8 Cara Mengurangi Outcome Bias Ketika Trading
Dalam trading, banyak pemula menilai kualitas keputusan berdasarkan hasil akhirnya. Jika trade berakhir profit, mereka merasa analisanya sudah benar. Jika rugi, mereka menganggap keputusannya buruk.
Padahal trading penuh ketidakpastian dan sering kali hasilnya dipengaruhi faktor acak. Pola pikir ini disebut outcome bias, dan dapat merusak proses belajar, meningkatkan ego, serta membuat trader mengulang kesalahan yang sama.
Untuk menjadi trader yang konsisten, keputusan harus dievaluasi berdasarkan proses, bukan sekadar hasil. Artikel ini membahas outcome bias saat trading, penyebabnya, dan langkah praktis menguranginya.
Penjelasa Singkat Outcome Bias
Outcome bias adalah kecenderungan menilai kualitas keputusan berdasarkan hasil, bukan berdasarkan proses dan informasi yang tersedia saat keputusan dibuat.
Dalam trading, hal ini berarti menganggap profit sebagai bukti kehebatan, atau kerugian sebagai bukti kesalahan mutlak.
Outcome bias juga sering membuat trader salah mengevaluasi strategi sehingga sulit berkembang.
Kenapa Outcome Bias Berbahaya saat Trading
Melansir Investopedia, ada beberapa alasan kenapa bias ini dapat merusak konsistensi.
1. Profit dari keputusan buruk tetap dianggap benar
Trade yang salah tetapi kebetulan profit membuat trader meremehkan risiko.
2. Loss dari keputusan benar dianggap kesalahan
Padahal loss bisa terjadi meskipun analisanya tepat.
3. Trader sulit berkembang karena evaluasi tidak objektif
Fokus pada hasil membuat proses analisis terabaikan.
4. Menimbulkan overconfidence
Trader yang sering profit karena keberuntungan bisa terlalu agresif.
5. Menyebabkan siklus mental buruk
Saat loss dianggap kesalahan fatal, trader menjadi takut entry dan kehilangan peluang.
Cara Mengurangi Outcome Bias Saat Trading
Berikut langkah-langkah praktis agar trader lebih fokus pada proses, bukan hasil acak.
1. Buat rencana trading yang jelas
Rencana trading menjadi standar untuk menilai keputusan.
Isi rencana trading:
- Setup utama
- Level entry
- Stop loss
- Target profit
- Risk reward minimal
- Kondisi market yang valid untuk entry
Jika keputusan sesuai rencana, maka itu keputusan baik meskipun hasilnya rugi.
2. Gunakan jurnal trading berbasis proses
Jurnal trading dengan fokus proses mencegah trader menilai keputusan hanya dari hasil.
Catat:
- Setup yang digunakan
- Alasan entry
- Emosi saat entry
- Risk reward
- Apakah aturan dipatuhi
Dengan jurnal, evaluasi menjadi objektif dan terukur.
3. Bedakan “keputusan baik dengan hasil buruk” dan “keputusan buruk dengan hasil baik”
Trader profesional memahami empat kategori:
- Keputusan baik, hasil baik
- Keputusan baik, hasil buruk
- Keputusan buruk, hasil baik
- Keputusan buruk, hasil buruk
Kategori dua dan tiga sangat penting untuk evaluasi.
Contoh:
Kamu masuk posisi berdasarkan setup yang valid, tetapi harga bergerak berlawanan akibat berita. Ini keputusan benar, hasil buruk.
Kamu masuk tanpa analisa karena FOMO dan kebetulan profit. Ini keputusan buruk, hasil baik.
Outcome bias membuat trader mengacaukan keduanya.
4. Fokus pada kualitas setup, bukan hasil jangka pendek
Satu trade tidak menentukan kualitas strategi. Lihat pola dari 20 sampai 50 trade, bukan satu atau dua trade.
Fokus pada:
- Konsistensi setup
- Risk reward
- Tingkat kemenangan panjang
- Disiplin eksekusi
Dengan cara ini, trader tidak mudah terpengaruh satu hasil acak.
5. Gunakan risk management yang objektif
Risk management membantu menetralkan emosi dari hasil trade.
Aturan umum:
- Risiko 1 sampai 2 persen per trade
- Stop loss selalu ditentukan sebelum entry
- Target profit realistis
Ketika risiko sudah dihitung sebelumnya, hasil trade tidak terlalu mempengaruhi mental.
6. Latihan menerima probabilitas pasar
Trading bukan soal benar atau salah, melainkan soal probabilitas.
Latihan mindset:
- Bahkan setup terbaik bisa gagal
- Loss tidak berarti analisanya salah
- Yang penting adalah keputusan berbasis data, bukan harapan
Dengan menerima probabilitas, outcome bias akan berkurang.
7. Evaluasi berdasarkan checklist, bukan emosi
Gunakan checklist objektif sebelum entry.
Contoh checklist:
- Trend jelas
- Support resistance jelas
- Candle konfirmasi ada
- Volume mendukung
- Risk reward minimal 1:2
Jika checklist terpenuhi, keputusan sudah tepat, apa pun hasilnya.
8. Jangan lihat hasil trade setiap menit
Melihat grafik terlalu sering membuat trader bereaksi emosional. Lebih baik nilai hanya pada:
- Saat setup muncul
- Saat entry
- Saat exit
- Saat journaling
Ini membantu menjaga evaluasi proses tetap rasional.
Contoh Praktis Mengatasi Outcome Bias
Misalnya kamu mengambil entry pullback bullish di saham X:
- Trend naik
- Harga memantul di support
- Ada bullish engulfing
- Risk reward 1:3
Namun sesaat setelah entry, muncul berita mendadak dan harga turun kena stop loss.
- Dengan outcome bias: Kamu merasa keputusan salah dan mulai ragu sistemmu.
- Dengan evaluasi berbasis proses: Keputusan sudah tepat. Hasil buruk disebabkan faktor eksternal. Strategi tetap valid.
Pendekatan ini menjaga konsistensi jangka panjang.
Kesimpulan
Outcome bias saat trading adalah jebakan psikologis yang membuat trader menilai keputusan berdasarkan hasil jangka pendek, bukan proses yang benar.
Untuk menguranginya, trader perlu membuat rencana trading jelas, menggunakan jurnal berbasis proses, membedakan keputusan dan hasil, serta mengadopsi mindset probabilitas.
Dengan evaluasi yang objektif, trader dapat berkembang lebih cepat dan menghindari keputusan emosional.
Ingin trading lebih objektif tanpa terjebak bias?
Mulai trading saham AS di Gotrade Indonesia apps! Kamu bisa beli saham mulai dari US$1, deposit cukup US$5, plus akses trading 24 jam/5 hari.
Cocok buat kamu yang mau melatih proses pengambilan keputusan lebih disiplin.
FAQ
1. Outcome bias adalah apa?
Bias ketika trader menilai keputusan berdasarkan hasil, bukan prosesnya.
2. Kenapa outcome bias berbahaya?
Karena membuat trader salah mengevaluasi strategi dan sulit berkembang.
3. Bagaimana cara mengurangi outcome bias?
Gunakan jurnal, checklist proses, dan evaluasi berbasis probabilitas.
Disclaimer: PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.