Cara Membuat Portofolio Saham untuk Pemula: Strategi dan Tips Lengkap

Cara Membuat Portofolio Saham untuk Pemula: Strategi dan Tips Lengkap

Banyak investor pemula berpikir bahwa sukses di pasar saham tergantung pada menemukan ‘saham terbaik.’ Padahal, kunci utama justru ada pada cara membangun portofolio saham yang seimbang dan terdiversifikasi dengan baik.

Portofolio ibarat pondasi rumah: semakin kokoh strukturnya, semakin tahan terhadap guncangan pasar.

Membuat portofolio saham bukan hanya tentang memilih saham yang populer, tetapi juga tentang memahami cara membagi risiko, menentukan proporsi sektor, dan menyeimbangkan antara pertumbuhan dan stabilitas.

Artikel ini akan membahas langkah-langkah praktis untuk membangun portofolio saham ideal bagi pemula.

Konsep Diversifikasi dan Pembagian Sektor

Diversifikasi berarti menyebar risiko dengan berinvestasi pada berbagai saham dari sektor berbeda.

Tujuannya sederhana: jika satu sektor turun, sektor lain bisa menahan dampaknya sehingga portofolio tetap stabil.

Menurut Morningstar Research, portofolio yang terdiversifikasi dengan baik dapat menurunkan volatilitas hingga 30–40% tanpa mengurangi potensi return secara signifikan.

Beberapa contoh sektor yang bisa dipertimbangkan dalam portofolio:

  • Teknologi: Apple, Microsoft, NVIDIA
  • Konsumen: Unilever, Procter & Gamble, Starbucks
  • Kesehatan: Johnson & Johnson, Pfizer
  • Keuangan: JPMorgan Chase, Bank of America
  • Energi & Infrastruktur: ExxonMobil, Chevron, NextEra Energy

Kamu tidak harus memiliki semua sektor, tetapi pastikan portofoliomu tidak hanya bergantung pada satu industri.

Misalnya, jangan menaruh seluruh modal di saham teknologi; jika sektor tersebut terkoreksi, portofolio kamu bisa ikut anjlok.

Jumlah Saham Ideal dalam Portofolio Pemula

Salah satu pertanyaan klasik: ‘Berapa banyak saham yang ideal untuk pemula?’

Menurut Investopedia, jumlah ideal bagi investor pemula adalah antara 5 hingga 10 saham.

Jumlah ini cukup untuk diversifikasi, tetapi tidak terlalu banyak sehingga kamu tetap bisa memantau kinerjanya secara rutin.

Terlalu sedikit saham membuat portofolio rentan terhadap risiko spesifik perusahaan.

Sebaliknya, terlalu banyak saham akan membuatmu kehilangan fokus dan sulit melakukan analisis mendalam.

Sebagai panduan sederhana:

  • 5–6 saham: cocok untuk investor dengan modal kecil (di bawah Rp10 juta).
  • 7–10 saham: cocok untuk portofolio menengah hingga besar.

Pilih kombinasi antara saham defensif (dividen stabil) dan saham pertumbuhan (growth stocks).

Cara Menyeimbangkan Risiko & Return

Setiap investor memiliki toleransi risiko yang berbeda. Karena itu, strategi portofolio yang baik harus menyesuaikan antara profil risiko dan target imbal hasil.

Berikut pendekatan yang bisa digunakan:

  • Konservatif (risiko rendah): Porsi besar di saham defensif seperti sektor utilitas, consumer staples, atau healthcare. Fokus pada dividen rutin dan kestabilan harga.
  • Moderate (seimbang): Kombinasi 60% saham blue chip dan 40% saham pertumbuhan. Cocok untuk investor jangka menengah (3–5 tahun).
  • Agresif (risiko tinggi): Fokus pada saham teknologi, startup, atau emerging sectors. Potensi return tinggi tetapi rentan terhadap fluktuasi.

Gunakan prinsip risk-reward balance: semakin besar potensi return, semakin tinggi pula risiko yang harus kamu siap tanggung.

Langkah Evaluasi dan Rebalancing Portofolio

Membuat portofolio bukan pekerjaan sekali jadi. Kamu perlu melakukan evaluasi dan rebalancing secara berkala agar komposisi tetap sesuai dengan tujuan investasi.

Langkah-langkah yang bisa kamu lakukan:

  1. Evaluasi performa tiap saham minimal setiap 3–6 bulan. Apakah kinerjanya sesuai harapan? Apakah sektor tersebut masih punya potensi tumbuh?
  2. Rebalancing (penyeimbangan ulang). Jika satu saham tumbuh terlalu cepat dan mendominasi portofolio (misalnya 40% dari total), jual sebagian untuk menjaga keseimbangan.
  3. Alihkan dana ke saham atau sektor lain yang masih undervalued.
  4. Pertimbangkan faktor eksternal. Perubahan suku bunga, kebijakan pemerintah, atau tren global bisa memengaruhi keputusan rebalancing.

Contohnya: ketika sektor energi naik drastis karena harga minyak melonjak, investor bisa menjual sebagian profit dan mengalihkan ke sektor teknologi yang sedang undervalued.

Kesalahan Umum Saat Membangun Portofolio

Banyak pemula melakukan kesalahan klasik yang sebetulnya bisa dihindari, seperti:

  • Terlalu sedikit saham: Portofolio hanya berisi 1–2 saham membuat risiko sangat tinggi jika salah pilih.
  • Terlalu banyak saham: Memiliki 20–30 saham justru membuat analisis tidak efisien dan potensi return rata-rata menurun.
  • Tidak meninjau ulang portofolio: Pasar berubah, dan strategi yang berhasil tahun lalu belum tentu cocok tahun depan.
  • Over-diversification: Diversifikasi memang baik, tetapi jika berlebihan justru membuat portofolio ‘melemah’ karena keuntungan besar dari saham unggulan akan tertutup oleh saham yang kurang berkinerja.

Melansir Forbes Advisor, prinsip terbaik adalah ‘diversify, but stay focused.’ Artinya, sebarkan risiko tetapi tetap fokus pada saham yang kamu pahami.

Kesimpulan

Membuat portofolio saham untuk pemula bukan sekadar soal memilih saham populer, melainkan membangun strategi yang konsisten dan disiplin.

Mulailah dari memahami diversifikasi lintas sektor, jumlah saham ideal, dan keseimbangan antara risiko serta return. Evaluasi dan rebalancing secara rutin akan membantu portofoliomu tetap sehat, meski pasar sedang bergejolak.

Jika kamu ingin langsung mempraktikkan strategi ini, download aplikasi Gotrade di Android atau iOS dan bangun portofolio globalmu!

Lewat Gotrade, kamu bisa membeli saham-saham global seperti Apple, Tesla, hingga ETF tematik mulai dari $1, cocok untuk pemula yang ingin membangun portofolio dengan cara modern, transparan, dan mudah.

FAQ

1. Apakah portofolio pemula harus berisi saham dari luar negeri juga?

Tidak wajib, tetapi menambah eksposur ke saham global bisa meningkatkan diversifikasi dan potensi pertumbuhan jangka panjang.

2. Seberapa sering saya perlu melakukan rebalancing portofolio?

Idealnya setiap 6 bulan atau ketika komposisi berubah lebih dari 10% dari rencana awal.

3. Apakah reksa dana termasuk bagian dari portofolio saham?

Bisa, terutama bagi pemula yang belum punya waktu menganalisis saham satu per satu. Reksa dana saham bisa menjadi alternatif diversifikasi awal.

Disclaimer

PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.

Read more