dinamika Kebijakan Baru dan Dampaknya
Langkah lobi ini tidak terlepas dari perubahan kebijakan yang terjadi di pemerintahan saat ini. Laporan AP News mencatat bahwa administrasi Trump pada bulan Mei telah membatalkan pembatasan era Biden yang sebelumnya mencegah Nvidia dan pembuat chip lainnya mengekspor produk ke berbagai negara.
Gedung Putih pada bulan Agustus juga mengumumkan kesepakatan yang tidak biasa. Kesepakatan ini memungkinkan Nvidia dan pembuat chip AS lainnya, Advanced Micro Devices, Inc., untuk menjual chip mereka di pasar China. Namun, syaratnya adalah pemerintah AS akan mengambil potongan sebesar 15 persen dari penjualan tersebut.
Kebijakan ini memecah pendapat para pembuat hukum di Capitol Hill. Banyak anggota Kongres yang masih menganggap penjualan chip AI kelas atas ke China sebagai risiko keamanan nasional. Mereka khawatir China akan menggunakan perangkat keras Amerika untuk mengembangkan artificial superintelligence, yaitu bentuk AI yang melampaui kemampuan kognitif manusia.
Tahun ini, para pembuat undang-undang telah mengajukan berbagai rancangan undang-undang untuk meregulasi dampak AI pada berbagai industri. Namun, hingga saat ini belum ada yang disahkan menjadi undang-undang, sehingga menciptakan ketidakpastian regulasi yang mendorong eksekutif teknologi seperti Huang untuk turun tangan langsung.
Referensi:
- KOB4, Nvidia CEO Jensen Huang visits Republicans as debate over intensifying AI race rages. Diakses pada 4 Desember 2025
- AP News, Nvidia CEO Jensen Huang visits Republicans as debate over intensifying AI race rages. Diakses pada 4 Desember 2025
- Featured Image: Shutterstock
Disclaimer
PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.