4 Cara Menentukan Position Sizing untuk Trader Pemula
Menentukan position sizing adalah salah satu aspek terpenting dalam trading. Banyak trader pemula fokus pada mencari entry terbaik, tetapi lupa menghitung ukuran posisi yang sesuai dengan manajemen risiko.
Akibatnya, satu posisi yang terlalu besar bisa menghapus keuntungan dari banyak transaksi sebelumnya.
Lewat artikel ini, Gotrade sudah menyiapkan panduan lengkap tentang cara menentukan ukuran posisi, rumus praktis yang mudah dipakai pemula, serta contoh langsung yang bisa kamu terapkan.
Apa Itu Position Sizing?
Position sizing adalah proses menentukan berapa banyak unit saham yang sebaiknya kamu beli dalam satu transaksi berdasarkan risiko, modal, dan strategi.
Dengan menghitung ukuran posisi secara benar, kamu bisa:
- melindungi modal dari kerugian besar
- menjaga konsistensi hasil trading
- menghindari overtrading
- tetap objektif saat pasar volatile
Melansir Investopedia, position sizing adalah fondasi utama dari manajemen risiko, sehingga trader pemula harus memahami konsep ini sejak awal.
Mengapa Position Sizing Penting?
Harga saham bisa bergerak tidak terduga. Tanpa ukuran posisi yang tepat, kamu bisa menanggung kerugian lebih besar daripada kesiapan emosional atau kemampuan finansial.
Position sizing membantu kamu:
- menentukan toleransi risiko per trade
- mengendalikan kerugian maksimum
- menjaga stabilitas portofolio
- membuat keputusan lebih rasional
Trader profesional tidak hanya mencari peluang, tetapi juga memastikan risiko selalu terukur.
Cara Menentukan Position Sizing untuk Pemula
1. Tentukan risiko per transaksi
Trader pemula biasanya memakai patokan 1 sampai 2 persen dari total modal sebagai risiko maksimum per transaksi.
Contoh:
- Modal kamu = Rp10.000.000
- Risiko per transaksi = 2 persen
- Maka risiko maksimum = Rp200.000
Artinya, kerugian maksimal yang bisa kamu terima untuk satu posisi adalah Rp200.000.
2. Tentukan stop-loss
Stop-loss menentukan di titik harga berapa kamu bersedia keluar dari posisi jika kondisi tidak sesuai harapan.
Contoh:
- Harga beli = Rp150.000
- Stop-loss = Rp140.000
- Risiko per lembar = Rp10.000
Tanpa stop-loss yang jelas, perhitungan position sizing tidak bisa dilakukan.
3. Gunakan rumus utama position sizing
Rumus sederhananya:
Ukuran posisi = (Risiko total per trade) / (Risiko per unit)
Contoh:
- Risiko total = Rp200.000
- Risiko per lembar = Rp10.000
- Ukuran posisi = 200.000 / 10.000 = 20 lembar saham
Dengan demikian, kamu hanya boleh membeli 20 lembar, bukan lebih.
4. Pastikan ukuran posisi sesuai modal
Setelah menemukan jumlah lembar, hitung total nilai transaksi:
20 lembar × Rp150.000 = Rp3.000.000
Jika modal kamu mencukupi, transaksi bisa dilakukan. Jika tidak, risiko harus diturunkan atau pilih saham yang lebih terjangkau.
Contoh Lengkap Perhitungan Position Sizing
Misalkan:
- Modal: Rp15.000.000
- Risiko per trade: 1,5 persen
- Harga saham: Rp200.000
- Stop-loss: Rp190.000
Langkah 1: Hitung risiko maksimum
1,5 persen × 15.000.000 = Rp225.000
Langkah 2: Risiko per lembar
200.000 – 190.000 = Rp10.000
Langkah 3: Hitung ukuran posisi
225.000 / 10.000 = 22,5 → dibulatkan menjadi 22 lembar
Langkah 4: Total nilai transaksi
22 × 200.000 = Rp4.400.000
Dengan perhitungan ini, kamu menjaga kerugian maksimum tetap sesuai batas yang kamu tentukan.
Kesalahan Umum Trader Pemula dalam Position Sizing
1. Membeli terlalu banyak karena FOMO
Tanpa rumus yang jelas, trader sering membeli dalam jumlah besar hanya karena harga sedang naik.
2. Tidak menentukan stop-loss
Tanpa stop-loss, risiko tidak bisa dihitung dan posisi bisa berubah menjadi kerugian besar.
3. Menggunakan ukuran posisi sama untuk semua saham
Padahal setiap saham memiliki volatilitas berbeda. Saham tinggi risiko seharusnya punya ukuran posisi lebih kecil.
4. Menggunakan seluruh modal dalam satu transaksi
Ini membuat portofolio rentan terhadap drawdown besar.
Cara Mengurangi Risiko dengan Position Sizing
1. Kurangi risiko per trade ketika pasar sedang volatile
Groww menyebut jika kondisi market tidak stabil, turunkan risiko per trade dari 2 persen menjadi 1 persen.
2. Gunakan ETF untuk stabilitas
ETF seperti S&P 500 atau Nasdaq 100 cenderung lebih stabil dibanding saham individual.
3. Jangan menambah posisi saat sedang rugi
Averaging down tanpa rencana meningkatkan risiko tanpa kontrol.
4. Lakukan backtest
Tes posisi kecil dulu sebelum memperbesar ukuran posisi.
Tips Position Sizing untuk Pemula
1. Mulai dari persentase risiko kecil
Untuk pemula, 1 persen risiko per transaksi sudah cukup aman.
2. Catat semua perhitungan
Gunakan spreadsheet atau aplikasi tracking untuk konsistensi.
3. Sesuaikan dengan kondisi pasar
Ketika tren kuat, ukuran posisi bisa sedikit lebih besar. Saat sideways, lebih kecil.
4. Fokus pada disiplin, bukan prediksi
Position sizing membuat kamu tetap tenang meski arah harga tidak sesuai.
Kesimpulan
Menentukan position sizing adalah fondasi manajemen risiko yang harus dipahami setiap trader pemula. Dengan menghitung risiko per trade, menentukan stop-loss, dan menggunakan rumus yang tepat, kamu bisa mengendalikan kerugian dan menjaga portofolio tetap stabil.
Position sizing bukan hanya soal matematika, tetapi tentang disiplin dan komitmen pada strategi jangka panjang.
Kalau kamu ingin mulai trading saham dan ETF AS secara lebih terukur, kamu bisa berinvestasi di Gotrade dengan deposit awal US$5, membeli saham mulai US$1, dan menikmati fleksibilitas trading 24 jam / 5 hari.
FAQ
- Berapa risiko ideal per transaksi?
1 sampai 2 persen dari total modal adalah standar umum untuk pemula. - Apakah semua saham cocok memakai rumus yang sama?
Ya, tetapi sesuaikan ukuran posisi berdasarkan volatilitas saham. - Apakah position sizing penting untuk investor jangka panjang?
Tetap penting, terutama untuk menjaga stabilitas saat membeli bertahap.
Disclaimer: PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.