CAPM: Pengertian, Rumus, dan Pentingnya untuk Investor

CAPM: Pengertian, Rumus, dan Pentingnya untuk Investor

Dalam analisis investasi modern, kamu akan sering menemukan istilah CAPM. Ini adalah model penting untuk menghitung expected return atau potensi imbal hasil suatu aset berdasarkan risiko.

Memahami apa itu CAPM membantu investor menilai apakah suatu saham layak dibeli dibanding risikonya.

Artikel ini membahas pengertian CAPM, rumus, contoh perhitungan, dan alasan mengapa model ini relevan bagi pemula maupun investor berpengalaman.

Definisi CAPM

CAPM atau Capital Asset Pricing Model adalah model keuangan yang digunakan untuk memperkirakan imbal hasil wajar suatu aset berdasarkan risikonya terhadap pasar.

Menurut Investopedia, CAPM adalah alat yang membantu investor menentukan return yang dianggap "fair" dengan mempertimbangkan risiko pasar, beta aset, dan tingkat bebas risiko.

CAPM dipakai untuk menilai apakah suatu investasi overpriced atau underpriced. Intinya, CAPM menjawab pertanyaan, "Berapa return yang semestinya saya dapat dengan risiko sebesar ini?"

Rumus CAPM

Rumus CAPM adalah sebagai berikut:

Expected Return = Rf + β × (Rm – Rf)

Keterangan:

  • Rf = risk-free rate atau tingkat bebas risiko (misalnya US Treasury jangka pendek)
  • β (beta) = ukuran sensitivitas saham terhadap pasar
  • Rm = return pasar (misalnya S&P 500)
  • (Rm – Rf) = market risk premium, atau imbal hasil tambahan karena mengambil risiko pasar

Rumus ini menunjukkan bahwa semakin besar risiko (beta), semakin tinggi expected return yang layak diminta investor.

Contoh Perhitungan CAPM

Misalkan kamu ingin menghitung expected return suatu saham teknologi:

  • Risk-free rate (Rf): 4 persen
  • Return pasar (Rm): 10 persen
  • Beta saham: 1,5

Masukkan ke rumus:

Expected Return = 4% + 1,5 × (10% – 4%)

Expected Return = 4% + 1,5 × 6%

Expected Return = 4% + 9%

Expected Return = 13 persen

Artinya, investor seharusnya meminta return minimum 13 persen per tahun untuk menyesuaikan risiko saham tersebut.

Jika model menunjukkan return wajar 13 persen tetapi kenyataannya perusahaan hanya mampu menghasilkan 8 persen, saham tersebut bisa dianggap kurang menarik.

Mengapa CAPM Penting untuk Investor

Mengukur apakah suatu saham layak dibeli

Dengan CAPM, kamu bisa membandingkan expected return dengan performa aktual. Jika return aktual lebih tinggi dari hasil CAPM, saham bisa undervalued. Jika lebih rendah, saham mungkin overvalued.

Membantu menentukan cost of equity

CAPM digunakan untuk menghitung cost of equity, yaitu biaya yang harus "dibayar" perusahaan kepada investor dalam bentuk return. Semakin berisiko perusahaan, semakin tinggi cost of equity-nya. Ini sering digunakan dalam valuasi seperti discounted cash flow (DCF).

Digunakan untuk menilai portofolio

Dengan CAPM, investor dapat mengevaluasi apakah portofolionya sudah memberikan imbal hasil sesuai risiko. Jika portofolio jauh di bawah return CAPM, berarti strategi harus ditinjau ulang.

Tidak hanya untuk saham

Model ini juga bisa digunakan untuk menilai obligasi, ETF, bahkan proyek bisnis yang memerlukan analisis risiko.

Standar di dunia akademik dan industri

CAPM adalah salah satu model paling dikenal di dunia keuangan sehingga banyak analis, manajer aset, dan investor global menggunakannya sebagai benchmark dasar.

Kelebihan CAPM

  1. Mudah dihitung
    Variabelnya tidak banyak dan semua data bisa ditemukan secara publik seperti beta dan return pasar.
  2. Wajar untuk jangka panjang
    Model ini lebih cocok untuk evaluasi jangka panjang karena memperhitungkan risiko pasar secara historis.
  3. Terstandar
    Karena sudah digunakan puluhan tahun, banyak laporan riset dan valuasi memakai CAPM sehingga memudahkan perbandingan.

Kekurangan CAPM

  1. Bergantung pada data historis
    Beta dan return pasar biasanya dihitung dari data masa lalu sehingga tidak selalu mencerminkan masa depan.
  2. Risiko pasar sulit didefinisikan
    Beberapa analis berpendapat return pasar tidak selalu hanya diwakili indeks acuan seperti S&P 500.
  3. Terlalu menyederhanakan kenyataan
    Pasar keuangan sering tidak rasional dan dipengaruhi faktor psikologis, sehingga model ini tidak selalu menggambarkan risiko sebenarnya.

Namun, meskipun ada kekurangan, CAPM tetap menjadi model penting dalam analisis fundamental.

Cara Menggunakan CAPM dalam Analisis Saham

Corporate Finance Institute menjelaskan beberapa cara menggunakan CAPM untuk menganalisis saham. Simak pemaparan berikut:

Menilai apakah saham undervalued atau overvalued

Bandingkan expected return CAPM dengan return perusahaan. Jika perusahaan menghasilkan lebih besar dari angka CAPM, sahamnya menarik.

Menentukan tingkat diskonto dalam valuasi

Gunakan CAPM sebagai discount rate dalam DCF untuk menghitung nilai wajar saham.

Menilai risiko portofolio

Jika portofolio memiliki beta tinggi, expected return-nya juga harus tinggi sesuai perhitungan CAPM.

Memilih saham sesuai profil risiko

Saham beta tinggi cocok untuk investor agresif, sedangkan saham beta rendah cocok untuk investor konservatif.

Kesimpulan

CAPM adalah model penting yang membantu investor memahami hubungan antara risiko dan imbal hasil.

Dengan rumus sederhana dan penggunaan luas di industri keuangan, CAPM berguna untuk menilai valuasi, risiko, dan potensi keuntungan suatu saham.

Meski tidak sempurna, model ini tetap menjadi alat fundamental untuk analisis jangka panjang.

Jika kamu ingin mulai menganalisis saham global dan berinvestasi secara cerdas serta kapan pun, kamu bisa mulai lewat aplikasi Gotrade Indonesia dengan fitur trading 24 jam.

FAQ

  1. Apa itu CAPM dalam investasi?

CAPM adalah model untuk menghitung expected return berdasarkan risiko pasar dan beta suatu aset.

  1. Mengapa CAPM penting?

Karena membantu menilai apakah suatu saham memberikan imbal hasil yang sesuai risikonya.

  1. Bisakah CAPM dipakai untuk semua jenis aset?

Ya, CAPM bisa dipakai untuk saham, obligasi, ETF, dan proyek bisnis selama datanya tersedia.

Disclaimer: PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.

Read more