Cara Mengukur Portfolio Drawdown dan Strategi Menguranginya

Cara Mengukur Portfolio Drawdown dan Strategi Menguranginya

Ketika pasar sedang tidak stabil, hal yang paling membuat investor gelisah adalah melihat nilai portofolio turun tajam. Situasi ini dikenal sebagai portfolio drawdown, yaitu penurunan nilai portofolio dari puncak ke lembah dalam periode tertentu. Memahami cara mengukur drawdown sangat penting karena membantu kamu menilai seberapa kuat portofolio bertahan saat pasar sedang buruk.

Lewat artikel ini, Gotrade sudah menyiapkan penjelasan lengkap mengenai apa itu drawdown, cara mengukurnya, dan strategi menguranginya agar portofolio lebih stabil dalam jangka panjang.

Apa Itu Portfolio Drawdown?

Portfolio drawdown adalah ukuran seberapa besar penurunan nilai portofolio dari nilai tertinggi sebelumnya (peak) hingga titik terendah (trough). Drawdown lebih fokus pada risiko kerugian yang sedang berlangsung, bukan hanya kinerja jangka panjang.

Sebagai contoh: Jika portofolio kamu pernah bernilai Rp10 juta lalu turun menjadi Rp7 juta, maka drawdown-nya adalah 30 persen.

Menurut Investopedia, drawdown tidak hanya menunjukkan seberapa besar portofolio turun, tetapi juga seberapa lama waktu yang dibutuhkan untuk pulih kembali ke titik tertinggi sebelumnya.

Cara Mengukur Drawdown Portofolio

1. Hitung penurunan dari nilai tertinggi

Rumus sederhana untuk menghitung drawdown adalah:

Drawdown = (Peak Value – Trough Value) / Peak Value x 100 persen

Contoh: Peak = Rp12 juta, Trough = Rp9 juta, Drawdown = 25 persen.

Rumus ini memberikan gambaran seberapa parah penurunan dibanding puncak tertinggi.

2. Analisis maximum drawdown

Maximum drawdown adalah penurunan terbesar selama periode tertentu. Ini penting untuk memahami risiko ekstrem. Misalnya, saat krisis 2020, banyak saham teknologi mengalami drawdown lebih dari 30 persen meski akhirnya pulih.

3. Menggunakan grafik equity curve

Investor sering menggunakan grafik perkembangan portofolio untuk melihat titik puncak dan lembah. Setiap penurunan besar dari garis puncak biasanya menandakan drawdown signifikan.

4. Membagi drawdown dalam periode

Drawdown bisa dihitung:

  • harian
  • mingguan
  • bulanan
  • tahunan

Perhitungan periodik membantu memahami frekuensi penurunan dan stabilitas portofolio.

5. Melihat time to recovery

Selain besar penurunannya, penting mengukur waktu pemulihan (recovery time). Semakin cepat pulih, semakin baik kualitas portofolio kamu.

Mengapa Drawdown Penting untuk Investor

Drawdown bukan hanya angka. Ini mencerminkan seberapa besar stres psikologis yang mungkin kamu alami ketika harga turun. Banyak investor menjual di titik terendah karena tidak siap menghadapi drawdown besar.

Mengukur drawdown membantu kamu:

  • memahami batas risiko
  • menghindari keputusan impulsif
  • menentukan alokasi aset yang lebih baik
  • menyusun strategi jangka panjang yang stabil

Cara Mengurangi Portfolio Drawdown

1. Diversifikasi lintas sektor dan kategori

Diversifikasi adalah cara paling efektif mengurangi drawdown. Menggabungkan teknologi, consumer staples, energi, healthcare, dan ETF broad market bisa membuat penurunan lebih terkendali.

2. Tambahkan aset defensif

Portofolio yang hanya berisi saham growth cenderung jatuh lebih dalam saat volatilitas tinggi. Tambahkan aset defensif seperti:

  • ETF dividen
  • sektor healthcare
  • consumer staples
  • cash atau instrumen pasar uang

Aset defensif tidak naik terlalu cepat, tetapi membantu menahan penurunan.

3. Hindari overweight di satu saham

Jika satu saham menguasai lebih dari 20 persen portofolio, risiko drawdown meningkat drastis. Saat saham itu jatuh, seluruh portofolio ikut terbawa.

4. Gunakan strategi DCA

Dengan membeli secara rutin, kamu memperkecil risiko masuk di harga puncak. Ketika harga turun, kamu bisa membeli lebih banyak unit sehingga harga rata-rata beli menjadi lebih rendah.

5. Pahami korelasi antar aset

Jika semua aset kamu bergerak dalam arah yang sama, diversifikasi tidak efektif. Cobalah memilih aset dengan korelasi lebih rendah agar penurunan tidak bersamaan.

6. Lakukan rebalancing

Rebalancing membantu menjaga portofolio tetap seimbang. Saat risk asset naik terlalu tinggi, lakukan penyesuaian agar tidak overweight. Ketika market turun, rebalancing juga membantu memanfaatkan harga yang lebih rendah.

7. Hindari keputusan emosional

Drawdown sering terasa menakutkan. Namun penurunan sementara bukan alasan menjual semua aset. Evaluasi berdasarkan fundamental, bukan hanya pergerakan harga.

Contoh Perhitungan Drawdown Sederhana

Simak contoh dari Corporate Financial Institute berikut:

Misal portofolio kamu dalam 6 bulan terakhir punya nilai berikut:

  • Bulan 1: Rp10 juta
  • Bulan 2: Rp11 juta (peak)
  • Bulan 3: Rp9 juta
  • Bulan 4: Rp8 juta (trough)
  • Bulan 5: Rp9,5 juta
  • Bulan 6: Rp11 juta

Drawdown dihitung dari peak Rp11 juta ke trough Rp8 juta:

Drawdown = (11 – 8) / 11 x 100 persen = 27,27 persen.

Waktu pemulihan (recovery time) adalah 2 bulan, dari bulan 4 ke bulan 6.

Kesimpulan

Mengukur portfolio drawdown membantu kamu memahami seberapa besar risiko yang bisa kamu tanggung, dan bagaimana portofolio bereaksi saat pasar tidak stabil.

Dengan menghitung maksimum drawdown, memantau time to recovery, dan menerapkan diversifikasi hingga rebalancing, kamu bisa menjaga portofolio tetap sehat dalam jangka panjang.

Kalau kamu ingin membangun portofolio saham dan ETF AS dengan pendekatan yang lebih stabil, kamu bisa mulai investasi di Gotrade dengan deposit awal US$5, beli saham mulai US$1, serta akses trading fleksibel 24 jam / 5 hari.

FAQ

  1. Berapa drawdown yang dianggap normal?
    Tergantung jenis portofolio. ETF broad market biasanya 10 sampai 20 persen, saham growth bisa lebih dari 30 persen.
  2. Apakah drawdown pasti buruk?
    Tidak. Drawdown adalah bagian alami dari pasar. Yang penting adalah pemulihan dan kualitas aset.
  3. Apakah mungkin portofolio tidak alami drawdown ?
    Tidak. Semua portofolio akan mengalami drawdown. Yang bisa dilakukan adalah mengelolanya.

Disclaimer: PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.

Read more