Break Even Point (BEP): Arti, Fungsi, dan Cara Menghitung

Break even point adalah titik impas bisnis antara pendapatan dan biaya. Pelajari cara menghitung BEP dan artinya bagi analisis saham.

Break Even Point (BEP): Arti, Fungsi, dan Cara Menghitung
Freepik.com/@freepik

Dalam dunia bisnis dan investasi, setiap perusahaan pasti ingin tahu kapan mereka mulai benar-benar menghasilkan keuntungan. Nah, di sinilah konsep break even point (BEP) memainkan peran penting.

BEP membantu menjawab pertanyaan paling dasar dalam analisis keuangan: “Berapa banyak penjualan yang dibutuhkan agar bisnis tidak rugi?”. Bagi investor saham, memahami BEP juga berguna untuk menilai efisiensi operasional dan potensi profitabilitas sebuah perusahaan.

Lantas, apa itu break even point, bagaimana cara menghitungnya, dan apa artinya dalam analisis bisnis? Gotrade akan menjelaskannya dengan lengkap di bawah ini.

Definisi Break Even Point

Break even point adalah titik di mana total pendapatan perusahaan sama dengan total biaya, tanpa hitung untung dan rugi. Dengan kata lain, BEP menunjukkan seberapa besar volume penjualan minimum yang harus dicapai agar bisnis menutupi semua biayanya.

Setelah melewati titik ini, setiap tambahan penjualan akan mulai menghasilkan keuntungan bersih bagi perusahaan.

Dalam konteks saham, BEP juga bisa digunakan untuk mengukur seberapa efisien perusahaan mengonversi penjualan menjadi laba, semakin cepat mencapai titik impas, semakin baik model bisnisnya, melansir Wall Street Prep.

Fungsi Break Even Point dalam Analisis Keuangan

Mengetahui BEP bukan hanya soal menghitung angka, tapi memahami struktur biaya dan strategi pertumbuhan perusahaan. Berikut beberapa fungsi utamanya:

1. Menentukan target penjualan minimum

BEP membantu perusahaan menentukan berapa unit produk yang harus dijual agar bisnis tidak merugi. Ini sangat penting dalam perencanaan keuangan dan budgeting, terutama untuk perusahaan baru.

2. Menilai efisiensi biaya

Dengan membandingkan BEP dari tahun ke tahun, manajemen dapat melihat apakah biaya tetap (fixed cost) atau variabel meningkat terlalu cepat.

3. Analisis risiko dan margin keamanan

BEP juga membantu menghitung margin of safety, yaitu seberapa jauh penjualan aktual dapat turun sebelum perusahaan mulai merugi.

4. Evaluasi model bisnis dan harga jual

Jika BEP terlalu tinggi, perusahaan mungkin perlu menaikkan harga jual atau menekan biaya produksi agar operasional tetap efisien.

5. Digunakan dalam valuasi saham

Analis saham kadang melihat titik impas operasional untuk menilai kapan perusahaan akan mulai menghasilkan profit konsisten, terutama pada startup atau sektor yang masih tumbuh.

Cara Menghitung Break Even Point

Ada dua pendekatan umum untuk menghitung BEP, yakni berdasarkan unit produk dan berdasarkan nilai penjualan.

1. BEP berdasarkan unit (Unit Break Even Point)

BEP (unit) = Biaya Tetap ÷ (Harga Jual per Unit – Biaya Variabel per Unit)

Keterangan:

  • Biaya tetap (fixed cost): biaya yang tidak berubah meski volume produksi berubah (contoh: sewa, gaji tetap).
  • Biaya variabel (variable cost): biaya yang berubah tergantung jumlah unit yang diproduksi (contoh: bahan baku).
  • Harga jual per unit: harga produk di pasar.

Contoh:
Sebuah perusahaan memiliki biaya tetap $100.000, biaya variabel $10 per unit, dan harga jual $25 per unit.

BEP = 100.000 ÷ (25 – 10) = 6.667 unit

Artinya, perusahaan harus menjual minimal 6.667 unit agar menutup semua biaya dan mulai mencetak keuntungan.

2. BEP berdasarkan nilai penjualan (Sales Break Even Point)

BEP (penjualan) = Biaya Tetap ÷ (1 – (Biaya Variabel ÷ Penjualan))

Jika margin kontribusi perusahaan adalah 40%, maka:

BEP = 100.000 ÷ 0,4 = $250.000

Artinya, bisnis mulai untung setelah penjualan melewati $250.000.

Apa yang Bisa Disimpulkan dari Break Even Point?

BEP memberikan banyak insight tentang daya tahan dan efisiensi operasional suatu bisnis. Berikut beberapa kesimpulan penting yang bisa diambil:

1. Semakin rendah BEP, semakin efisien bisnisnya

Artinya, perusahaan tidak perlu menjual terlalu banyak untuk mencapai profit, ini menunjukkan manajemen biaya yang baik.

2. BEP tinggi = risiko lebih besar

Investopedia menekankan bahwa jika biaya tetap terlalu tinggi, maka perusahaan butuh penjualan besar hanya untuk menutupi biaya. Ini membuat bisnis lebih rentan terhadap fluktuasi permintaan.

3. Perbandingan antarperusahaan

Investor bisa membandingkan BEP antarperusahaan di industri yang sama.
Misalnya, perusahaan A mencapai BEP di penjualan $5 juta, sementara B butuh $8 juta, berarti A lebih efisien dan cepat menghasilkan laba.

4. Dampak terhadap valuasi saham

Perusahaan yang cepat mencapai break even cenderung lebih menarik bagi investor, karena menandakan arus kas yang lebih stabil dan risiko kerugian lebih kecil.

Kesimpulan

Break even point adalah titik impas yang menunjukkan kapan bisnis mulai menghasilkan laba setelah menutupi seluruh biaya. Rasio ini membantu perusahaan menilai efisiensi biaya, menetapkan strategi harga, dan memahami tingkat risiko operasional.

Bagi investor, memahami BEP berarti memahami seberapa tangguh perusahaan menghadapi tekanan pasar dan seberapa cepat mereka bisa berbalik untung.

Jadi, sebelum kamu membeli saham perusahaan, coba tanyakan: “Sudahkah mereka melewati titik impasnya?” Kalau jawabannya ya, mungkin itu sinyal kuat buat kamu mulai mempertimbangkan investasi lewat Gotrade!

Lewat aplikasi Gotrade, kamu bisa memiliki saham perusahaan global mulai dari $1 sambil belajar membaca laporan keuangan seperti analis profesional. Klik di sini untuk download apps Gotrade!

FAQ

  1. Apa itu break even point?
    Break even point adalah titik di mana total pendapatan sama dengan total biaya — bisnis tidak untung maupun rugi.
  2. Apa fungsi BEP dalam bisnis?
    Untuk menentukan target penjualan minimum dan menilai efisiensi biaya operasional perusahaan.
  3. Apa manfaat BEP bagi investor saham?
    Membantu menilai kapan perusahaan berpotensi mulai mencetak laba dan seberapa efisien model bisnisnya.

Disclaimer: PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.