7 Cara Menentukan Exit Plan Menggunakan Timeframe Sederhana

7 Cara Menentukan Exit Plan Menggunakan Timeframe Sederhana

Banyak trader pemula bisa menemukan entry yang bagus, tetapi kesulitan menentukan kapan harus keluar dari posisi. Padahal, dalam trading, exit plan sering kali lebih menentukan hasil akhir dibanding entry. Tanpa exit plan yang jelas, trader mudah panik, overstay, atau menutup posisi terlalu cepat.

Lewat artikel ini, Gotrade menyiapkan panduan praktis untuk menentukan exit plan trading menggunakan timeframe sederhana, cocok untuk pemula yang ingin lebih tenang dan terstruktur saat mengelola posisi.

Apa Itu Exit Plan dalam Trading?

Exit plan adalah rencana keluarnya trader dari suatu posisi, baik untuk mengambil profit maupun membatasi kerugian. Exit plan yang jelas membantu trader:

  • menghindari keputusan emosional
  • menjaga disiplin
  • mengontrol risiko
  • memastikan trade tetap dalam rencana

Kenapa Timeframe Penting untuk Exit?

Timeframe membantu trader melihat struktur harga yang relevan dengan gaya trading. Pemula sering bingung karena melihat terlalu banyak timeframe sekaligus.

Dengan fokus pada 1–2 timeframe saja, keputusan keluar jadi lebih objektif.

Timeframe sederhana biasanya:

  • Daily (D1) untuk exit trading swing
  • 4H (H4) untuk exit posisi mingguan
  • 1H (H1) untuk pendekatan intraday ringan

Tujuannya bukan mencari sinyal rumit, tetapi membaca tren dan titik invalidasi secara jelas.

Cara Menentukan Exit Plan Menggunakan Timeframe Sederhana

Berikut panduan praktis untuk kamu, dilansir dari Forex dan Quantified Strategies:

1. Tentukan Titik Invalidasi dari Pola Harga

Setiap trade harus punya titik invalidasi, yaitu level harga yang jika ditembus berarti idemu salah.

Contoh titik invalidasi:

  • swing low terakhir pada uptrend
  • swing high terakhir pada downtrend
  • area support/resistance terdekat
  • break struktur harga (market structure shift)

Jika harga menembus titik invalidasi di timeframe utama (misalnya D1 untuk swing), posisi sebaiknya ditutup. Ini membantu trader menghindari hold kerugian terlalu lama.

2. Gunakan Moving Average sebagai Panduan Exit

Moving Average (MA) membantu menjaga posisi selama tren masih kuat.

Contoh penggunaan:

  • Untuk swing: gunakan MA20 atau MA50 di timeframe D1
  • Untuk intraday: gunakan MA20 di timeframe H1

Aturan sederhana:

  • Keluar jika harga menutup candle di bawah MA utama (untuk long)
  • Keluar jika harga menutup candle di atas MA utama (untuk short)

Strategi ini cocok untuk trader yang ingin mengikuti tren tanpa overthinking.

3. Gunakan Time Stop: Keluar Jika Harga Tidak Bergerak

Tidak semua trade gagal karena harga turun. Banyak trade gagal karena harga tidak bergerak sama sekali.

Time stop berarti kamu keluar berdasarkan waktu, bukan harga.

Contoh:

  • Jika dalam 3–5 candle di timeframe utama harga tidak bergerak sesuai rencana, keluar.
  • Jika dalam 2–3 hari saham tidak menunjukkan momentum, exit dan cari peluang lain.

Ini membantu trader menghindari posisi stagnan yang mengikat modal terlalu lama.

4. Gunakan Target Profit Berbasis Struktur Harga

Target profit idealnya bukan angka asal, tetapi level yang dihormati market.

Gunakan timeframe utama untuk menentukan target berdasarkan:

  • resistance terdekat
  • level Fibonacci
  • previous high
  • area supply

Jika harga mendekati target dan momentum melemah, itu sinyal kuat untuk keluar.

5. Gunakan Trailing Stop Sederhana

Trailing stop membantu mengunci profit saat tren berjalan.

Beberapa cara trailing yang cocok untuk pemula:

  • trailing di bawah swing low terakhir
  • trailing di bawah MA20 (untuk long)
  • trailing berdasarkan persentase (misalnya 3–5 persen dari harga saat ini)

Trailing stop menjaga posisi tetap hidup selama tren menguntungkan.

6. Exit jika Volume Tidak Mengonfirmasi Pergerakan

Volume adalah indikator kekuatan tren.

Sinyal exit:

  • harga naik tetapi volume turun → tren melemah
  • harga turun dengan volume naik → tekanan jual meningkat
  • breakout gagal karena volume kecil

Timeframe yang ideal untuk membaca volume: H1 atau D1.

7. Exit Berdasarkan Multi-Timeframe Sederhana

Gunakan kombinasi dua timeframe saja:

  • Timeframe entry: H1
  • Timeframe exit: H4 atau D1

Aturannya:

  • Jika struktur harga di timeframe exit pecah, keluar.
  • Jika candle H4/D1 close berlawanan dengan posisi kamu, keluar.

Ini membantu mencegah noise yang terlalu banyak di timeframe kecil.

Contoh Praktis: Exit Plan untuk Posisi Long

Misalnya kamu membeli saham AAPL saat tren naik.

Exit plan dapat seperti ini:

  • Invalidasi: candle D1 close di bawah swing low terakhir
  • Target profit: previous high di time frame D1
  • Trailing stop: MA20 di timeframe D1
  • Time stop: jika 3 hari berturut-turut harga sideways, keluar

Dengan struktur seperti ini, keputusan kamu jadi lebih objektif.

Kesalahan Umum dalam Exit Plan

Beberapa kesalahan pemula:

  • keluar terlalu cepat karena takut
  • tidak keluar meski tren sudah patah
  • memindahkan stop-loss terlalu jauh
  • tidak punya target profit yang jelas
  • melihat terlalu banyak timeframe sehingga bingung

Exit plan yang baik harus sederhana, konsisten, dan mudah dievaluasi.

Kesimpulan

Menentukan exit plan trading tidak harus rumit. Dengan menggunakan timeframe sederhana seperti H1, H4, atau D1, kamu bisa membuat rencana keluar yang jelas, objektif, dan disiplin. Fokus pada struktur harga, moving average, time stop, volume, dan trailing stop untuk membuat keputusan lebih tenang dan terarah.

Kalau kamu ingin mempraktikkan strategi seperti ini di saham dan ETF AS, kamu bisa mulai di Gotrade dengan deposit awal US$5, pembelian saham minimal US$1, dan fleksibilitas trading 24 jam selama 5 hari.

FAQ

  1. Apakah exit plan harus selalu memakai stop-loss?
    Sebaiknya iya, karena stop-loss adalah pondasi dalam manajemen risiko.
  2. Timeframe mana paling cocok untuk pemula?
    H4 dan D1 biasanya paling stabil untuk menghindari noise.
  3. Bolehkah menentukan exit berdasarkan feeling?
    Tidak dianjurkan. Exit plan sebaiknya objektif dan berbasis data.

Disclaimer: PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.

Read more